MAROS UTARA (BONTOA),
Ada yang pernah ke kutub utara?
Atau ada yang pernah ke Maros utara?
Kalau anda pernah ke salah satunya, maka anda bisa membayangkan bagaimana suasana di satunya lagi. Tinggal dibalik atau dilawankan saja rasanya.
.....................
Saya teringat salah seorang keluarga disebuah kampung kecil berjulukan Cambayya, Desa Bonto Bahari yang harus mandi di atas Talang (Kappara) yang berupa baki besar bulat yang biasa dipakai untuk ditempati piring yang berisi lauk pauk atau kue-kue. Hal itu mereka lakukan biar Air tak terbuang percuma ketanah ketika mandi, dan Air yang tertalang itu dipakai untuk membasahi dedak angsa dan Ayamnya, bahkan untuk ternak kambing dan sapinya. Entah airnya diperoleh dari mana atau mungkin itu yaitu air kembang Tujuh Rupa hingga harus dipakai seguna-gunanya, ataukah sosialisasi ekonomis Air higienis dari salah satu perusahaan Air di Kota ini yang begitu mengugah di kampung ini hingga mereka sedikit kelihatan lebih sakral pada ketika mandi. entahlah...
Saat itu bukan kali pertama saya mendengar teriakan yang faktual dari mereka perihal AIR bersih, tetapi semenjak Saya mengenal kemarau kehilangan cairan tubuh selalu saja menjadi wabah diwilayah ini. bahkan konon dalam mimpi pun mereka tetap memintanya. Aaaiiir, Aaaaiiir dan Aaaiiir.
Bontoa yang dulunya kita kenal sebagai Maros Utara merupakan ibu kandung dari kampung ini, namun potensi air susunya tak bisa memperlihatkan asupan yang cukup bagi tiap-tiap kampungnya. Melintasi beberapa pemandangan yang rapuh, kering, tandus yang tak kenal ampun disebagian besar medan di Bontoa, kita pun akan melihat betapa setiap ons tekad dan energi yang masyarakat miliki harus ditukar demi mendekatkan Air Bersih hingga kedapur-dapur mereka. Bagi yang hendak mengurangi kolesterolnya, saya sarankan jalan-jalanlah kesana beberapa saat...! Tetapi bagi kaum hawa yang menggunakan kosmetik berbahan silikon atau berbahan aneh-aneh lainnya janganlah kesana apalagi ketika siang hari... alasannya yaitu kecantikan anda akan memudar bahkan meleleh. Sereem
Tetapi siapa yang menyangka bahwa yang menganugrahkan kesegaran yang ada di Rammang-Rammang Salenrang, yang kerap dikunjungi turist local bahkan internasional yaitu bab dari wilayah Bontoa, dimana disana sedikit sejuk alasannya yaitu terdapat bebatuan cadas yang dingin, Rumah-rumah warga yang dikerumuni pohon-pohon yang rindang, dimana-mana terlihat air, akrab dengan pegunungan Karst yang diliputi dengan Sungai bahkan pengunjung akan mengakses sungai yang cuek itu selama menikmati perjalanannya.
Namun siapa pula yang menyangka bahwa masyarakat SALENRANG sendiri pun kekurangan asupan air higienis dimusim kemarau hingga ketika ini.
Siapa pula yang menyangka Bontoa jualah yang menyediakan suplai protein dari ikan bahari PANAIKANG, udang paname dan ikan bolu dari tambak-tambaknya. Siapa pula yang menyangka bahwa bontoa jualah yang menyediakan Dermaga SABANGA sebagai daerah berlabuhnya beberapa ton kepiting-kepeting segar yang mungkin pernah mengisi periuk-periuk kita. Semua itu ada di Bontoa.
Atau siapa pula yang menyangka bahwa PANAIKANG & Dermaga SABANGA yaitu saksi bisu bahwa disana AIR harus tetap berada diatas Pundak dan Kepala Mereka, dijunjung sejengkal lebih tinggi diatas Kalung Emas para kaum perempuan.
Namun meski sambil memaki pandagannya yang setengah gelap, mereka (para Lanjut Usia) tetap menengadahkan tangan gemetarnya, dan syukurlah di PADARIA (semua gembira) mereka tak beradu cemburu pada Tuhannya. Semoga saja ada celah di Paripurna untuk mentitahkan hal ini, ataukah memang butuh diketuk tengah malam pintu-pintu mereka lagi biar bisa dijanjikan kembali.
Akhir Kata,
Kepada Orang Tuaku, Saudaraku dan Adek-adekku disana, mohon saya dimaafkan alasannya yaitu tak pandai memperlihatkan kesegaran yang sanggup mengembalikan retakan tanah ke utuhnya. Saya hanya bisa berdoa semoga kemarau tak panjang dan hari ini semoga Tuhan men KUN impian kita lewat hujannya. Amiin
Soreang, 28 Agustus 2016.
Adnan_Junaedi
Sumber http://adnantandzil.blogspot.com
0 Response to "✔ Maros Utara (Bontoa)"
Posting Komentar