✔ Petani Pensiun
Petani Pensiun...
Akhirnya Hujan menepati janjinya, sehabis kurang lebih sebulan kemudian atas keterlambatannya menciptakan masyarakat indonesia karenanya harus menghakiminya dengan sholat minta hujan. Sekarang, Muka kusut Para petani pun mulai membaik sehabis "RASKIN" sempat naik daun lantaran menjadi komoditi kelas tertentu disaat beras lokal hampir di kisaran Rp. 10.000 perkilonya.
Penjual "Jas Hujan" juga mulai nampak di trotoar jalan protokol, Petugas pengairan juga mulai disibukkan oleh sampah perdananya dimusim hujan ini, terlihat bangunan kantor wakil-wakil kita di buru-buru pengerjaannya biar bisa cepat sanggup kawasan berteduh yang layak untuk membahas kemaslahatan warga Maros. Para Tim Sukses pilkada juga semakin sibuk memikirkan seni administrasi biar masyarakat berpihak kepadanya dan yang tidak kalah penting yaitu bagaimana menciptakan masyarakat sepenuhnya ikut berpartisipasi (tidak golput) pada pesta demokrasi kali ini lantaran itu ada yang siapkan sarung dan juga payung, aku curiga krn ini ada hubungannya dengan trend hujan.
Namun tidak bagi petani yang renta ibarat Dg. Samaila di kampung Tanah Raja RT. 02/RW.01,Kelurahan Soreang, Beliau sudah belasan tahun tidak lagi bisa menepati janjinya kepada istrinya Dg. Marawiah untuk turun kesawah. Hujan kali ini tak menciptakan mereka berdua bisa berbuat ibarat biasanya. Lahir di zaman VoC tahun1934 mengharuskan pula dia menikmati kehangatan Nippon di usia delapan tahun hingga indonesia dinyatakan merdeka. Atas keterjajahannya dia berhak lebih dulu dari kita menikmati Kemerdekaan negeri ini.
Bagi pemerintah, mungkin dia salah seorang warga negara yang kurang baik dan tidak patuh pada negara dikarenakan telah mempunyai 8 Anak, 3 Perempuan dan 5 pria tanpa KB, namun klo ditanya dia sih KB tetapi KB alami sehabis anak ke-8nya. Hujan kali ini yaitu sudah belasan tahun ia tidak manfaatkan turun kesawah, "Saya sudah Pensiun" Katanya. Terlihat kerutan dan bintik-bintik hitam yang merata di sekujur tubuhnya tidak bisa lagi dipungkiri bahwa betul dia sudah renta apalagi naiknya Tarif dasar Air PDAM dan tagihan listrik ikut berpartisipasi menambah kerutan di dahinya setiap bulannya. namun kerentaan itu tidak menciptakan orang yang bertanggungjawab menempatkan dia ditempat orang-orang yang tergolong beruntung di mata pemerintah selama ini.
Beliau sudah tidak lagi punya penghasilan, baik harian, mingguan smp tahunan, palingan ia sanggup angpao seadanya dan sesisir pisang jika ada yang memanggilnya ma'baca (Suro' Baca), namun meskipun begitu kakek dari 24 cucu ini bukanlah tergolong masyarakat yang gampang berputus asa yang hingga harus memburu Bantuan-bantuan lunak ibarat yang selama ini marak di kucurkan oleh pemerintah. Beliau sangat anti mengemis kepada orng lain, pemerintah bahkan kepada anaknya sendiri apalagi tanpa alasannya apapun atau bukan hasil jerih payahnya.Tapi apalah mau dikata, meskipun begitu Bapak besutan Zaman Nippon ini semangatnya masih tidak bisa dianggap remeh temeh apalagi semangat itu mau dijajah meskipun sebatang Rokok Mansion yang dia isap sudah terlihat bergetar dan sesekali hampir jatuh di tangannya.
Yah Dg. Samaila, begitulah panggilannya, dia bukanlah jagoan dimata kita apalagi dia tidak pernah sekolah sudah barang tentu tidak bisa disebut sebagai guru ataukah buruh yang boleh saja meminta kenaikan honor setiap tahunnya. Tetapi kiprah dia patut di banggakan dikarenakan telah mengabdi sebagai petani yang setia bagi bangsa ini yang tentunya sangat layak menyandang kata "Pensiun". Kalaupun tidak layak biarlah ia pinjam kata itu untuk mengisi hari tuanya. Dg. Samaila Patut jadi referensi bagi kita lantaran selama ini masih banyak diantara kita yang selalu menganggap dirinya lemah hingga mereka terjebak oleh perilaku berputus asa mereka sendiri.
Dg. Samaila hanyalah orang yang pernah Bertani yang tidak mengerti perihal permasalahan negeri ini.
Dg. Samaila salah satu orang yang tidak menikmati pendidikan sehingga tidak bisa menghitung kerutan dan bintik disekujur tubuhnya.
Dg. Samaila Andai Istrinya KB sebelum Anak Ke-8 nya Maka goresan pena ini tidak akan pernah ada selamanya.
Maros, 02 Desember 2015. pukul 05.30 wita.
Sumber http://adnantandzil.blogspot.com
0 Response to "✔ Petani Pensiun"
Posting Komentar