Pengertian, Macam-Macam Dan Teladan Konjungsi Subordinatif
Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif – Seperti yang kita ketahui bahwa jenis-jenis konjungsi ada lima macam yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat dan konjungsi antarparagraf.
Nah, konjungsi koordinatif dan konjungsi korelatif sudah kita bahas di halaman sebelumnya. Silahkan dicek kembali di sini: Pengertian, Jenis serta ciri konjungsi beserta contohnya .
Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif
Oke, kita eksklusif saja membahas perihal konjungsi subordinatif.
1. Konjungsi subordinatif dan contohnya
Konjungsi subordinatif yaitu kata hubung yang menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat. Ini berarti bahwa klausa yang dihubungkan tidak setara atau tidak mempunyai kedudukan yang sama. Dengan kata lain, ada klausa yang lebih tinggi dan ada klausa yang lebih rendah. Nah, konjungsi subordinatif ini menghubungkan keduanya.
Macam-macam atau jenis-jenis konjungsi subordinatif dan misalnya yakni:
a. Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu
Konjungsi yang menyatakan waktu ini menyatakan terjadinya suatu bencana dimana terdapat tiga macam waktu yaitu:
1) Waktu permulaan, memakai kata hubung “sedari”, “sejak”.
Contoh:
• Sedari dulu saya lebih suka menyendiri daripada harus berkumpul bersama teman-teman.
• Dia mulai berubah sifat dan sikapnya semenjak kelas 8 SMP.
2) Waktu bersamaan, memakai kata hubung “seraya”, “sambil”, “sementara”, “sewaktu”, “serta”, “ketika”, “tatkala”, “selama”, “selagi”.
Contoh:
• Anak itu menangis seraya berkata, “aku mau permen!”.
• Coba lihat anak itu!, beliau sanggup menyanyi sambil berjoget.
• Sementara saya pergi, Kamu sanggup nonton tv dulu di kamarku.
• Andi selalu main game di rumah sewaktu bapak ibunya ke pasar.
• Pak Jono selalu membawa serta keluarganya dikala dinas ke luar negeri.
• Orang itu selalu tiba kepadaku dikala ada maunya.
• Tatkala orang pada asyik liburan, saya malah lembur kerjaan.
• Dugaanku, si pencuri tiba selama kita pergi liburan.
• Silahkan di minum kopinya selagi masih hangat. Nanti keburu cuek lho.
3) Waktu berurutan, memakai kata hubung “selesai”, “sehabis”, “sesudah”, “setelah”, “seusai”, “begitu”, “sebelum”.
Contoh:
• Selesai sekolah jangan lupa mampir ke rumah nenek.
• Insya Allah sehabis sholat ‘ashar saya ke rumahmu.
• Setelah menumis bumbu halus kemudian masukan santan cair.
• Kita selesaikan dilema ini dulu setelah itu gres kita pergi ngopi.
• Banyak para siswa gundah mau kuliah atau kerja seusai kelulusan sekolah SMA.
• Begitu selesai dirumuskan, kita eksklusif ke tahap pengaplikasiannya.
• Jangan lupa, obatnya itu harus diminum sebelum makan.
4) Waktu batas akhir, memakai kata hubung “hingga”, “sampai”.
Contoh:
• Tetaplah berbuat kebaikan hingga Tuhan memanggil kita.
• Kita dihentikan melaksanakan penyergapan hingga malam tiba.
• Sampai kapan kau mau bermalas-malasan begini?.
b. Konjungsi subordinatif yang menyatakan syarat terlaksananya sesuatu hal.
Konjungsi jenis ini memakai kata hubung “manakala”, “jikalau”, “kalau”, “jika”, “asalkan”, “bilamana”, “apabila”.
Baca juga: Kalimat simpleks dan kompleks
Contoh:
• Aku akan menemuimu manakala bulan purnama.
• Kalau kau gak sanggup profesional, posisimu akan diganti.
• Hidup ini tidak akan indah kalau tidak ada kamu.
• Jikalau kau jadi presiden, kau niscaya sanggup berbuat banyak hal untuk masyarakat.
• Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu asalkan kau mau patuh kepadaku.
• Bilamana hatimu mulai jenuh, itulah waktu yang sempurna untuk refreshing.
• Kamu akan diterima kerja di daerah ini apabila kau lolos seleksi wawancara yang dilangsungkan besok siang.
c. Konjungsi subordinatif yang menyatakan suatu pengandaian.
Jenis konjungsi ini memakai kata hubung “seandainya”, “andaikata”, “andaikan”, “seumpama”, “umpamanya”, “sekiranya”.
Contoh:
• Seadainya saja saya punya modal untuk bikin perjuangan kue.
• Andaikata tadi saya gak datang, niscaya akan gak sanggup nasi bungkus.
• Andaikan petaka ini terjadi pada keluargamu, apa perasaanmu?.
• Seumpama kau jadi orang kaya, belum tentu keinginan muliamu itu terlaksana.
• Umpamanya kau jadi aku, niscaya juga gundah mau berbuat apa.
• Sekirannya saya punya kesempatan, niscaya akan saya usahakan dengan sungguh-sungguh.
d. Konjungsi subordinatif yang menyatakan tujuan atau harapan.
Jenis konjungsi ini memakai kata hubung “biar”, “agar”, “supaya”.
Contoh:
• Dodik terus mencar ilmu biar cepat lulus kuliahnya.
• Sarimin rajin sekali ke pasar semoga sanggup memahami ilmu ekonomi secara praktik langsung.
• Pak Ahmad rajin bekerja siang dan malam supaya keluarganya tercukupi kebutuhan hidupnya.
Artikel ini di atas yang berjudul Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Konjungsi Subordinatif akan kita sambung di halaman selanjutnya yang berjudul jenis-jenis konjungsi subordinatif dan contohnya yang merupakan bab kedua.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Pengertian, Macam-Macam Dan Teladan Konjungsi Subordinatif"
Posting Komentar