Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan - Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan pemikiran kas). Rasio menggambarkan suatu kekerabatan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio sanggup dipakai untuk membimbing investor dan kreditor untuk menciptakan keputusan atau pertimbangan perihal pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian info , yang dinyatakan dalam artian relatif maupun sewenang-wenang untuk menjelaskan kekerabatan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis Rasio Keuangan |
Analisis rasio keuangan memakai data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan kekerabatan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan sanggup memperlihatkan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi jika hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh administrasi perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio yakni penggabungan yang memperlihatkan kekerabatan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, kekerabatan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang dipakai dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu dipakai untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan yakni analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)
Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio yakni untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan info yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis ratio intinya tidak hanya berkhasiat bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda berdasarkan kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.
Analisis ratio berkhasiat bagi para analisis intern untuk membantu administrasi menciptakan penilaian mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang sanggup mengakibatkan kesultan keuangan.
1. Rasio Likuiditas
Adalah memperlihatkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada dikala ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri dari :
a. Current Ratio
Current Ratio yakni perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Current ratio memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
b. Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva perusahaan yang paling likuid yakni kas dan surat berharga. Cash ratio memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang sanggup segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.
Rumus :
Cash Ratio = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar
c. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini memperlihatkan besarnya alat likuid yang paling cepat bisa dipakai untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, lantaran untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
2 . Ratio Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada dikala itu dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu perusahaan yang solvabel belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvabel belum tentu ilikuid. Dalam kekerabatan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang sanggup dialami oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
b. Perusahaan yang likuid dan solvabel
c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid
Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu :
a. Total Assets to Total Debt Ratio
Total Assets to total Debt Ratio yakni ratio yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aktiva (total assets) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt dilain pihak).
Rumus :
Total Debt Ratio = Total Hutang / Total Aktiva
b.Total Debt To Equity ratio
Rasio ini membandingkan modal sendiri (Net worth) di satu pihak dengan total hutang (Total Debt) di lain pihak.
Rumus :
Total Debt To Equity Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri
Makin kecil prosentase ratio ini berarti makin cepat perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat solvabilitas sanggup dipertinggi hanya dengan jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut :
1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.
2. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.
3. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan memperlihatkan perbandingan antara keuntungan dengan aktiva atau modal yang menghasilkan keuntungan tersebut. Dengan kata lain rentabilitas yakni kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 1997, hal 35).
Adapun cara penilaian Rentabilitas yakni :
a. Rasio Rentabilitas Ekonomi (Earning Power)
Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara keuntungan perjuangan dengan modal sendiri dan modal abnormal yang dipergunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Bambang Riyanto, 1997, hal 36).
Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating Capital / Assets). Demikian pula keuntungan yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah keuntungan yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut keuntungan perjuangan (Net Operating Income).
Rumus :
Rentabilitas Ekonomi = EAT / Total Aktiva
Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan oleh dua faktor yaitu :
- Profit Margin, yaitu perbandingan antara “Net Operating Income”, dengan “Net Sales”, perbandingan mana dinyatakan dalam persentase.
- Turnover of Operating Assets (Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating asets dalam suatu periode tertentu.
b. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas perjuangan yakni perbandingan antara jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan keuntungan tersebut dilain pihak (Bambang Riyanto, 1997, hal 44).
0 Response to "Analisis Rasio Keuangan"
Posting Komentar