-->

iklan banner

Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)

Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) - Dalam melaksanakan acara perdagangan internasional, setiap negara perlu memperhatikan teori-teori yang sanggup dijadikan fatwa dalam menerapakan acara perdagangan internasional. Sebagai pola Teori Keunggulan Mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith (1723-1790) dimana suatu negara melaksanakan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan melaksanakan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak sanggup diproduksi di negara tersebut secara efisien. Hal ini memungkinkan suatu individu, perusahaan, bahkan negara untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien serta memungkinkan untuk mendapat laba lebih. Selain itu, David Ricardo dalam bukunya yang berjudul On the Principles of Economy and Taxation (1817) mengemukakan bahwa setiap negara sanggup memperoleh laba dari perdagangan internasional, baik mempunyai maupun tidak mempunyai keunggulan absolutnya sendiri. Artinya, suatu negara apabila berdagang dengan negara lain sekalipun tidak mempunyai keunggulan absolut, masih sanggup memperoleh keunggulan komparatif.


           
    Prinsip keunggulan komparatif menyampaikan bahwa setiap negara atau bangsa menyerupai halnya orang, akan memperoleh hasil dari perdagangannya dengan mengekspor barang-barang atau jasa yang merupakan keunggulan komparatif terbesarnya dan mengimpor barang-barang atau jasa yang bukan merupakan keunggulan komparatifnya. Menurut aturan keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien (memiliki kerugian diktatorial terhadap) dibanding negara lain dalam memproduksi kedua barang, namun masih tetap terdapat dasar untuk melaksanakan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melaksanakan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang mempunyai kerugian mutlak lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang mempunyai kerugian mutlak yang lebih besar (komoditi ini mempunyai kerugian komparatif).

 Dalam melaksanakan acara perdagangan internasional Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)

Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai laba mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain, contohnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantages) yaitu laba atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melaksanakan spesialisasi produksi terhadap suatu barang yang mempunyai harga relatif (relative price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain, suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif  tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia beropini bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jikalau suatu negara bisa memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.

Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.

            Menurut Ricardo, laba mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith sanggup berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya tenaga kerja, alasannya adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing daerah akan melaksanakan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila mempunyai biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak sanggup didasarkan pada laba atau biaya mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak sanggup bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menciptakan barang tersebut berlainan.

Teori Keunggulan Komparatif ini berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh alasannya itu, suatu negara akan melaksanakan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai laba dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jikalau mempunyai kerugian dalam memproduksi.

David Ricardo beropini bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih sanggup dilakukan, asalkan negara tersebut melaksanakan spesialisasi produksi terhadap barang yang mempunyai biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh laba jikalau masing-masing melaksanakan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang sanggup diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang sanggup diprosukdinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang mempunyai sumber daya sangat lengkap, negara tersebut menentukan mengimpor atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri.

Menurut aturan keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau mempunyai kerugian diktatorial terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melaksanakan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melaksanakan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang yang mempunyai kerugian diktatorial lebih kecil  (ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang mempunyai kerugian diktatorial lebih besar (komoditi ini mempunyai kerugian komparatif).

Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas perkiraan berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak sanggup berpindah melalui batas negara.
g. Persaingan tepat di pasar barang maupun pasar faktor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.

Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu :
1)      Hanya ada 2 negara yang melaksanakan perdagangan internasional.
2)      Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan.
3)      Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja)
4)      Skala produksi bersifat “constant return to scale”, artinya harga relatif barang-barang tersebut yaitu sama pada banyak sekali kondisi produksi.
5)      Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) sanggup dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi barang tersebut.
6)      Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran.

Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut mempunyai nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang sanggup ditukarkan bilamana barang tersebut sanggup digunakan. Seseorang akan menciptakan sesuatu barang, alasannya barang itu mempunyai nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga menciptakan perbedaan antara barang yang sanggup dibentuk dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang sanggup ditambah produksinya sesuai dengan harapan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan.

Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo : 

Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari.

Negara
Produksi kain
Produksi anggur
Inggris
40 yard
30 botol
Portugal
50 yard
75 botol


Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak mempunyai keunggulan mutlak baik dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi berdasarkan David Ricardo antara Inggris dan Portugal tetap bisa melaksanakan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi biaya relatif, terbukti bahwa :
-      Inggris mempunyai keunggulan komparatif pada produksi kain.
-      Portugal mempunyai keunggulan komparatif pada produksi anggur.

Perhitungan tabel:
- Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard) yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain = 1,5 anggur (75 botol : 50 yard).
- Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1 botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol).

Perhitungan Keuntungan:

1. Inggris Spesialisasi Produk Kain

Data Dasar Tukar Kain

Negara
Produksi Kain
Produksi Anggur
DTDN
Inggris
40 yard
30 botol
1 yard kain = 30/40 = 0,75 botol anggur
Portugal
50 yard
75 botol
1 yard kain = 75/50 = 1,5 botol anggur

Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal :
·      DTLN (Portugal)    : 1 yard kain = 1,5 botol anggur
·      DTDN (Inggris)     : 1 yard kain = 0,75 botol anggur
·      Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah  sebanyak 0,75 botol anggur.

2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur

Data Dasar Tukar Anggur
Negara
Produksi Kain
Produksi Anggur
DTDN
Inggris
40 yard
30 botol
1 botol anggur = 40/30 = 1,33 yard kain
Portugal
50 yard
75 botol
1 botol anggur = 50/75 = 0,67 yard kain

Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris :
·      DTLN ( Inggris )   : 1 botol anggur = 1,33 yard kain
·      DTDN ( Portugal ) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain
·      Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah  sebanyak 0,67 yard kain

Berdasarkan ilustrasi diatas, sanggup dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris menukarkan kain dengaan anggur di Portugal, maka akan mendapat laba sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur - 0,75 anggur = 0,75 anggur ). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur = 0,67 yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapat laba sebesar 0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard - 0,67 yard = 0,67 yard)

Kelemahan Dari Teori Keunggulan Komparatif
Terdapat beberapa kelemahan Teori Keunggulan Komparatif, antara lain :
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua negara
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional alasannya harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara
3. Tidak sanggup dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara

Pengecualian Terhadap Teori Keunggulan Komparatif
Terdapat suatu pengecualian terhadap aturan keunggulan komparatif. Hal ini terjadi jikalau kerugian diktatorial (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada kedua komoditi sama besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut ini:

AMERIKA SERIKAT
INGGRIS
GANDUM
6
3
KAIN
4
2

Apabila di Inggris dalam satu jam kerja sanggup memproduksi 3 karung gandum, maka produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum yaitu setengahnya dari produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika) oleh karenanya tidak akan mempunyai keunggulan komparatif pada kedua komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi perdagangan yang sanggup menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal menyerupai ini yaitu Amerika Serikat hanya akan melaksanakan perdagangan hanya jikalau negara ini sanggup menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, ketika ini Inggris tidak akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum dari Amerika Serikat alasannya Inggris sanggup memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum maupun 4 meter kain dengan memakai 2 jam kerja. Dalam situasi menyerupai ini, tidak akan ada perdagangan yang sanggup menguntungkan kedua belah pihak.
Implikasi Teori Keunggulan Komparatif
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya.
Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif antara lain timbulnya ketergantungan dari Dunia Ketiga terhadap negara-negara maju alasannya keterbelakangan teknologi. Fakta lain, ketika ini negara-negara maju pun bisa menciptakan sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan melaksanakan proteksionisme.
Alih teknologi-produksi yang terjadi, contohnya barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, menyerupai karet menjadi ban dan juga menciptakan negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan menyerupai Honda menciptakan materi motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sesungguhnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut alasannya Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yangmengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jikalau ketika negara-negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan banyak sekali kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.

Demikianlah materi tentang Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) yang sempat kami berikan dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Teori Rostow yang telah kami posting sebelumnya. supaya materi yang kami berikan sanggup membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar…!!!

Sumber http://ilmumanajemenakuntansi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel