Filum Porifera (Hewan Berpori-Pori)
Sebelum membaca materi kali ini, saya sarankan terlebih dahulu untuk membaca postingan sebelumnya yang berjudul Kingdom Animalia. Porifera berasal dari Bahasa Latin yaitu porus yang berarti lubang kecil atau pori-pori, serta ferre yang berarti mengandung. Jadi, Porifera sanggup diartikan sebagai binatang yang di dalam tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil atau berpori-pori.
Porifera yaitu binatang yang mempunyai tubuh yang cukup sederhana, binatang ini biasanya hanya mempunyai ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. Selain mempunyai pori-pori mikroskopis pada tubuhnya, porifera juga mempunyai ciri khusus berupa sistem terusan atau sistem saluran air yang berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam tubuhnya.
A. Ciri-Ciri Porifera
B. Struktur Tubuh Porifera
Pada bab tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol yaitu ruangan yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bab atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam).
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bab endodermis. Pada bab ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menjadikan air yang membawa oksigen dan kuliner berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol kemudian masuk ke oskulum. Makanan ini kemudian akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari kuliner diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa-sisa kuliner yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) melalui spongosol sebelum risikonya keluar dari tubuh melalui oskulum.
D. Sistem Reproduksi Porifera
Pada binatang porifera, reproduksi sanggup berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara secual dan asecual.
Sistem terusan atau saluran air pada porifera sanggup dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ascon, sycon, dan leucon.
F. Klasifikasi Porifera
Terdapat tiga kelas yang sanggup diklasifikasikan ke dalam filum porifera, yaitu kelas Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae.
Tubuh porifera biasanya dimanfaatkan insan sebagai alat penggosok tubuh atau perabotan. Selain itu porifera juga banyak dipakai sebagai hisan akuarium. Porifera kadang juga merugikan bagi insan alasannya yaitu hidup menempel pada kulit tiram, sehingga kualitas tiram yang dihasilkan oleh peternakan akan berkurang.
Sumber http://iwak-pithik.blogspot.com
Porifera yaitu binatang yang mempunyai tubuh yang cukup sederhana, binatang ini biasanya hanya mempunyai ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. Selain mempunyai pori-pori mikroskopis pada tubuhnya, porifera juga mempunyai ciri khusus berupa sistem terusan atau sistem saluran air yang berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam tubuhnya.
A. Ciri-Ciri Porifera
Baca Juga
- Merupakan binatang multiseluller (bersel banyak).
- Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , sistem saraf, dan otot; namun sel-sel tubuhnya sanggup mengindra dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
- Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu ketika hidup berenang bebas (fase larva) dan ketika berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa).
- Merupakan binatang diploblastik yang mempunyai dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan luar dan endoderma (lapisan dalam).
- Bentuk tubuh binatang ini ada yang menyerupai piala, jambangan, terompet, dan bercabang-cabang menyerupai tumbuhan.
- Habitat utama di perairan (terutama di laut).
B. Struktur Tubuh Porifera
Pada bab tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol yaitu ruangan yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bab atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
- Epidermis, yaitu lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil (ostium) tempat masuknya air . Pada ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk mengendalikan buka atau tutupnya ostium.
- Mesoglea, yaitu lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung dua macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas. Sel-sel ameboid berfungsi sebagai pengangkut kuliner dan zat-zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lainnya. Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri-duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak.
- Endodermis, yaitu lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher (koanosit) yang mempunyai flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bab endodermis. Pada bab ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menjadikan air yang membawa oksigen dan kuliner berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol kemudian masuk ke oskulum. Makanan ini kemudian akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari kuliner diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa-sisa kuliner yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) melalui spongosol sebelum risikonya keluar dari tubuh melalui oskulum.
D. Sistem Reproduksi Porifera
Pada binatang porifera, reproduksi sanggup berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara secual dan asecual.
- Reproduksi secara secual, yaitu reproduksi yang terjadi ketika sel sperma bersatu dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat hemafrodit alasannya yaitu ovum dan sperma sanggup dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan sanggup membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan hanya akan sanggup terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
- Reproduksi secara asecual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan sperma pada ovum. Reproduksi asecual pada binatang porifera sanggup terjadi melalui dua cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula yaitu butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan, contohnya terlalu cuek atau terlalu panas.
Sistem terusan atau saluran air pada porifera sanggup dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ascon, sycon, dan leucon.
- Ascon, yaitu tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya pribadi terhubung lurus ke spongosol.
- Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam ostium kemudian melewati saluran-saluran bercabang sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya dilapisi oleh koanosit.
- Leucon, yaitu tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga bercabang yang tidak terhubung pribadi menuju spongosol.
Jenis-jenis saluran air porifera
(arahkan kursor ke gambar untuk memperbesar)
F. Klasifikasi Porifera
Terdapat tiga kelas yang sanggup diklasifikasikan ke dalam filum porifera, yaitu kelas Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae.
- Calcarea, merupakan kelas porifera yang mempunyai spikula dari zat kapur. Contoh spesies calcarea antara lain Sycon sp. dan Clathrinasp yang biasa hidup di kawasan maritim dangkal.
- Hexactinellida, mempunyai spikula yang tersusun atas zat kersik (silikat). Contoh spesies dari kelas hexactinellida antara lain Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di maritim dalam.
- Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak dengan spikula yang tersusun dari zat kersik. Contoh spesies dari kelas demospongiae antara lain Euspongia sp., Spongila sp., dan Callyspongia sp.
Tubuh porifera biasanya dimanfaatkan insan sebagai alat penggosok tubuh atau perabotan. Selain itu porifera juga banyak dipakai sebagai hisan akuarium. Porifera kadang juga merugikan bagi insan alasannya yaitu hidup menempel pada kulit tiram, sehingga kualitas tiram yang dihasilkan oleh peternakan akan berkurang.
Sumber http://iwak-pithik.blogspot.com
0 Response to "Filum Porifera (Hewan Berpori-Pori)"
Posting Komentar