Latar Belakang
Salah satu problem pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia yaitu
masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak pribadi maupun tidak pribadi terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan hingga dikala ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Perekonomian Indonesia semenjak krisis ekonomi pada pertengahan 1997, membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 8-7 persen. Padahal, problem pengangguran dekat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis perembesan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun niscaya ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah. Bayangkan, pada 1997, jumlah pengangguran terbuka mencapai 4,18 juta.
Fenomena pengangguran juga berkaitan dekat dengan terjadinya pemutusan korelasi kerja, yang disebabkan antara lain:
a.Perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akhir krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif
b.Peraturan yang menghambat investasi
c.Hambatan dalam proses ekspor impor, dll
A.Defenisi Pengangguran
Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran yaitu suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8). Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran yaitu jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memperlihatkan definisi pengangguran yaitu:
Pengangguran terbuka yaitu seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia mendapatkan pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa yaitu seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja sanggup berdiri diatas kaki sendiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4)
Tingkat pengangguran sanggup dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan mengakibatkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang mengakibatkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga sanggup menimbulkan efek psikologis yang jelek terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga sanggup mengakibatkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang yaitu menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang ibarat Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B.Anatomi Pengangguran
Anatomi pengangguran dibetuk sekitar 3 faktor pokok dari pelaku pengagguran yaitu:
1.Terdapat arus keluar masuk yang besar dari individu-individu dari pengangguran setiap bulan dan sebagian besar orang-orang yang menjadi penganggur dalam tiap bulan tertentu tetap menganggur hanya untuk waktu yang singkat
2.Banyak diantara para penganggur merupakan orang-orang yang akan menjadi penganggur untuk waktu yang sangat usang
3.Terdapat perbedaan yang besar dari tingkat pengangguran pada kelompok-kelompok yang berbeda dalam angkatan kerja.
C. Jenis-Jenis Pengangguran
1.Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
a.Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal lantaran suatu alasan tertentu.
b.Setengah Menganggur (Under Unemployment) yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal lantaran tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c.Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) yaitu tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak lantaran memang belum menerima pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2.Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya hambatan waktu, info dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu tempat akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya insan yang mempunyai kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang gres yang lebih baik
b.Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. Contohnya: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja gres untuk ekspansi usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
c.Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya: Suatu tempat yang tadinya agraris (pertanian) menjadi tempat industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
-Akibat seruan berkurang
-Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
-Akibat kebijakan pemerintah
d.Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman yaitu keadaan menganggur lantaran adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang mengakibatkan seseorang harus nganggur. Contohnya: pada trend panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
e.Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang terjadi akhir perubahan atau penggantian tenaga insan menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, sehabis ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f.Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi lantaran adanya peraturan pemerintah yang secara langsungatau tidak, menjadikan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehingga menimbulkan PHK. g.Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau lantaran jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
D.Masalah Pengangguran Secara Umum
Berikut yaitu beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi di Indonesia.
1.Pendidikan rendah
Pendidikan yang rendah dpat mengakibatkan seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Di karenakan semua perusahaan membutuhkan pegawai seminimal SMA.
2.Kurangnya keterampilan
Banyak mahasiswa atau lulusan Sekolah Menengan Atas yang sudah mempunyai kriteria dalam bekerja,namun dalam teknisnya keterampilannya masih kurang. Sehingga susah dalam mencari pekerjaan.
3.Kurangnya lapangan pekerjaan
Setiap tahunnya, Indonesia mempunyai jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
4.Kurangnya tingkat EQ masyarakat
Tingkat EQ mencakup kemampuan seseorang dalam mengandalikan emosi, yang kuat terhadap keterampilan berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang mendukung dalam hidup di masyarakat.
5.Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain.
Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan hidup kepada orang renta atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk membuat suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
6.Tidak Mau berwirausaha
Umumnya sesorang yang gres lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu yaitu tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
Salah satu bentuk pengangguran yang terkenal arif balig cukup akal ini yaitu pengangguran terdidik. Kekurang selarasan antara perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembangan lapangan kerja merupakan penyebab utama terjadinya jenis pengangguran ini. Pengangguran terdidik secara potensial sanggup menyebabkantimbulnya masalah-masalah sosial dengan tingkat rawan yang lebih tinggi, membuat pemborosan sumber daya pendidikan, menurunkan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan.
Menurunnya apresiasi masyarakat terhadap pendidikan itu di ditandai oleh: 1.Berkurangnya jumlah siswa (di samping akhir keberhasilan KB).
2.Meningkatnya jumlah tenaga kerja (TK) unskill and uneducated dalam sektor sekunder.
3.Rendahnya angka melanjutnya pendidikan (di Jawa Barat hanya 57% lulusan SD meneruskan ke SMP).
4.Meningkatnya jumlah pengguna jasa pendidikan luar negeri.
E.Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan menjadikan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akhir penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat mencakup hal-hal berikut ini:
1.Pendapatan Per Kapita
Orang yang menganggur berarti tidak mempunyai penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya yaitu terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
2.Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum hingga di tangan peserta dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
3.Beban Psikologis
Semakin usang seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang mempunyai pekerjaan berarti ia mempunyai status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan dalam jangka waktu usang akan merasa rendah diri (minder) lantaran statusnya yang tidak jelas.
4.Munculnya biaya sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial ibarat biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akhir kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
5.Menurunkan Tingkat Keterampilan
Dengan menganggur, tingkat keterampilan seseorang akan menurun Semakin usang menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan seseorang.
6.Menurunnya Aktivitas Perekonomian
Pengangguran mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Dayabeli masyarakat yang menurun mengakibatkan turunnya seruan terhadapbarang dan jasa. Hal ini menjadikan para pengusaha dan investor tidak garang melaksanakan ekspansi dan pendirian industri gres sehingga acara perekonomian menjadi turun.
F.Cara Mengatasi Pengangguran di Indonesia
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
1.Memperbaiki pasar tenaga kerja
2.Menyediakan agenda pelatihan
3.Menciptakan agenda padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:
1.Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, tunjangan kerja dan kebebasan berserikat, dan
2.Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Ada banyak sekali cara dalam mengatasi pengangguran,yaitu :
1.Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal
2.Penyediaan Informasi perihal Kebutuhan Tenaga Kerja
3.Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
4.Menggalakkan agenda transmigrasi
5.Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
6.Mengintensifkan agenda keluarga berencana
7.Menekan impor dan memperbanyak ekspor
Hal hal di atas yaitu beberapa cara yang sanggup di gunakan pemerintah dalam mengurangi pengangguran diIndonesia dan sanggup memperkuat ekonomi Indonesia. Namun pemerintah tidak akan bisa menjalankan program-program tersebut kalau tanpa adanya kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Pengangguran konjungtural terjadi lantaran naik turunnya kegiatan perekonomian yang suatu dikala menjadikan turunnya daya beli masyarakat yang di ikuti oleh turunnya seruan terhadap barang dan jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan cara-cara berikut; 1.Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka banyak sekali proyek-proyek pemerintah.
2.Mengarahkan masyarakat biar memakai pendapatannya untuk membeli barang dan jasa sehingga seruan terhadap barang dan jasa meningkat.
3.Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan promosi yang menarik biar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.
Kesimpulan
a.Pengangguran yaitu suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan
b.Jenis-Jenis Pengangguran
1.Berdasarkan Jam Kerja
a.Pengangguran Terselubung
b.Setengah Menganggur
c.Pengangguran Terbuka
2.Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.Pengangguran friksional
b.Pengangguran konjungtural
c.Pengangguran struktural
d.Pengangguran musiman
e.Pengangguran teknologi
f.Pengangguran Politis
g.Pengangguran Deflatoir
c.Beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi di Indonesia.
1.Pendidikan rendah.
2.Kurangnya keterampilan.
3.Kurangnya lapangan pekerjaan.
4.Kurangnya tingkat EQ masyarakat
5.Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain.
6.Tidak Mau berwirausaha
d.Cara Mengatasi Pengangguran di Indonesia
1.Memperbaiki pasar tenaga kerja
2.Menyediakan agenda pelatihan
3.Menciptakan agenda padat karya
DAFTAR PUSTAKA
cerciterismah.blogspot.com/search?q=makalah-pengangguran.
http://ibnuhenk.wordpress.com/2013/06/25/makalah-pengangguran/
http://orinkaltimindonesia.wordpress.com/2010/11/21/makalah-pengangguran/
http://www.slideshare.net/mellylydea/makalah-pengangguran
http://zenaoke.wordpress.com/2012/04/17/makalah-pengangguran/
Sumber http://adnantandzil.blogspot.com
0 Response to "✔ Makalah : Pengertian Dan Fenomena Pengangguran Di Indonesia"
Posting Komentar