-->

iklan banner

Jenis-Jenis Tanah

 merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling penting dalam kehidupan insan dan m Jenis-jenis Tanah
Tanah merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling penting dalam kehidupan insan dan makhluk hidup lain. Tanah menyediakan banyak sekali macam sumber daya alam yang sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup diatas bumi ini. Tidak sanggup disangkal pula bahwa seluruh insan hidup dan menggantungkan kehidupannya diatas tanah. Itulah mengapa kelestarian tanah sangat perlu untuk terus dijaga.


Pengertian Tanah

Tanah sanggup didefinisikan sebagai lapisan teratas dari kulit bumi yang terbentuk oleh materi organik maupun anorganik serta menjadi media untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Bahan organik yang menyusun tanah berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati. Sementara itu, materi anorganik berasal dari benda-benda mati menyerupai batu-batuan yang telah melapuk, ataupun dari banyak sekali jenis materi mineral.

Pelapukan yang terjadi pada batuan sampai menjadi tanah sanggup dipengaruhi oleh menyebarkan faktor. Faktor-faktor yang mensugesti pelapukan batuan tersebut antara lain:

1. Iklim

Pengaruh iklim sanggup berupa suhu dan curah hujan di suatu daerah. Semakin tinggi suhu dan curah hujan di suatu tempat, maka pelapukan yang terjadi pada batuan akan semakin cepat .

2. Jenis batuan

Satu jenis batuan dengan batuan lain akan tidak sama proses pelapukannya.

3. Waktu

Umur terbentuknya suatu batuan akan sangat kuat dalam terjadinya pelapukan.

Selain lantaran faktor-faktor diatas, jenis-jenis pelapukan pada banyak sekali jenis batuan sanggup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
  • Pelapukan biologis, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh aktifitas makhluk hidup pada sebuah batuan, lumut ialah salah satu contohnya. Lumut sanggup mengeluarkan sebuah zat yang bersifat asam sehingga batuan yang ditumbuhi lumut akan semakin cepat mengalami pelapukan. Selain lumut, akar pohon-pohon besar yang menghujam batuan akan semakin mempercepat pelapukan lantaran akan memecah batuan yang dihujamnya.
  • Pelapukan fisika, yaitu pelapukan yang disebabkan faktor-faktor dari alam contohnya cuaca, suhu, sinar matahari, dan angin. Sebagai contohnya suhu yang sangat tinggi di siang hari akan menciptakan batuan menjati terpanaskan dan mengembang. Sementara itu di malam hari suhu udara menjadi sangat rendah sehingga batuan mengalami pengerutan. Karena batuan mengalami pengkerutan dan pengembangan secara bergantian, maka lama-lama batuan akan retak dan akan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Pelapukan kimia, yaitu pelapukan batuan yang disebabkan oleh imbas materi kimia. Salah satu teladan pelapukan kimia ialah yang disebabkan oleh hujan asam.
Jenis-jenis Tanah

1. Tanah Laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang mempunyai sedikit sekali unsur hara sehingga kurang subur. Pada awalnya tanah ini kaya akan unsur hara, namun lantaran tererosi oleh air, tanah ini menjadi tandus dan sulit untuk ditanami. Tanah jenis ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan dan banyak dijumpai di Gunung Kidul, Kalimantan Barat, dan Lampung. Tanah jenis laterit juga biasa dipakai sebagai salah satu materi baku kerajinan gerabah.

2. Tanah Vulkanis

Sesuai dengan namanya, tanah ini terbentuk dari bubuk vulkanis yang telah mengalami pelapukan. Tanah jenis ini bersifat sangat subur, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Tanah vulkanis banyak terdapat disekitar gunung berapi di Pulau jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera. Tanah jenis ini sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • Regosol, tanah ini mempunyai karakteristik berbutir kasar, berwarna kelabu, dan mengandung sedikit sekali materi organik. Tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tumbuhan jenis palawija dan banyak terdapat di kawasan Sumatera dan Jawa.
  • Latosol, mempunyai warna merah dan kekuning-kuninagan, dan mempunyai kandungan unsur organik yang sedang. Tanah jenis ini banyak ditemui di Jawa, Lombok, dan Bali.
3. Tanah Organosol

Tanah jenis ini terbentuk dari materi organik dan biasanya bersifat subur. Tanah organosol sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • Gambut, tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian lantaran sifatnya yang terlalu basah. Tanah gambut banyak ditemukan di kawasan rawa-rawa menyerupai di Kalimantan Barat, Pantai timur Sumatera, dan Papua.
  • Humus, tanah ini sifatnya sangat subur lantaran berasal dari hasil pembusukan bahan-bahanorganik. Tanah ini banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan banyak ditemukan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
4. Tanah Aluvial

Tanah ini berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh pedoman sungai kemudian mengendap disepanjang pedoman sungai. Kandungan unsur hara pada tanah aluvial tergantung pada unsur induk penyusunnya. Tanah ini banyak terdapat di kawasan Jawa cuilan utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera cuilan timur.

5. Tanah Litosol

Tanah jenis ini bersifat agak keras lantaran terbentuk dari pelapukan kerikil yang belum sempurna. Tanah litosol kurang cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian lantaran unsur haranya yang sangat rendah. Tanah jenis ini tersebar merata hampir diseluruh kawasan Indonesia.

6. Tanah Kapur atau Mediteran

Tanah kapur berasal dari kerikil gamping yang telah melapuk. Pada umumnya jenis tanah ini kurang subur, namun sangat baik untuk ditanami pohon jati, palawija, dan lain-lain.

7. Tanah Mergel

Tanah mergel terbentuk lantaran proses penghancuran kerikil oleh air hujan yang tidak sempurna. Tanah ini terdiri atas kerikil kapur, pasir, dan tanah liat. Tanah jenis ini banyak terdapat di kawasan Kediri, Madiun, dan Nusa Tenggara Barat. Jenis tanah mergel sangat cocok untuk ditanami pohon jati.
Sumber http://iwak-pithik.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jenis-Jenis Tanah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel