A.Latar Belakang
Memanfaatkan kemajuan terbaru dalam teori (1) hak milik, (2) lembaga, dan (3) keuangan untuk mengembangkan teori struktur kepemilikan untuk perusahaan. Selain mengikat bersama masing-masing tiga bidang elemen teori tersebut, analisis ini melemparkan cahaya gres dan mempunyai implikasi untuk banyak sekali masalah dalam literatur profesional dan terkenal termasuk definisi perusahaan, "pemisahan kepemilikan dan kontrol , "tanggung jawab sosial" dari bisnis, definisi dari “fungsi objektifitas perusahaan, "penentuan struktur modal yang optimal, spesifikasi isi perjanjian kredit, teori organisasi, dan sisi pasokan kelengkapan yang memasarkan masalah. Sementara literatur ekonomi penuh dengan acuan ke "teori perusahaan," bahan umumnya dimasukkan di bawah judul yang sebetulnya bukan teori perusahaan melainkan teori pasar di mana perusahaan ialah pemain film penting. Perusahaan ini merupakan "kotak hitam" yang dioperasikan sehingga sanggup memenuhi kondisi marjinal yang relevan sehubungan dengan input dan output, sehingga memaksimalkan keuntungan, atau lebih tepatnya, nilai sekarang. Kecuali untuk langkah-langkah gres dan sedikit tentatif, namun, kami tidak mempunyai teori yang menjelaskan bagaimana tujuan yang saling bertentangan dari akseptor individu dibawa ke ekuilibrium sehingga menghasilkan hasil ini. Keterbatasan tampilan kotak hitam dari perusahaan telah dikutip oleh Adam Smith dan Alfred Marshall, antara lain. Baru-baru ini, perdebatan terkenal dan profesional atas "tanggung jawab sosial" dari perusahaan, pemisahan kepemilikan dan kontrol, dan ruam tinjauan literatur pada "teori perusahaan" telah dibuktikan dengan keprihatinan masalah ini. Sejumlah upaya besar telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir untuk membangun teori perusahaan dengan menggantikan model lain untuk keuntungan atau maksimalisasi nilai, dengan setiap upaya termotivasi oleh keyakinan bahwa yang terakhir ialah tidak memadai untuk menjelaskan sikap manajerial di perusahaan besar. Beberapa upaya reformulasi tersebut telah menolak prinsip dasar memaksimalkan sikap serta menolak model memaksimalkan keuntungan yang lebih spesifik. Kami mempertahankan gagasan memaksimalkan sikap pada belahan dari semua individu dalam analisis yang mengikuti. Banyak masalah yang bekerjasama dengan ketidakcukupan teori dikala ini perusahaan juga sanggup dilihat sebagai kasus khusus dari teori hubungan tubuh di mana ada tumbuh literature. Literatur ini telah dikembangkan secara independen dari literatur hak milik meskipun masalah dengan yang bersangkutan sama; pendekatan tersebut sebetulnya sangat melengkapi satu sama lain. B.Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah game teori dilaksanakan?
2.Jelaskan mengenai teori agency yang dilaksanakan oleh manajer di sebuah perusahaan?
3.Bagaimana hubungan Biaya Badan Usaha di Luar Ekuitas dengan teori agency?
4.Menjelaskan beberapa model kerjasama dari teori?
5.Bagaimana menetukan Skala Optimal dari Perusahaan?
6.Bagaimana peranan monitoring dan kegiatan bonding untuk mengurangi biaya agency? 7.Faktor-faktor apa sajakah yang menghipnotis ukuran divergence dari ideal maksimalisasi?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui bagaimanakah game teori dilaksanakan
2.Mampu menjelaskan mengenai teori agency yang dilaksanakan oleh manajer di sebuah perusahaan
3.Memahami hubungan biaya tubuh perjuangan di luar ekuitas dengan teori agency
4.Mengetahui beberapa model kerjasama dari teori
5.Memahami cara penentuan skala optimal dari perusahaanMengetahui peranan monitoring dan kegiatan bonding untuk mengurangi biaya agency
6.Memahami banyak sekali faktor-faktor yang menghipnotis ukuran divergence dari ideal maksimalisasi
A.Game Theory
Pada dasarnya, teori permainan model interaksi dua atau lebih pemain. Sering, interaksi ini terjadi di hadapan ketidakpastian dan asimetri informasi. Setiap pemain diasumsikan untuk memaksimalkan atau utilitas yang diharapkan dari padanya, menyerupai investor lakukan dalam teori keputusan dan keputusan investasi kami. Perbedaannya ialah bahwa teori permainan, selain mempertimbangkan ketidakpastian yang timbul dari realisasi acak negara alam, mensyaratkan bahwa para pemain secara resmi mengambil tindakan pemain lain ke rekening. Tindakan pemain lain bisa sangat sulit memprediksi, lantaran tindakan yang dipilih oleh salah satu pemain akan tergantung pada apa tindakan tha pemain berpikir pemain lain akan mengambil, dan sebaliknya. Akibatnya, teori permainan cenderung lebih kompleks daripada teori keputusan dan teori investasi. Namun, legalisasi formal konflik antara pihak-pihak yang rasional sangat memperluas banyak sekali situasi ditangani oleh teori.
Cara lain untuk melihat teori permainan ialah bahwa jumlah sebetulnya pemain terletak "di antara '' jumlah dalam teori keputusan tunggal dan di pasar. Di satu sisi, dalam teori keputusan, ada satu pemain, bermain game melawan permainan yang bersifat alamiah yang sanggup dianggap sebagai salah satu realisasi alamiah. Pada titik ekstrem yang lain, kita bisa memikirkan pasar sebagai game dengan sejumlah besar pemain. Model situasi ini sebagai permainan non-kooperatif, lantaran sulit untuk membayangkan perjanjian yang mengikat antara manajer dan investor ihwal apa info spesifik yang harus diberikan. Untuk satu hal, kesepakatan tersebut akan sangat mahal, lantaran perjanjian serupa akan harus bernegosiasi dengan semua pengguna. Namun pengguna yang berbeda mungkin mempunyai masalah keputusan bervariasi dan kebutuhan info yang berbeda, sehingga banyak set yang berbeda dari laporan keuangan akan dibutuhkan. Bahkan kalau perjanjian yang mengikat menyerupai dibuat, mereka akan sulit dan mahal untuk menegakkan, lantaran setiap pengguna akan perlu untuk melakukan, atau menyewa, penyelidikan audit perusahaan untuk memantau kepatuhan administrasi dengan kesepakatan. Dalam konteks lain, perjanjian mengikat melanggar hukum, menyerupai ketika sebuah industri oligopolistik memasuki perjanjian dalam perdagangan bebas.
B.Biaya Agency
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya hemat (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Menurut Meisser, et al., (2006:7) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu : (a) terjadinya info asimetris (information asymmetry), dimana administrasi secara umum mempunyai lebih banyak info mengenai posisi keuangan yang sebenarya dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b) terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akhir ketidak samaan tujuan, dimana administrasi tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.
Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik oleh principal maupun agent. Jensen dan Meckling (1976) membagi biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost ialah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor sikap agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol sikap agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi prosedur yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akhir dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal.
Menurut Schoeck (2002: 81) penerapan administrasi risiko sanggup menurunkan biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko perusahaan juga sanggup dijadikan prosedur pengawasan dalam menurunkan info asimetris dan berkontribusi untuk menghindari sikap oportunis dari manajer (Kajuter et al., 2005).
Dalam kaitannya dengan masalah keagenan ini, positif accounting theory (Watts dan Zimmerman, 1986) mengajukan tiga hipotesis, yaitu bonus plan, hypothesis, debt/equity hypothesis, dan political cost hypothesis, yang secara implisit mengakui tiga bentuk keagenan, yaitu antara pemilik dengan manajeme, antara kreditor dengan manajemen, dan antara pemerintah dengan manajemen. Sehingga secara luas, principal bukan hanya pemilik perusahaan, tetapi juga bisa berupa pemegang saham, kreditur, maupun pemerintah.
Isu GCG diawali dengan munculnya pemisahan antara pemilik dan manajemen. Pemilik atau pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan administrasi sebagai agen. Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan biro sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memperlihatkan mandat kepada biro untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan biro merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh prinsipal kepadanya.
Aplikasi agency theory sanggup terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai prosedur bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak sanggup fairness yaitu bisa menyeimbangkan antara prinsipal dan biro yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh biro dan sumbangan insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen.
Inti dari Agency Theory atau teori keagenan ialah pendesainan kontrak yang sempurna untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan biro dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott, 1997).
Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah perkiraan yaitu :
1.Asumsi ihwal sifat manusia
Asumsi ihwal sifat insan menekankan bahwa insan mempunyai sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), mempunyai keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion)
2.Asumsi ihwal keorganisasian
Asumsi keorganisasian ialah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara prinsipal dan agen.
3.Asumsi ihwal informasi
asumsi ihwal info ialah bahwa info dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan. Hubungan keagenan sebagai kontrak di mana satu orang atau lebih melibatkan orang lain (agen) untuk melaksanakan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Jika kedua belah pihak untuk hubungan yang maximizers utilitas, ada alasan besar lengan berkuasa untuk percaya bahwa biro tidak akan selalu bertindak demi kepentingan terbaik dari pimpinan. Pimpinan sanggup membatasi divergensi dari minatnya dengan mendirikan insentif yang sempurna untuk biro dan dengan menimbulkan biaya monitoring yang dirancang untuk membatasi kegiatan yang menyimpang dari agen.
Biaya agensi sebagai jumlah dari "kerugian residual.":
1.Pengeluaran pemantauan oleh prinsipal,
2. Pengeluaran ikatan oleh agen,
3. Kerugian residual.
Masalah mendorong sebuah "agen" untuk berperilaku seperti sedang memaksimalkan kesejahteraan yang cukup umum. Ini ada di semua organisasi dan dalam semua upaya-pada koperasi setiap tingkat administrasi dalam perusahaan, di universitas, di perusahaan bersama. Perkembangan teori untuk menjelaskan bentuk biaya agensi yang mengambil di setiap situasi ini (dimana hubungan kontraktual berbeda secara signifikan), dan bagaimana dan mengapa mereka dilahirkan akan mengakibatkan teori kaya organisasi yang kini kurang di bidang ekonomi dan sosial ilmu umum.
C.Biaya Badan Usaha di Luar Ekuitas
Biaya agensi akan dihasilkan oleh perbedaan antara kepentingan dan orang-orang dari pemegang saham luar, lantaran ia akan menanggung hanya sebagian kecil dari biaya manfaat non-uang beliau mengambil dalam memaksimalkan utilitas sendiri. Jika manajer hanya mempunyai 95 persen saham, beliau akan mengeluarkan sumber daya ke titik di mana utilitas marjinal yang berasal dari pengeluaran satu dolar dari sumber daya perusahaan pada item tersebut sama dengan utilitas marjinal pelengkap 95 sen daya beli umum (yaitu, bagiannya dari pengurangan kekayaan) dan tidak satu dolar. Kegiatan-kegiatan tersebut, di pihaknya, sanggup dibatasi (tapi mungkin tidak dihilangkan) dengan pengeluaran sumber daya pada pemantauan acara oleh pemegang saham luar.
Calon Pemegang saham minoritas akan menyadari bahwa kepentingan pemilik-manajer akan sedikit berbeda dari mereka; maka harga saham yang akan mereka bayar akan mencerminkan biaya pemantauan dan efek perbedaan antara kepentingan manajer dan mereka. Namun demikian, mengabaikan untuk dikala ini kemungkinan meminjam terhadap kekayaannya, pemilik akan merasa diinginkan untuk menanggung biaya-biaya tersebut selama peningkatan kesejahteraan yang dialaminya dari konversi klaimnya pada perusahaan dalam daya beli umum cukup besar untuk mengimbangi mereka. Dalam rangka mengembangkan beberapa struktur untuk analisis untuk mengikuti dua set asumsi. Set pertama (asumsi permanen) ialah mereka yang akan melaksanakan hampir semua analisis di belahan 2-5. Set kedua (asumsi sementara) yang dibentuk hanya untuk tujuan eksposisi dan santai segera sesudah poin dasar telah diklarifikasi.
Asumsi Permanen
(P.1)Semua pajak ialah nol.
(P.2)Ada kredit perdagangan tersedia.
(P.3)Semua saham ekuitas di luar non-voting.
(P.4)Tidak ada klaim keuangan yang kompleks menyerupai obligasi konversi atau saham preferen atau waran sanggup diterbitkan.
(P.5)ada di luar keuntungan pemilik utilitas dari kepemilikan di sebuah perusahaan dengan cara apapun selain melalui efeknya pada kekayaan atau arus kas nya.
(P.6)Semua aspek dinamis sifat multiperiod masalah diabaikan dengan perkiraan hanya ada satu keputusan produksi-pembiayaan yang akan dilakukan oleh pengusaha.
(P.7)Pengusaha-manajer upah uang tetap konstan di seluruh analisis.
(P.8)Terdapat manajer tunggal (koordinator puncak) dengan kepemilikan di perusahaan.
Asumsi Sementara
(T.1)Ukuran perusahaan ialah tetap.
(T.2) Tidak ada Kegiatan pemantauan atau ikatan yang mungkin.
(T.3)Tidak ada pembiayaan utang melalui obligasi, saham preferen, atau pinjaman pribadi (dijamin atau yang dijamin) ialah mungkin.
(T.4)Semua elemen masalah keputusan pemilik-manajer yang melibatkan pertimbangan portofolio yang disebabkan oleh adanya ketidakpastian dan adanya risiko diversifikasi diabaikan.
D.Beberapa Model Kerjasama dari Teori Permainan
Dua kegunaan penting dari kontrak yang mempunyai implikasi untuk teori akuntansi keuangan. Ini ialah kontrak kerja antara perusahaan dan manajer dan kontrak puncak pinjaman antara manajer perusahaan dan pemegang obligasi. Dalam kontrak ini, kita bisa memikirkan salah satu pihak sebagai principal, dan lainnya agen. Dalam kontrak kerja, pemilik perusahaan ialah principal dan manajer atas ialah biro disewa untuk menjalankan perusahaan atas nama pemilik. Jenis teori ini disebut teori keagenan.
Teori keagenan ialah cabang dari teori permainan yang mempelajari desain kontrak untuk memotivasi biro rasional untuk bertindak atas nama prinsipal ketika biro kepentingan akan dinyatakan bertentangan dengan orang-orang dari principal.
Sebenarnya, kontrak teori keagenan mempunyai karakteristik permainan kooperatif dan non-kooperatif lainnya. Kedua belah pihak tidak secara spesifik baiklah untuk mengambil tindakan tertentu; bukan tindakan termotivasi oleh kontrak itu sendiri. Namun demikian, masing-masing pihak harus sanggup berkomitmen untuk kontrak, yaitu, untuk memenangkan dirinya mereka untuk "bermain sesuai aturan." Sebagai contoh, diasumsikan bahwa manajer dalam kontrak kerja tidak akan ambil keuntungan total perusahaan dan pimpinan untuk yurisdiksi asing. Komitmen tersebut sanggup diberlakukan oleh sistem hukum, dengan memakai ikatan atau escrow pengaturan atau, mungkin, dengan reputasi pihak kontraktor. Akibatnya, kami akan menyertakan mereka di bawah permainan kooperatif.
1.Teori Keagenan: Sebuah Kontrak Kerja Antara Perusahaan Dan Manager
Ketika dua orang ialah untuk menjaga perangkat pemodelan Pemilik dan manajer yang sesederhana mungkin ialah proxy untuk sejumlah besar investor dan manajer yang sama dengan konflik kepentingan. Akibatnya, perusahaan memperlihatkan pemisahan kepemilikan dan kontrol, yang ditangkap oleh model perusahaan sebagai dua individu yang rasional dengan konflik kepentingan.
2.Teori Keagenan: Sebuah Kontrak Pinjaman Manager Pemegang Obligasi
masalah ancaman lain dari moral, yaitu sumbangan kontrak pinjaman dan perusahaan, menyerupai pemegang obligasi dan manajer perusahaan. Pemegang obligasi sebagai pokok dan manajer sebagai agen.
Tingkat bunga 16% mungkin akan tampak terlalu tinggi bagi manajer, terutama semenjak ia membuatkan keuntungan bersih. Akibatnya, manajer sanggup mencoba untuk menemukan beberapa perjanjian kontraktual yang lebih efisien yang akan menurunkan suku bunga. Salah satu kemungkinannya akan berkomitmen untuk mengambil (Hal ini sanggup dilakukan dengan menulis perjanjian perjanjian pinjaman. Contoh perjanjian akan membayar dividen kalau ada interest coverage ratio (rasio keuntungan higienis sebelum bunga dan pajak untuk pembayaran bunga tahunan) di bawah tingkat tertentu. Contoh lain tidak akan melaksanakan pinjaman pelengkap apapun (yang akan mencairkan keamanan pemberi pinjaman yang ada) kalau rasio utang terhadap ekuitas di atas tingkat tertentu. Karena perjanjian yang mengikat secara hukum, pemberi pinjaman akan mengubah probabilitas dinilai dari tindakan
E.Penentuan Skala Optimal dari Perusahaan
Jika manajer memperoleh pembiayaan di luar dan kalau ada biaya nol untuk hubungan tubuh (mungkin lantaran biaya monitoring ialah nol), jalur perluasan juga akan diwakili oleh OZBC. Oleh lantaran itu, jalan ini merupakan apa yang kita sebut solusi "ideal", yaitu yang akan terjadi tanpa adanya biaya agensi.
Asumsikan manajer mempunyai kekayaan pribadi yang cukup untuk sepenuhnya membiayai perusahaan hanya hingga tingkat investasi I1, yang menempatkan beliau di titik Z. Pada titik ini W = I1. Untuk meningkatkan ukuran perusahaan melewati titik ini ia harus memperoleh pembiayaan diluar untuk menutupi investasi pelengkap yang diperlukan, dan ini berarti mengurangi belahan kepemilikannya. Ketika ia melaksanakan hal ini ia menimbulkan biaya agensi, dan fraksi kepemilikannya lebih rendah, yang lebih besar biaya keagenen yang ditimbulkan. Namun, kalau investasi yang membutuhkan pendanaan dari luar yang cukup menguntungkan kesejahteraannya akan terus meningkat.
F.Peran Monitoring dan Kegiatan Bonding dalam Mengurangi Biaya Agency
Dalam prakteknya, mungkin biasanya dengan pengeluaran sumber daya untuk mempunyai kesempatan mengubah pemilik-manager untuk menangkap manfaat non-uang. Metode ini mencakup audit, sistem kontrol formal, pembatasan anggaran, pembentukan sistem kompensasi insentif yang berfungsi untuk mengidentifikasi kepentingan manajer lebih erat dengan orang-orang dari pemegang saham luar, dan sebagainya.
Karena dikala ini nilai pengeluaran monitoring diharapkan di masa depan oleh pemegang saham luar untuk mengurangi nilai dari setiap klaim yang diberikan pada perusahaan mereka untuk dolar, pemegang saham luar akan mempertimbangkan hal ini dalam memilih harga maksimum yang akan membayar untuk setiap sumbangan fraksi ekuitas perusahaan. Oleh lantaran itu, mengingat nilai kegiatan positif monitoring perusahaan yang diberikan oleh VVFMM (,) = - -α dan lokus titik-titik ini untuk banyak sekali tingkat M dan untuk tingkat tertentu α terletak pada garis SM.
Analisis ikatan pengeluaran juga sanggup dilihat dari analisis gambar. 3 yang yang benar-benar tidak ada bedanya membuat-pengeluaran pemilik pemantauan menanggung penuh jumlah dari biaya-biaya tersebut sebagai pengurang kekayaan dalam semua kasus. Misalkan pemilik-manajer bisa mengeluarkan sumber daya untuk menjamin kepada pemegang saham luar bahwa ia akan membatasi kegiatannya pada biaya perusahaan F. Pengeluaran ini disebut "biaya ikatan," dan mereka akan mengambil bentuk menyerupai jaminan kontrak untuk mempunyai rekening keuangan yang diaudit oleh akuntan publik, ikatan eksplisit terhadap penyimpangan pada belahan dari manajer, dan keterbatasan kontrak pada kekuasaan pengambilan keputusan manajer (yang membebankan biaya pada perusahaan lantaran mereka membatasi kemampuannya untuk mengambil keuntungan penuh dari beberapa peluang yang menguntungkan juga membatasi kemampuannya untuk merugikan pemegang saham sementara menciptakan dirinya lebih baik).
G.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Divergence dari Ideal Maksimalisasi
Biaya agensi juga akan tergantung pada biaya mengukur kinerja (agen) manajer dan mengevaluasi itu, biaya perencanaan dan menerapkan indeks untuk kompensasi manajer yang berkorelasi dengan kesejahteraan pemilik, dan biaya peyusunan dan menegakkan aturan spesifik atau kebijakan perilaku. Di mana manajer mempunyai kurang dari saham lebih banyak didominasi di perusahaan, juga akan tergantung pada pasar untuk manajer. Persaingan dari manajer potensial lainnya membatasi biaya untuk memperoleh layanan manajerial (termasuk sejauh mana seorang manajer yang diberikan sanggup menyimpang dari solusi ideal yang akan dicapai kalau semua biaya monitoring dan ikatan ialah nol). Ukuran perbedaan (biaya agensi) akan pribadi bekerjasama dengan biaya penggantian manajer. Jika tanggung jawabnya membutuhkan sangat sedikit pengetahuan khusus untuk perusahaan, kalau gampang untuk mengevaluasi kinerja, dan kalau biaya pencarian pengganti sederhana, perbedaan dari ideal akan relatif kecil dan sebaliknya.
Perbedaan ini juga akan dibatasi oleh pasar untuk perusahaan itu sendiri, yaitu dengan pasar modal. Pemilik selalu mempunyai pilihan untuk menjual perusahaan mereka, baik sebagai sebuah unit atau sedikit demi sedikit. Manajer pemilik perusahaan dioperasikan sanggup melaksanakan sampel pasar modal dari waktu ke waktu. Jika mereka menemukan bahwa nilai fatwa keuntungan masa depan kepada orang lain lebih tinggi daripada nilai perusahaan bagi mereka mengingat bahwa itu ialah untuk menjadi manajer dioperasikan, mereka sanggup memakai hak mereka untuk menjual.
Monopoli, persaingan dan sikap manajerial. Hal ini sering dikatakan bahwa adanya persaingan dalam produk (dan faktor) pasar akan membatasi sikap manajer untuk nilai ideal maksimalisasi, yaitu, bahwa monopoli dalam produk (atau monopsoni dalam faktor) pasar akan mengizinkan penyimpangan lebih besar dari nilai maximization.
Pemilik perusahaan dengan kekuatan monopoli mempunyai insentif yang sama untuk membatasi divergensi manajer dari maksimalisasi nilai (yaitu, kemampuan untuk meningkatkan kekayaan mereka) menyerupai yang dilakukan pemilik perusahaan yang kompetitif. Selanjutnya, persaingan di pasar untuk manajer umum akan membuatnya tidak perlu bagi pemilik untuk membuatkan sewa dengan manajer. Pemilik perusahaan monopoli hanya perlu membayar harga penawaran untuk manajer.
Karena pemilik monopoli mempunyai insentif kekayaan yang sama untuk meminimalkan biaya manajerial menyerupai yang akan pemilik perusahaan yang kompetitif, keduanya akan melaksanakan yang tingkat monitoring yang menyamakan biaya marjinal pemantauan terhadap peningkatan kekayaan marginal dari pengurangan konsumsi penghasilan pelengkap oleh manager. Dengan demikian, keberadaan monopoli tidak akan meningkatkan biaya agensi. Keberadaan dan ukuran biaya agensi bergantung pada sifat biaya monitoring, selera manajer untuk manfaat non-uang dan pasokan manajer potensial yang bisa membiayai seluruh perjuangan dari kekayaan pribadi mereka.
Kesimpulan
1.Pada dasarnya, teori permainan model interaksi dua atau lebih pemain. Sering, interaksi ini terjadi di hadapan ketidakpastian dan asimetri informasi. Setiap pemain diasumsikan untuk memaksimalkan atau utilitas yang diharapkan dari padanya. Perbedaannya ialah bahwa teori permainan, selain mempertimbangkan ketidakpastian yang timbul dari realisasi acak negara alam, mensyaratkan bahwa para pemain secara resmi mengambil tindakan pemain lain ke rekening.
2.Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya hemat (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut.
3.Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah perkiraan yaitu : Asumsi ihwal sifat manusia, Asumsi ihwal keorganisasian, dan Asumsi ihwal informasi
4.Biaya agensi akan dihasilkan oleh perbedaan antara kepentingan dan orang-orang dari pemegang saham luar, lantaran ia akan menanggung hanya sebagian kecil dari biaya manfaat non-uang beliau mengambil dalam memaksimalkan utilitas sendiri.
5.Komitmen sanggup diberlakukan oleh sistem hukum, dengan memakai ikatan atau escrow pengaturan atau, mungkin, dengan reputasi pihak kontraktor. Akibatnya, akan disertakan permainan kooperatif.
-Teori Keagenan: Sebuah Kontrak Kerja Antara Perusahaan Dan Manager
-Keagenan: Sebuah Kontrak Pinjaman Manager Pemegang Obligasi
6.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Divergence dari Maksimalisasi Ideal. Biaya agensi juga akan tergantung pada biaya mengukur kinerja (agen) manajer dan mengevaluasi itu, biaya perencanaan dan menerapkan indeks untuk kompensasi manajer yang berkorelasi dengan kesejahteraan pemilik, dan biaya peyusunan dan menegakkan aturan spesifik atau kebijakan perilaku. Perbedaan ini juga akan dibatasi oleh pasar untuk perusahaan itu sendiri, yaitu dengan pasar modal. Monopoli, persaingan dan sikap manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
Michael C. Jensen. William H. Meckling. 1976. Theory of the firm: managerial behavior, Agency costs and ownership structure.
William R. Scott. Financial Accouting Theory. Edisi Ketiga
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/132577-T%2027743-Analisa%20pengaruh-Tinjauan%20literatur.pdf
Sumber http://adnantandzil.blogspot.com
0 Response to "✔ Makalah Teori Keagenan"
Posting Komentar