-->

iklan banner

✔ Safi'i Pemerah Susu Sapi

Safi'i Pemerah Susu Sapi
      Pada awalnya kita memang lahir dengan kapasitas yang normal. waktu kecil /balita kita tidak butuh harus bisa membaca dan menulis untuk dapatkan ASI, sadar atau tidak sadar kita cuma butuh menangis saja, dengan segera ASI akan tiba dengan sendirinya. Namun ketika cukup umur kini ini sebagian besar kebutuhan kita harus ditempuh dengan menulis atau membaca bahkan kedua-duanya biar jangan hingga kita mau minum susu,kita salah beli susu seperti yang terjadi pada beberapa orang yang menganggap dirinya dewasa. Ataukah meskipun anda menangis ketika ini, anda tidak akan medapatkan ASI dari Ibu anda sendiri.
      Berbicara wacana susu saya punya kisah racikan sendiri. Cerita ini muncul begitu saja ketika saya ingin coba-coba berpartisipasi memikirkan nasib bangsa ini. Ceritanya begini:
Disuatu desa kecil hiduplah seorang peternak sapi berjulukan Safi'i ia juga bekerja sebagai pemerah susu sapi.  
Suatu ketika susu sekelompok sapi habis diperas oleh pak Safi'i, jadi apabila ada orang lain butuh susu hasil perasannya sendiri, dia harus mencari sapi-sapi yang belum sempat diperas oleh Safi'i. begitulah kegiatan pak Safi'i sebagai pemerah susu sapi. Karena sudah jadi kebiasaan Safi'i tiap hari, kalau susu sapi Safi'i tidak ada yang bisa diperas (maklum kalau susu sapi diperas terus kan habis juga), kadang Safi'i terlihat memeras susunya sendiri, tetapi bukan untuk dijual, hanya efek dari kebiasaan Safi'i saja.  
Setiap hari Safi'i mengkomsumsi Susu sapi dan lantaran kandungan nutrisi susu sapi itulah yang membuat Safi'i menjadi orang yang sangat cerdas dan pandai memanfaatkan keadaan. Safi'i juga tidak hanya bergelut di Desa-desa tetapi juga di Kota-kota. Pengalaman dan perjuangan ia berkembang sangat pesat dan namanya juga sudah merambah di pelosok kota-kota besar. Cuma ada yang beda dengan profesinya di Desa dan ketika ia di Kota. Di desa ia berprofesi sebagai Pemerah Susu sedangkan di Kota ia berprofesi sebagai Pemeras orang-orang Korupsi. Kaprikornus Pekerjaannya Pemerah dan Pemeras, cuma beda abjad akhiran saja tetapi penghasilannya jauh berbeda.
Sekarang Safi'i masuk nominasi 50 besar orang terkaya di dunia, itu bukan lantaran hasil jual dari susu sapinya tetapi itu lantaran kini ia lebih banyak meluangkan waktunya pada profesi yang kedua. Menurut Saf'i'i, jumlah Koruptor yang jadi sasarannya itu lebih banyak dari jumlah sapi yang ada di Negeri ini, semakin banyak orang Korupsi semakin banyak pula peluang perjuangan yang akan ia dapatkan. Jadi Korupsi itu menguntungkan dan lebih menjanjikan bagi para pemeras menyerupai Safi'i. 
    Mengingat hal diatas maka Korupsi harus di berantas tanpa pandang siapapun pelakunya biar tidak terjadi kejahatan yang lebih besar atau bertambahnya pelaku kejahatan. Paling sering dikemukakan yakni adanya niat dan kesempatan dari pelakunya. Namun salah satu alasannya yakni dari kejahatan yakni adanya kebiasaan menjalani hidup yang tanpa diketahui baik atau buruknya, jadi meskipun ada niat dan kesempatan, adanya kemampuan yang lahir dari kebiasaan yang merupakan faktor melahirkan niat dan membuat peluang itu yang cukup mendorong pelakunya untuk melakukannya. 
    Pertama, pesan saya apabila nama anda kebetulan Safi'i, janganlah memeras menyerupai Safi'i dalam kisah ini, lantaran itu perbuatan syetan. kalau pekerjaan syetan kita kerjakan, maka syetannya mesti kerja apa...? he...3x. 
   Kedua, selama masih ada Koruptor yakin saja Safi'i-Safi'i lain niscaya akan bermunculan dengan kapasitas dan atributnya yang berbeda. 
   Ketiga, kebetulan disamping saya ada teman yang berjulukan Safi'i, ia orang pertama sehabis saya yang setuju artikel ini dipublikasikan. ia menginginkan jangan lagi ada Safi'i menyerupai dalam kisah ini. 
Terakhir, Cerita diatas hanya fiktif belaka...
Maros, 01 Desember 2012
Adnan Junaedi
cerciterismah.blogspot.com/



     



Sumber http://adnantandzil.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "✔ Safi'i Pemerah Susu Sapi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel