Mengenal Apa Itu Transfer Pricing
Mengenal Apa itu Transfer Pricing - Salah satu perkara yang muncul terkait cross border transaction yaitu transfer pricing. Kebutuhan akan penentuan harga transfer muncul ketika barang atau jasa dialihkan antar unit organisasi dari satu perusahaan yang sama . Harga transfer merupakan substitusi dari harga pasar. Harga transfer dipakai ketika sebuah anak perusahaan menjual sesuatu ke anak perusahaan yang lain.
Beberapa aspek terkait dengan transfer pricing yaitu perusahaan multinasional yang berperan dalam kegiatan transfer pricing. Selain itu tujuan dan metode – metode dalam penetapan harga transfer perlu dikaji untuk tetapkan metode mana yang paling baik dan cocok untuk tetapkan harga transfer. Praktik dan masa depan dari transfer pricing perlu diperhatikan lantaran kebijakan transfer pricing sanggup berubah-ubah seiring perkembangan waktu.
![]() |
Mengenal Apa itu Transfer Pricing |
A. Pengertian Perusahaan Multinasional
Pengertian perusahaan multinasional (multinasional company, multinasional enterprise ) berdasarkan beberapa hebat yaitu sebagai berikut (Suandy, 2003) :
1) Frederick D.S. Choi dan Gerhard G. Mueller
Multinational corporations transfer technology all over the globe, raise capital where it is cheapest, often produces where costsbare lowest, and develops markets wherever people will buy its products and services.
2) Dr. Gunadi, M.sc., Ak.
Perusahaan multinasional yaitu perusahaan yang beroperasi di banyak sekali negara dengan membuka cabang, mengorganisasi anak perusahaan atau melaksanakan kontrak keagenan, dan sebagainya.
3) Christoper Nobes dan Robert Parker
Multinational companies may be broadly as those which produce a good or service in two or more countries.
4) Robert E. Tindall
Multinational enterprise is a combination of companies of different nationality connected by means of shareholdings, managerial control or contract and constituting as economic unit.
5) Erly Suandy
Perusahaan multinasional yaitu perusahaan yang beroperasi melewati lintas batas-batas negara, yang terikat kekerabatan istimewa, baik lantaran penyertaan modal saham, pengendalian manajemen atau penggunaan teknologi; sanggup berupa anak perusahaan, cabang perusahaan, biro dan sebagainya, dengan banyak sekali tujuan, antara lain untuk memaksimalkan keuntungan sehabis pajak ( meminimalkan pajak).
B. Pengertian Transfer Pricing
Transfer pricing disebut juga intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional pricing, internal pricing. Pengertian transfer pricing sanggup dibedakan menjadi dua yaitu pengertian yang bersifat netral dan pejoratif. Pengertian netral mengasumsikann bahwa transfer pricing yaitu murni merupakan taktik dan taktik bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian pejoratif mengasumsikan transfer pricing sebagai upaya untuk menghemat beban pajak dengan taktik, antara lain, menggeser keuntungan ke negara yang tarif pajaknya rendah. (Suandy, 2003)
Pengertian Transfer Pricing menurut para hebat di antaranya:
1) Dr. Gunadi, M.Sc.Ak.
Transfer pricing yaitu penentuan harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan barang, jasa atau pengalihan teknologi antar- perusahaan yang mempunyai kekerabatan istimewa.
2) Sophar Lumbantoruan
Transfer pricing atau transfer harga yaitu penentuan harga balas jasa suatu transaksi antarunit daalm suatu perusahaan atau antar unit dalam suatu perusahaan antar perusahaan dalam suatu grup.
3) Robert N. Anthony, Glenn A. Welsch dan James S. Reece
A transfer price is a price used to measure the value of goods or services furnished by a profit center to other responsibility centers within a company.
4) Edward J. Blocher, Kung H. Chen, dan thomas W. Lin
Transfer pricing yaitu penentuan dari harga pertukaran pada ketika unit-unit bisnis yang berbeda di dalam suatu perusahaan bertukar produk atau jasa. Produk –produk tersebut mungkin merupakan produk tamat yang sanggup dijual pada pelanggan luar atau produk menengah yang merupakan komponen produk akhir.
Sedangkan pengertian secara pejoratif di antaranya:
1) Charles T. Horngren Dan Gary L. Sundem
Transfer prices are the amount charged by one segment of an organization for a product that it supplies to another segment of the same organization in multinational companies, transfer price are used to minimize worldwide income taxes and import duties.
2) Dr. Gunadi, M.Sc, Ak
Transfer pricing yaitu suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan maksud mengurangi keuntungan artifisial, menciptakan seperti perusahaan rugi, menghindari pajak atau bea di suatu negara.
3) Prof. Dr. Rochmat soemitro, SH.
Transfer pricing yaitu suatu perbuatan pinjaman harga faktur (invoice) pada barang barang ( juga jasa-jasa) yang diserahkan antar bagian/ cabang suatu multinasional enterprises.
C. Tujuan Transfer Pricing
Kebutuhan akan penentuan harga transfer muncul ketika barang atau jasa dialihkan antarunit organisasi dari satu perusahaan yang sama . Harga transfer merupakan substitusi dari harga pasar. Harga transfer dipakai ketika sebuah anak perusahaan menjual sesuatu ke anak perusahaan yang lain. Sistem penentuan harga transfer menempatkan nilai moneter atas pertukaran dalam perusahaan yang terjadi antarunit operasi.Harga ini dicatat oleh penjual sebagai pendapatan dan dicatat oleh pembeli sebagai biaya.
Mengembangkan sistem penentuan harga transfer perusahaan multinasional jauh lebih kompleks daraipada mengembangkan sistem domestik. Sama mirip perusahaan domestik, sistem penentuan harga transfer perusahaan multinasional seharusnya sanggup mendorong manajer untuk menciptakan keputusan yang mendukung tujuan kantor pusat. Menyediakan kinerja ukuran ekonomi anak perusahaan yang masuk nalar kadang merupakan suatu tujuan penentuan harga transfer yang tidak relevan ketika berhadapan dengan perusahaan multinasional. Sistem penentuan harga perusahaan multinasional harus memenuhi tujuan perencanaan strategis, sistem pengendalian manajemen, dan sistem penilaian kinerja.
Tujuan penentuan harga transfer internasional berdasarkan (Gernon dan Meek,2007) :
1. Meminimalisasi pajak skala dunia
Sistem penentuan harga transfer sanggup dipakai untuk mengalihkan keuntungan kena pajak dari suatu negara yang mempunyai tingkat pajak yang tinggi ke negara lain dengan tingkat pajak yang lebih rendah; hasilnya, perusahaan multinasional akan mendapat keuntungan sehabis pajak yang tinggi. Jika sistem penilaian kinerja tidak konsisten dengan sistem penentuan harga transfer, maka manager anak perusahaan bisa terdorong melaksanakan pengambilan keputusan yang tidak dikehendaki. Jika setiap anak perusahaan dievaluasi sebagai pusat keuntungan yang independen, maka kebijakan penentuan harga transfer harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi kinerja manajer. Jika tidak, maka akan timbul konflik antara tujuan anak perusahaan dengan tujuan perusahaan multinasional.
2. Meminimalisasi bea impor skala dunia
Harga transfer sanggup mengurangi tarif. Bea impor biasanya diterapkan pada transfer interperusahaan, sama mirip pada pihak pembeli bukan afiliasi. Jika barang ditrnsfer pada harga yang rendah, maka bea impor akan menjadi lebih rendah. Strategi yang sama dapatdigunakan bila perusahaan menempatkan batas atas nilai barang yang boleh diimpor. Dengan menilai rendah harga transfer, sebuah anak perusahaan sanggup mengimpor barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak. Jika sebuah negara mempunyai tarif impor yang rendah, maka sanggup dipakai harga transfer yang lebih tinggi.
Tarif saling berinteraksi dengan pajak pendapatan. Bea impor yang rendah sering dikaitkan dengan negara dengan tarif pajak pendapatan yang tinggi, dan jugaberlaku sebaliknya. Perusahaan multinasional harus menangani direktur pajak negara pengekspor. Tarif impor yang lebih tinggi akan menimbulkan keuntungan yang lebih rendah untuk menentukan besarnya pajak pendapatan. Perusahaan multinasional harus mengevaluasi manfaat pajak pendapatan yang rendah (tinggi)dalam negara pengimpor dengan tarif impor yang tinggi (rendah) sekaligus pajak penghasilan yang mungkin tinggi (rendah) yang harus dibayar perusahaan multinasional dalam negara pengekspor.
3. Penghindaran restriksi finansial
Jika pemerintah memberlakukan restriksi ekonomi pada operasi perusahaan multinasional, harga transfer sanggup mengurangi dampak pengendali nasional tersebut. Misalnya, sebuah negara membatasi jumlah kas yang keluar dalam bentuk pembayaran deviden. Penetapan harga transfer yang tinggi atas barang yang diimpor ke dalam negara tersebut sanggup memfasilitasi pedoman kas yang dibutuhkan lantaran anak perusahaan pengimpor Hanya saja, transfer kas dalam tidak gampang dicapai dalam negara yang melaksanakan pengawasan ketat terhadap harga ekspor dan impor.
Beberapa negara mengaizinkan kredit pajak atau subsidi atas dasar nilai barang yang diekspor. Dalam perkara ini, harga transfer yang tinggi atas produk yang diekspor akan diikuti dengan kredit pajak yang lebih besar atau subsidi yang lebih tinggi. Kredit pajak akan mengurangi utang pajak terkait yang mesti ditanggung oleh negara induk. Subsisi biasanya dalam bentuk pembayaran dari pemerintah ke anak perusahaan.
Restriksi terhadap perusahaan multinasional juga sanggup berupa larangan terhadap anak perusahaan abnormal unutuk mengurangi biaya tertentu yang disediakan oleh perusahaan induk terhadap keuntungan kena pajak. Biaya yang dilarang dikurangkan antara lain biaya penelitian dan pengembangan, biaya umum dan manajemen , dan biaya royalti. Dengan menaikkan harga transfer atas impor ke anak perusahaan, biaya ini sanggup terkompensasi.
Jika perusahaan multinasional ingin memperlihatkan profitabilitas rendah (tinggi), maka perusahaan multinasional sanggup memakai harga transfer tinggi (rendah) atas impor ke anak perusahaan. Suatu perusahaan multinasional mungkin ingin memperlihatkan kondisi yang tidak terlalu menguntungkan untuk mencegah pesaing potensial memasuki pasar. Laba yang tinggi sanggup memicu karyawan anak perusahaan menuntut upah yang lebih tinggi atau bahkan meminta planning bagi hasil. Pengambilalihan anak perusahaan dengan profitabilitas tinggi mungkin sanggup dihindari bila anak perusahaan tersebut tampak tidak terlalu menguntungkan.
Harga transfer yang lebih rendah atas impor juga sanggup meningkatkan posisi keuangan anak perusahaan. Hal ini mungkin dikehendaki, yaitu ketika perusahaan multinasional ingin mendanai anak perusahaan abnormal dengan dana dari kreditur lokal, dan bukan dari modal kantor pusat. Dalam perkara ini, kreditur mengharapkan kondisi financial yang positif. Harga transfer yang rendah juga memungkinkan anak perusahaan menikmati posisi daya saing yang baik selama masa pertumbuhan awal anak perusahaan tersebut.
4. Mengelola fluktuasi nilai mata uang
Negara yang mengalami perkara dengan neraca pembayaran mungkin tetapkan untuk menurunkan nilai mata uang negara. Kerugian akhir devaluasi mungkin sanggup dihindari dengan memakai harga transfer yang tinggi untuk mentransfer dana dari negara tersebut ke negara kantor pusat atau ke afiliasi yang lain.
Masalah neraca pembayaran sering dipicu oleh lingkungan yang mengalami inflasi. Inflasi mengerosi daya beli moneter perusahaan multinasional. Panggunaaan harga transfer yang tinggi atas barang yang diimpor ke dalam lingkungan semacam ini akan menjadi metode penyingkiran kas yang tepat.
5. Mendapat penghargaan dari pemerintahan negara tuan rumah
Manipulasi harga transfer buaknnya tidakterdeteksi. Pemerintah semakin peduli pada penentuan harga antaranak perusahaan dalam satu perusahaan dan dampaknya terhadap keuntungan yang dilaporkan . Mengingat perusahaan multinasional harus mempertahankan eksistensinya, maka perusahaan multinasional perlu menjaga kekerabatan yang positif denga pemerintah negara tuan rumah. Terus-menerus melaksanakan perubahan dan manipulasi harga transfer bukanlah satu kebijakan yang baik.
Saat ini, semakin banyak pemerintah yang sadar akan penggunaan harga transfer yang tinggi dan rendah. Pengguanaan harga direkayasa tersebut akan menimbulkan perusahaan kehilangan nama baik. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan bila perusahaan multinasional menyusun kebijakan penentuan harga transfer yang memuaskan otoritas asing, sekalipun hal ini berarti mengorbankan sebagian keuntungan perusahaan.
Perusahaan multinasional sanggup menentukan dan menyusun satu set informasi keuangan untuk pemerintah abnormal dan satu set informasi keuangan untuk kantor pusat yang dipakai untuk proses pengendalian pengelolaan dan sistem penilaian kinerja. Sayangnya, informasi yang disajikan pada pemerintah abnormal seringkali dipakai untuk mengevaluasi kinerja anak oerusahaan, sementara anak perusahaan dipesan untuk merendahkan keuntungan semoga sanggup meminimalkan pajak yang harus dibayar. Jika kantor pusat mengabaikan fakta bahwa rendahnya keuntungan disebabkan oleh harga transfer yang tidak menguntungkan, maka manajer anak perusahaan bisa sakit hati pada manajer kantor pusat. Kemudian, manajer anak perusahaan mungkin akan melaksanakan tindakan yang tidak diinginkan. Dalam jka angka panjang, perkara moral sanggup berkembang dan merusak dampak jangka pendek meminimalisasi pajak.
Penentuan apakah harga transfer merupakan satu bisnis sama mirip informasi pajak yang harus dipertimbangkn oleh manajer kantor pusat ketika manajer menyusun rencana. Sayangnya, penentuan harga transfer jarang dibicarakan pada tingkat rapat dewan direksi. Survei Ernst and Young, menemukan bahwa hanya sekitar 25 persen perusahaan multinasional yang mempertimbangkan harga transfer sebagai salah satu proses perencanaan strategi. Perusahaan multinasional lain menempatkan penentuan harga transfer sehabis pembuatan keputusan taktik dan memperlakukan penentuan harga transfer sebagai problem kepatuhan perpajakan, bukan sebagai informasi strategis yang penting. Perilaku mirip ini menimbulkan tingginya biaya pajak.
Tujuan transfer pricing berdasarkan Suandy (2003:76) yaitu:
- Memaksimalkan penghasilan global
- Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar.
- Mengevaluasi kinerja anak/cabang perusahaan mancanegara.
- Menghindarkan pengendalian devisa.
- Mengatrol dapat dipercaya asosiasi.
- Mengurangi risiko moneter.
- Mengatur cashflow anak/cabang perusahaan yang memadai
- Membina kekerabatan baik denagn manajemen setempat.
- Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk
- Mengurangi risiko pengambilalihan oleh pemerintah
D. Metode Penetapan Harga Transfer
Pemilihan harga transfer merupakan perkara sulit bagi perusahaan multinasional yang mencoba menyeimbangkan kebutuhan banyak sekali peraturan perpajakan dengan tuntutan anak perusahaan mereka sendiri. Pada tahun 1968, Amerika Serikat tetapkan peraturan formal untuk menangani perkara praktik penentuan harga transfer. Amerika merupakan negara pertama yang menangani problem pilihan harga transfer. Kemudian pada tahun 1992, Amerika Serikat secara kasar mulai melaksanakan penegakan terhadap regulasi tersebut, serta mengenalkan tuntutan dokumentasi penentuan harga transfer yang ekstensif dan pinalti tanpa-negosiasi yang mahal. Sejak itu, Australia, Brasil, Kanada, Perancis, Korea, dan Meksiko menembangkan tuntutan dokumentasi dan pinalti yang bertujuan melindungi basis pajak mereka sendiri.
Semua perusahaan multinasional yang menjalankan bisnis di Amerika Serikat harus memperhitungkan Internal Revenue Code(IRC) Section 482 ketika menentukan harga transfer untuk transaksi inter perusahaan (transaksi inter perusahaan dari sudut pandang kantor pusat). Section 482 memberi otoritas kepada Internal Revenue Service (IRS) untuk merealokasikan keuntungan dan deduksi di antara anak perusahaan bila IRS tetapkan bahwa realokasi tersebut perlu dilakukan untuk mencegah penghindaran pajak, penurunan pajak secara illegal, atau untuk memperjelas penghasilan anak perusahaan. Penjualan barang interperusahaan harus dilakukan dengan memakai harga pasar yang wajar. Selain itu, IRS juga menelaah transfer jasa, aktiva tidak berwujud, dan perjanjian pembagian beban penelitian dan pengembangan di antara entitas yang ada di bawah kendali kantor pusat. Kewajiban memakai harga transfer yang masuk akal tidak selalu mendukung perusahaan multinasional untuk mengejar tujuan maksimalisasi keuntungan skala dunia. Menurut IRS, prinsip harga masuk akal yang harus diterapkan yaitu apakah pihak lain yng tidak mempunyai kekerabatan istimewa dengan level pengalaman tertentu dan mempunyai pertimbangan bisnis yang baik, bersedia sepakat dengan jangka kontrak yang sama. Prinsip ini tidak selalu mendukung tujuan filosofi penentuan harga perusahaan multinasional.
Sebuah perusahaan multinasional yang mengejar meminimalisasi pajak harus hati-hati memakai harga transfer yang tampak memenuhi prinsip harga wajar, semoga terhindar dari telaah IRS. IRC dan regulasi terkait mengijinkan penggunaan tiga metode penetapan harga yang dianggap memenuhi prinsip harga wajar, antara lain:
- Metode harga tidak terkendali yang sanggup dibandingkan, lebih dikenal dengan istilah harga pasar.
- Metode harga jual kembali, harga jual dari produk yang diterima oleh distributor dikurangi penambahan yang wajar.
- Metode cost plus, lebih dikenal dengan istilah harga transfer berdasarkan biaya, Ketiga metode ini merupakan metode yang paling sering dipakai di seluruh dunia.
Metode lain diijinkan bila perusahaan multinasional bisa memperlihatkan bahwa harga tersebut mendekati harga wajar. Sekalipun Amerika Serikat mempunyai peraturan penentuan harga transfer yang komprehensif, namun tetap sulit untuk menentukan metode penentuan harga yang tepat dan ada banyak problem yang sanggup menjadikan ketidaksepakatan antar pembayar pajak dengan IRS. Fakta memperlihatkan bahwa semakin banyak praktik penentuan harga transfer perusahaan multinasional yang diinvestigasi oleh otoritas pajak nasional, semakin bertambah ketidakpastian dan resiko bagi investasi perusahaan multinasional dan perencanaan strategis perusahaan multinasional.
Banyak perusahaan yang mempertimbangkan penggunaan Advanced Pricing Agreements (APA) sebagai sarana untuk mengurangi ketidakpastian tersebut. APA merupakan perjanjian yang mengikat antara pembayar pajak dengan IRS mengenai metode harga transfer untuk transaksi interenasional tertentu. Pada tahun 1998 51 APA ditandatangani, jumlah perjanjian terbanyak dalam satu tahun semenjak jadwal tersebut dimulai pada tahun 1991. Baru-baru ini, IRS menyederhanakan proses pembuatan APA semoga sanggup diakses oleh perusahaan yang lebih kecil. Kanada juga mempunyai jadwal APA formal.
Keuntungan APA (Gernon dan Meek, 2007):
- Memberi perusahaan kesempatan untuk mendapat persetujuan awal ARS dan otoritas perpajakan abnormal terkait dengan kebijakan harga transfer mereka.
- Perjanjian ini mengikat, dan perusahaan tidak akan menjadi subyek pertanyaan lebih lanjut.
- Kepastian perlakuan menciptakan perencanaan strategis jangka panjang menjadi lebih mudah.
- Berguna dalam menghadapi fakta atau kondisi tidak lasim yang sanggup memengaruhi profitabilitas transaksi inter perusahaan.
- Berguna bila perusahaan mengimplementasikan sebuah metode yang tidak diungkapkan dalam regulasi IRS Section 482.
Manfaat APA ( advanced pricing agreement) berdasarkan Erly suandy (2003:84) antara lain:
- memberikan kepastian kepada wajib pajak atas semua penghitungan mengenai harga transaksi dengan mengguankan metode yang disetujui.
- memberikan kepastian terhadap kegiatan wajib pajaktermasuk kepastian mengenai kewajiabn pajak yang berkaitan denagn transfer pricing.
- mengurangi biaya dan waktu pada ketika diaudit, lantaran selama periode APA berlaku harga transaksi yang telah disepakati oleh Wajib Pajak dan otoritas pajak.
- dapat mencegah praktik transfer pricing ayng tidak benar dan semata-mata hanya untuk menghindari pajak.
- Mendesak perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang sensitive (bersifat rahasia).
- Kurangnya fleksibilitas dalam adaptasi kebijakan penentuan harga transfer.
- Mewajibkan dokumentasi dan manajemen substansial, dan mewajibkan perusahaan mempunyai pakar profesional.
Menaati dan menjalankan perjanjian ini yaitu satu hal yang mahal dan kompleks. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan APA yaitu adanya potensi kerugian (Suandy, 2003) yaitu:
- pengorbanan waktu dan biaya ayng dikeluarkan untuk penyelenggaraan APA.
- wajib Pajak harus mengungkapkan informasi yang mungkin merupakan diam-diam perusahaan kepada otoritas pajak.
1. Pasar Versus Biaya
Kegunaan harga transfer yang berorientasi pasar mengatakan beberapa keuntungan. Harga pasar memperlihatkan peluang biaya dengan suatu pemindahan yang tidak menjual di luar pasar, dan kegunaan mereka akan mendorong efisiensi kegunaan dari sumber-sumber perusahaan yang jarang digunakan. Kegunaan mereka juga disebut-sebut konsisten dengan orientasi pusat keuntungan terdesentralisasi. Harga pasar membantu membedakan mana perjuangan yang sanggup menguntungkan dengan perjuangan yang tidak sanggup menguntungkan, dan lebih gampang untuk mempertahankan otoritas perpajakan sebagai rentangan harga.
Keuntungan dari pasar berbasis harga transfer harus dititikberatkankan pada beberapa kelemahan. Salah satunya yaitu penggunaan harga transfer tidak mengatakan perusahaan keleluasaan untuk menentukan harga untuk tujuan atau taktik persaingan. Masalah yang lebih fundamental lagi yaitu seringnya tidak ada pasar menengah untuk produk atau servis yang diragukan. Multinasional andil dalam transaksi dimana perusahaan independen tidak bertanggung jawab, mirip mengirim sebuah barang berharga, sangat mengandalkan teknik dari cabang perusahaan. Hubungan transaksi antarcabang mirip ini sering berbeda dalam kepentingan dan cara fundamental dari kelayakan transaksi di antara pihak yang tidak berhubungan.
Biaya berbasis sistem penetapan biaya transfer menghasilkan banyaknya keterbatasan. Terlebih lagi, mereka (1) gampang digunakan, (2) berdasarkan data yang sudah ada, (3) gampang menentukan otoritas pajak, dan (4) bersifat rutin, dengan demikian membantu menghindari keretakan internal yang sering memunculkan lebih banyak sistem arbitrari.
Tentu saja, biaya berbasis sistem penetapan biaya transfer juga tidak sempurna. Sebagai contoh, penjualan barang atau jasa pada biaya konkret mungkin mengatakan sedikit biaya suplemen bagi penjual untuk mengendalikan biaya mereka. Produksi tidak efisien mungkin bisa disalurkan kepada pembeli dengan harga dinaikkan. Sistem biaya sangat menekankan pada biaya historis, yang mengabaikan kekerabatan penawaran dan permintaan, dan tidak mengalokasikan biaya untuk barang atau jasa tertentu dalam hal kepuasan. Masalah wacana penentuan biaya digabungkan secara internasional larena konsep penghitungan biaya berbeda untuk tiap negara.
2. Prinsip Arm’s- Length
Ciri khas multinasional yaitu sebuah perjuangan yang terintegrasi: cabang perusahaan tersebut di bawah kendali dan membuatkan sumber serta tujuan secara umum. Kebutuhan untuk menentukan pemasukan yang bisa dikenakan pajak di banyak sekali negara yang berarti bahwa multinasional harus mengalokasikan pendapatan dan pengeluaran di antara cabang perusahaan dan menentukan harga transfer untuk transaksi antarperusahaan.
Otoritas pajak di seluruh dunia telah mengembangkan harga transfer yang rumit dan regulasi alokasi pendapatan sebagai potongan dari sistem pajak penghasilan mereka. Kebanyakan berdasar pada prinsip arm’s length, dimana harga transfer antarperusahaan
seolah-olah terjadi antara pihak yang tidak bekerjasama dalam pasar kompetitif. OECD menemukan beberapa metode besar dalam tetapkan harga berdasarkan arm,s price. Merunut pada apa yang dijelaskan wacana U.S. Internal Revenue Code, yaitu metode perbandingan harga tidak terkendali, metode perbandingan transaksi tidak terkendali, metode harga penjualan ulang, metode biaya lebih, metode perbandingan keuntungan, metode pembagian keuntungan, dan metode lainnya.
3. Metode Perbandingan Harga Bebas
Harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang dipakai dalam persamaan transaksiantara perusahaan independen atau antara perusahaan dan pertai ketiga yang tidak berhubungan. Hal ini tepat ketika barang mencukupi dimana mengendalikkan penjualan yang sanggup dibandingkan dengan penjualan di pasar terbuka. Barang yang bersifat komoditas biayanya memakai metode ini untuk transaksi internal.
4 Metode Perbandingan Transaksi Bebas
Metode ini menerapkan transfer aset tak berwujud. Mengidentifikasi patokan nilai royalti dengan mengacu pada metode harga transaksi bebas dimana aset tak berwujud yang sama atau serupa telah ditransfer. Seperti metode perbandingan harga bebas, metode ini membahas wacana perbandingan harga.
5 Metode Harga Penjualan Ulang
Metode ini menghitung sebuah harga arm’s length yang diawali dengan harga penjualan tamat dimana barang yang disebutkan dijual ke pasar bebas. Margin yang tidak tepat untuk menutupi pengeluaran dan profil normal kemudian diambil dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan. Metode ini biasanya dipakai ketika perusahaan yang membeli barang yaitu cabang penyalur atau penjualan.
Untuk menggambarkan metode penetapan harga ini, bayangkan bahwa perusahaan yang berupaya tetapkan harga produknya yang dijual oleh salah satu unit perjuangan kepada perusahaan distribusi luar negeri.
Catatan laporan pendapatan yang bekerjasama dengan fakta-fakta lain dari unit distribusi yaitu sebagai berikut:
1. | penjualan higienis (oleh unit distribusi) | |
| $ 300 per unit dari 100.000 unit | $ 30.000.000 |
2. | biaya lain-lain (OE) | 1.200.000 |
3. | biaya lain-lain dalam presentase penjualan | 4,0% |
4. | ongkos dan asuransi untuk impor | $ 1,50/unit |
5. | biaya pengepakan (packaging cost-PC) | $ 2,00/unit |
6. | biaya bea-impor (custom duties-CD) | 5,0% |
7. | harga penjualan higienis (net sales price-NSP) unit distribusi | $ 300/unit |
Tujuannya yaitu untuk menghitung harga transfer antara kedua unit distribusi tersebut di mana unit menutupi semua biaya dan mendapat keuntungan normal. Metode harga penjualan kembali yaitu pendekatan pekerjaan mundur. Jika perusahaan mewajibkan margin suplemen 5 persen untuk menutupi risiko perjuangan dan mengatakan keuntungan yang tepat, margin produk total akan dihitung sebagai berikut:
1. | biaya lain-lain | 4,0% |
2. | margin suplemen untuk risiko dan profit (AM) | 5,0% |
3. | total margin (TM) | 9,0% |
| | |
Unit distribusi harus membayar ongkos dan biaya asuransi untuk bea impor dan produk disamping harga transfer. Sehingga biaya impor unit distribusi berbeda dari hari harga transfer. Kemudian, harga transfer per unit dari produk yang dikirimkan kepada unit distribusi menjadi:
TP = {[NSP x (100% - TM) - PC] / (100 + CD)} – FI
TP = {[300 x (100% - 9%) - $ 2] / (100% + 5%)} - $ 1,50
TP = $ 256,60
Perhitungan tersebut meluruskan harga jual higienis dari margin total, biaya pengepakan, ongkos dan biaya asuransi, dan biaya impor supaya mendapat harga transfer. Jelasnya, faktor 1,05 meluruskan $271 harga biaya impor sebelum bea sejumlah $258,10. Biaya lain yang bisa dikenakan bea diambil dari jumlah ini untuk menjadikan harga transfer $256,60. Biaya impor menyetarakan harga transfer plus dan ongkos dan asuransi, dengan bea yang dikenakan untuk keduanya. Hasilnya yaitu sebagai berikut:
Harga transfer | $ 256,60 | |
+ ongkos dan asuransi | 1,50 | |
Subtotal | 258,10 |
Bea (5%) | 12,90 | | |
Biaya impor | $ 271,00 | ||
Untuk kinerja harga transfer terbalik: | | | |
| | | |
Harga penjualan bersih | $ 300,00 | ||
Margin untuk menutupi pengeluaran lain dan profit normal (9%) | -27,00 | | |
Pengepakan | -2,00 | | |
Ongkos dan asuransi | -1,50 | | |
Biaya bea | -12,90 | | |
Harga transfer | $ 256,60 | ||
| | | |
6. Metode Penetapan Harga Biaya Lebih
Penetapan harga biaya lebih yaitu sebuah pendekatan bekerja maju dimana kenaikan harga ditambahkan untuk biaya transfer cabang perusahaan dalam mata uang lokal. Kenaikan harga biasanya meliputi menghubungkan biaya keuangan yang berkaitan dengan biaya suplemen ekspor, piutang, dan aset yang dipakai dan persentase biaya yang menutupi produksi, distribusi, pergudangan, pengapalan, dan biaya lainnya yang bekerjasama dengan perjuangan ekspor. Sebuah penyeragaman sering dibentuk untuk menggambarkan subsidi pemerintah yang dirancang untuk menciptakan biaya produksi kompetitif di kancah internasional.
Metode penetapan harga ini akan sangat berkhasiat ketika barang setengah jadi yang ditransfer antarcabang di luar negeri, atau ketikasatu entitas yaitu sebuah pemborong bawahan untuk yang lainnya. Masalah utama dari pengukuran melibatkan penghitungan biaya pengiriman barang dan memastikan kenaikan harga yang tepat.
7. Metode Perbandingan Keuntungan
Metode ini mendukung inspirasi umum di mana pembayar pajak dalam kondisi serupa seharusnya mendapat pengembalian yang sama dari periode waktu yang masuk akal. Return in capital employed ( ROCE) merupakan sebuah indikator level profit utama. Dalam pendekatan ini , pendapatan perjuangan rata-rata modal memakai rasio dari patokan yang dibandingkan dengan ROCE yang dipertanyakan. Aplikasi metode ini memerlukan adanya penyeragaman atas semua perbedaan di antara perbandingan meliputi perbedaan kondisi penjualan, perbedaan biaya modal, valuta abnormal dan risiko lainnya, dan perbedaan dalam praktik pengukuran .
8. Metode Pembagian Keuntungan
Metode pembagian keuntungan dipakai ketika tidak ada patokan produk atau pasar, membagi keuntungan yang dihasilkan oleh transaksi perusahaan yang berkaitan memakai alokasi persentase keuntungan campuran dari perusahaan bebas dengan jenis kegiatan dan transaksi sama.
Sebuah metode yang lebih canggih lagi, metode pembagian keuntungan residual, memakai pendekatan dua langkah. Pertama, fungsi pertama yang dilakukan oleh satuan cabang perusahaan -induk dan cabangnya- didanai tiap tahapan proses produksi dengan memakai patokan yang relevan. Perbedaan antara total keuntungan yang diperoleh perusahaan campuran dan semua yang bisa disertakan dalam fungsi rutin dianggap residual profit, utamanya profit dari fungsi nonrutin. Residual ini, yang mirip goodwill tak berwujud, kemudian membagi dasar nilai relatif dari setiap bantuan partai cabang dengan tak berwujud. Nilai ini bisa ditentukan dengan memakai pola harga pasar masuk akal atau biaya modal dari pengembangan tak berwujud.
9. Metode Penetapan Harga Lainnya
Metode penetapan harga lainnya sanggup diterapkan dan diizinkan apabila hasil dalam mengukur harga arm’s length lebih akurat. Kutipan OECD:
Hal ini harus dikenali bahwa harga arm’s length dalam banyak sekali perkara tidak sepenuhnya bisa dipastikan dan dalam keadaan tersebut sangatlah penting untuk menemukan alasan asumsi yang tepat. Sering kali, akan sanagt berguana untuk mempertimbangkan lebih dari satu metode untuk meraih kepuasan asumsi harga arm’s length pada bukti-bukti yang terang ada.
Bagian 482 U.S Internal Revenue Code menjelaskan sebuah metode hukum terbaik yang menuntut pembayar pajak untuk menentukan metode penetapan harga transfer yang paling baik berdasarkan keadaan dan kenyataan dari perkara tersebut. Hampir di setiap negara yang mempunyai undang-undang penetapan harga transfer ( termasuk Belgia, Jerman, Jepang, Belanda dan Inggris) lebih menentukan metode berbasis transaksi (dapat dibandingkan dengan harga dan transaksi bebas, harga penjualan kembali, dan metode cost-plus ) daripada metode berbasis keuntungan ( metode perbandingan profit dan pembagian keuntungan) .
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam tetapkan harga transfer (Saphiro dan McClellan dalam Choi, 2010) :
- Menganalisis risiko, fungsi yang diperankan oleh cabang perusahaan, dan hemat serta penentu yang sah yang memengaruhi penentuan harga.
- menemukan dan menganalisis patokan transaksi dan perusahaan. Mencatat alasan untuk setiap adaptasi yang dibuat.
- membandingkan hasil keuangan dari perusahaan sebanding dan pelaku pajak.
- jika transaksi sebanding tersedia,mencatat kesamaan dan perbedaan mereka dengan transaksi pelaku pajak.
- mencatat alasan metode penetapan harga yang dipilih yaitu yang paling masuk nalar dan tidak memakai metode lain.
- memperbaharui informasi sebelum mencata pengembalian pajak.
10. Perjanjian Penetapan Harga Lanjutan
Kesesuaian harga transfer dengan pemerintah merupakan perhatian utama, yaitu melalui peningkatan pengawasan terhadap perusahaan multinasional. Adanya kompleksitas regulasi penetapan harga menimbulkan transaksi antar perusahaan menjadi sasaran audit pajak. Survei terhadap perusahaan multinasional memperlihatkan bahwa mereka menganggap penetapan harga transfer yaitu perkara penting utamanya pajak internasional dan berhadapan dengan audit penetapan harga transfer suatu ketika yaitu kepastian. ( Ernst&Young dalam Choi, 2010)
Advance Pricing Agreements (APAs), diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1991 yaitu sebuah prosedur dimana sebuah otoritas perpajakan dan multinasional dengan sukarela merumuskan metodologi penetapan harag transfer yang disepakati dan bersifat mengikat. Di dalam perjanjian ini, risiko sanggup dikurangi atau dihapus dalam audit penetapan harga transfer, hemat waktu dan biaya.
E. Praktik Penetapan Harga Transfer
Perusahaan multinasional mempunyai banyak sekali dimensi meliputi, ukuran, industri, kebangsaan, struktur organisasi, tingkat keterlibatan internasional, teknologi, produk atau jasa, dan persaingan. Keberagaman metode harga transfer banyak ditemukan dalam praktiknya dibandingkan dengan metode pasar (Cravens dalam Choi, 2010). Penetapan harga transfer internasional terlebih dahulu dengan mengidentifikasi tujuan atau sasaran mirip mengatur beban pajak yang dipengaruhi oleh tujuan lain dalam lingkup operasional, mirip menjaga posisi persaingan perusahaan, mempromosikan penilaian kelayakan proforma, dan memotivasi pegawai. Selain itu dengan mengatur inflasi, risiko valas, serta mengurangi transfer kas. Terkait hal di atas, perkara operasional mempunyai prioritas penting dibandingkan pajak dan penetapan harga ketika ini memainkan perananan yang lebih penting dalam proses perencanaan multinasional (Ernst & Young, dalam Choi 2010).
F. Masa Depan Transfer Pricing
Tantangan teknologi dan ekonomi global tidak terlepas dari perpajakan internasional. Setiap negara mempunyai hak dalam tetapkan besarnya penarikan pajak dalam masyarakat dan lingkungan bisnis yang berlaku di negara tersebut. Kemampuan menarik pajak bergantung informasi atas WP yang harus membayar. Akses internet memudahkan perusahaan multinasional untuk memindahkan kegiatan ke negara yang berpajak rendah sehingga akan menyuliotkan untuk mengawasi transaksi pajak internasional.
Metode penetapan harga yang diharuskan oleh negara-negara secara global berdasarkan prinsip arm’s length. Usaha multinasional di negara berbeda dikenakan pajak apabila perusahaan tersebut independen , yang menjalankan arm’s length satu sama lain. Kelemahannya yaitu perhitungan kompleks dari harga arm’s length ketika ini kurang relevan untuk perusahaan global. Beberapa peneliti menganjurkan sebuah pajak kesatuan sebagai alternatif dalam memakai harga transfer untuk menentukan pemasukan yang wajib dikenakan pajak.
Demikianlah materi tentang Mengenal Apa itu Transfer Pricing yang sempat kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Sistem Perekonomian yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan sanggup membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar…!!!
Sumber http://ilmumanajemenakuntansi.blogspot.com
0 Response to "Mengenal Apa Itu Transfer Pricing"
Posting Komentar