Berkah Maulid Nabi Muhammad Saw
Diantara kasih sayangnya Allah ialah memudahkan kita untuk menuju ke kawasan yang diridhoi Nya ini. Allah senantiasa menuntun hati kita ditengah kesibukan dan aktifitas mengejar kehidupan dunia dan perhiasannya. Dalam keadaan demikian Allah Swt masih menggerakkan hati kita melangkah ke masjid untuk menjawab panggilan dan ajakan Allah.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ َ ﴿٩
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru kepada kalian untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kau kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ، ثَلَاثًا، مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ، طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ
“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali, bukan alasannya yaitu darurat, Allah akan mengunci hatinya.”
Ketika hati seseorang sudah dikunci mati, beliau menjadi kebal hidayah. Seberapapun peringatan yang beliau dengar, tidak akan memperlihatkan manfaat dan tidak akan menggerakkan hatinya. Seolah beliau terhalang untuk bertaubat.
Sebagaimana kita mengetahui bahwa kelahiran Junjungan kita, Rasulullah Saw yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awwal di waktu terbitnya fajar. Dan kita pun mengetahui bahwa ada beberapa orang wanita yang sangat berperan di dalam kelahiran dan kelangsungan kelahiran Beliau Saw. Yang mana kejadian-kejadian itu mengandung makna dan mengandung rahasia-rahasia yang jikalau digali tidak akan ada habisnya.
Sebagaimana kita mengetahui bahwa Rasulullah Saw di lahirkan oleh seorang ibu yang berjulukan Aminah dan kelahiran Beliau itu dibidani oleh seorang wanita yang berjulukan Assyifa atau Assyafa. Dibantu oleh seorang wanita budak yang berjulukan Tsuwaibah dan lagi disusui oleh seorang wanita yang berjulukan Halimah Assa’diyyah.
Nama-nama yang tersebut itu bukan tanpa arti. Bukan tanpa rahasia. Semua nama-nama wanita yang mulia itu mengandung makna, mengandung arti yang kita dapatkan makna-maknanya itu, sewaktu kita memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Para Ulama dan Hukama menyampaikan bahwa Aminah itu artinya yaitu kondusif tentram. Assyifa artinya kesembuhan, kesembuhan dari aneka macam macam penyakit. Tsuwaibah artinya yaitu pahala. Perempuan yang menyusui Rasulullah Saw itu berjulukan Halimah Assa’diyyah. Sa’diyyah artinya yaitu keberuntungan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ َ ﴿٩
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru kepada kalian untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kau kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ، ثَلَاثًا، مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ، طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ
“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali, bukan alasannya yaitu darurat, Allah akan mengunci hatinya.”
Ketika hati seseorang sudah dikunci mati, beliau menjadi kebal hidayah. Seberapapun peringatan yang beliau dengar, tidak akan memperlihatkan manfaat dan tidak akan menggerakkan hatinya. Seolah beliau terhalang untuk bertaubat.
Sebagaimana kita mengetahui bahwa kelahiran Junjungan kita, Rasulullah Saw yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awwal di waktu terbitnya fajar. Dan kita pun mengetahui bahwa ada beberapa orang wanita yang sangat berperan di dalam kelahiran dan kelangsungan kelahiran Beliau Saw. Yang mana kejadian-kejadian itu mengandung makna dan mengandung rahasia-rahasia yang jikalau digali tidak akan ada habisnya.
Sebagaimana kita mengetahui bahwa Rasulullah Saw di lahirkan oleh seorang ibu yang berjulukan Aminah dan kelahiran Beliau itu dibidani oleh seorang wanita yang berjulukan Assyifa atau Assyafa. Dibantu oleh seorang wanita budak yang berjulukan Tsuwaibah dan lagi disusui oleh seorang wanita yang berjulukan Halimah Assa’diyyah.
Nama-nama yang tersebut itu bukan tanpa arti. Bukan tanpa rahasia. Semua nama-nama wanita yang mulia itu mengandung makna, mengandung arti yang kita dapatkan makna-maknanya itu, sewaktu kita memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Para Ulama dan Hukama menyampaikan bahwa Aminah itu artinya yaitu kondusif tentram. Assyifa artinya kesembuhan, kesembuhan dari aneka macam macam penyakit. Tsuwaibah artinya yaitu pahala. Perempuan yang menyusui Rasulullah Saw itu berjulukan Halimah Assa’diyyah. Sa’diyyah artinya yaitu keberuntungan.
Makna yang disimpulkan dari empat nama itu yaitu bahwa dengan memperingati lahirnya Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Saw kita akan mendapat empat macam itu.
Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapat empat perkara.
Yang pertama kita mendapat aminah, mendapat keamanan dan ketentraman.
Kedua mendapat Assyifa, mendapat kesembuhan dari aneka macam macam penyakit.
Yang ketiga, tsuwaibah, kita mendapat pahala.
Yang keempat kita mendapat sa’diyyah, keberuntungan.
Harapan kita, permohonan kita kepada Allah dengan memperingati kelahiran Nabi Saw, kita mendapat empat macam tadi. Keamanan-ketentraman, kedamaian, kesembuhan dari aneka macam macam penyakit, pahala yang besar disisi Allah Swt, serta keberuntungan dunia dan akhirat.
Rasulullah Saw itu dilahirkan pada waktu terbitnya fajar. Ini menggambarkan, mengisyaratkan kepada kita bahwa kelahiran Beliau Saw di muka bumi ini yaitu membawa cahaya.
Dengan ini, apabila kita membaca, memperingati kelahiran Beliau Saw, yang mana Beliau itu lahir di waktu fajar, kita berharap bahwa kita akan mendapat cahaya dari Allah Swt. Kita akan mendapat nur yang menerangi hati kita. Yang selama ini gelap dengan aneka macam dosa dan kesalahan.
Kemudian bahwa Rasulullah Saw itu lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal.
Kenapa Rasulullah lahir tanggal 12 Rabiul Awwal.? Tidak 1 Rabiul Awwal, tidak tanggal 2, tidak tanggal 25 Rabiul Awwal.?
Tapi Allah menentukan bahwa Rasul ini lahir tanggal 12 Rabiul Awwal. Itu menggambarkan, mengisyaratkan bahwa yang lahir ini akan membawa satu ajaran, akan memabawa satu agama yakni islam yang mana pedoman islam itu berpokok pada 12 perkara. Yang akan mengajarkan kepada insan 12 perkara.
Pertama rukun iktikad yang ada 6 (enam)
Kedua rukun islam yang 5 (lima)
Dan yang ketiga rukun ihsan yang 1 (satu)
Rukun iktikad yakni iktikad kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, beriman kepada para Rosul, beriman kepada hari simpulan zaman dan yang keenam beriman pada qodho’ dan qodar Allah.
Inilah yang diajarkan, yang dibawa oleh Junjungan kita Rasulullah Saw.
Adapun rukun islam yaitu mengucap dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu.
Kemudian yang ke 12 yaitu ihsan adapun rukunnya ada 1 (satu) yakni
أَنْ تَعْبُدَ اللهْ - كَأَنَّكَ تَرَاهْ
Bahwa engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau itu melihat Allah.
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهْ – فَإِنَّهُ يَرَاكْ
Jikalau engkau tidak bisa demikian, yakni melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.
Jadi, Rasulullah yang lahir tanggal 12 Robiul Awwal itu yaitu mengajarkan kepada umat insan wacana 12 masalah tadi.
Maka,, dengan memperingati maulid Nabi, memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Saw yang lahir pada 12 Robiul Awwal itu kita berharap, berdoa, memohon kepada Allah Swt, berkat pelaksaan peringatan maulid Nabi ini, kita bisa mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, terutama yang 12 masalah tadi. Sehingga kita bisa beriman dengan sebenar-benar beriman, kita islam sebenar-benar islam dan kita ihsan dengan sebenar-benar ihsan.
Peringatan maulid Nabi akan membawa berkah, membawa keamanan, membawa kedamaian, mendatangkan kesembuhan, mendatangkan pahala, mendatangkan keberuntungan. Peringatan Maulid Nabi mendatangkan cahaya di hati kita, hidayah, taufiq kepada kita untuk bisa mengamalkan apa yang diajarakan oleh Rasulullah Saw.
Maulid Nabi yang membawa berkah-berkah ibarat demikian itu apabila peringatan maulid Nabi tersebut dilaksanakan dengan beberapa persyaratan yang mesti dijaga.
Bila syarat pelaksanaan maulid Nabi itu diabaikan, maka peringatan maulid Nabi tidak akan membawa berkah apa-apa.
Apa yang mesti kita perhatikan setiap kita melakukan peringatan maulid Nabi Saw.?
Pertama, kita memperingati maulid Nabi ini alasannya yaitu apa?
Bila tiba bulan Robiul Awwal, berbondong-bondong orang merayakan maulid Nabi. Menghabiskan uang, mengbuang tenaga, waktu dan sebagainya, tak lain tujuannya, niat dan motivasinya yaitu untuk menjunjung perintah Allah Swt.
Di mana Allah memerintahkan?
Al Qur’an di dalam banyak ayat menyatakan,
أُذْكُرُوْا نِعْمَةَ الله – أُذْكُرُوْا نِعْمَتِي
Ingatlah nikmat-nikmat Allah – ingatlah nikmat-nikmatKu.
Tidak diragukan lagi bila Rasulullah yaitu lebih agung-agungnya rahmat, lebih agung-agunya nikmat Allah kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta.
Al-Imam al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menyampaikan :
إِنَّ أَوَّلَ الْمُحْتَفِلِيْنَ بِالْمَوْلِدِ هُوَ صَاحِبُ الْمَوْلِدِ وَهُوَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا جَاءَ فِي الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ الَّذِيْ رَوَاهُ مُسْلِمٌ لَمَّا سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ، فَهَذَا أَصَحُّ وَأَصْرَحُ نَصّ فِي مَشْرُوْعِيَّةِ الْإِحْتِفَالِ بِالْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيْفِ، وَلَا يُلْتَفَتُ اِلَى قَوْلِ مَنْ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَنِ احْتَفَلَ بِهِ الْفَاطِمِيُّوْنَ، لِأَنَّ هَذَا إِمَّا جَهْلٌ أَوْ تَعَامٍ عَنِ الْحَقِّ.
Sesungguhnya pertama kali yang merayakan maulid yaitu Sang empunya maulid itu sendiri, yaitu Rasulullah Saw. Sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih riwayat imam Muslim ketika Rasul ditanya wacana tawaran puasa di hari Senin, Beliau Saw menjawab; “Itu yaitu hari di mana saya dilahirkan”. Ini yaitu sekuat dan sejelas-jelasnya nash dalil yang menjelaskan tawaran maulid Nabi yang mulia. Tidak sanggup dijadikan pijakan pendapat yang menyampaikan bahwa pertama kali yang merayakan maulid yaitu dari dinasti Fathimiyyah. Sebab pendapat tersebut tidak lepas dari ketidaktahuan atau berpura-pura tidak tahu akan fakta yang sebenarnya”.
Maka dorongan atau motivasi kita memperingati kelahiran Nabi ini yaitu cuilan dari mengingat nikmat Allah.
Dan dengan keinginan menambah cinta, mahabbah kita kepada Rasulullah Saw. Sehingga tiap saat, hari, bulan, cinta kita semakin bertambah. Makin bersahabat kematian kita, makin bersahabat simpulan umur kita, makin bersahabat mati, makin tambah mahabbah cinta kita kepada Rasulullah Saw. Dan pada balasannya kita berada di puncak mahabbah kepada Rasulullah Saw. Yang Beliau bersabda,
لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
Tidak tepat keimanan kalian, sehingga saya lebih dicintainya daripada anak istrinya, orang tuanya, hartanya, bahkan dirinya sendiri dan dari seluruh manusia.
Dan inilah yang dimaksud dengan hadits Rasulullah Saw,
Berapa banyak syuhada, berapa banyak orang syahid, tapi mereka mati di atas ranjang yang empuk. Berapa banyak ummatku yang meninggal dunia sebagai syahid, padahal beliau meninggal di atas ranjang yang empuk.
Maksudnya yaitu orang ini tidak ikut berperang dengan Rasulullah, tidak ikut berjuang dengan Rasulullah, tapi hatinya berada pada puncak mahabbah dengan Rasulullah Saw dan mati dalam keadaan demikian.
Yang kedua biar maulid Nabi ini mendatangkan berkah bahwa di dalam pelaksaan maulid, pelaksaan peringatan kelahiran Nabi itu tidak ada hal-hal yang dianggap oleh agama sebagai ‘munkarot’, sebagai perbuatan maksiat.
Kita memperingati maulid Nabi dalam keadaan yang sangat cantik berdasarkan pandangan agama. Jangan hingga ada masuk dalam peringatan maulid Nabi itu hal-hal yang berbau maksiat., mengumbar aurat. Kerena di dalam aturan agama kita, bagaimanapun perbuatan taat itu kalau ada mengandung maksiat, maka yang diutamakan yaitu menghindari maksiat.
Semua aktivitas yang kita laksanakan itu yaitu murni yang dicintai Allah dan Rasulullah Saw. Tidak ada yang dimurkai, yang tidak disukai Allah dalam rangkaian pelaksanaan maulid tersebut.
Yang ketiga, pelaksanaan maulid itu jangan hingga melalaikan kita dari kewajiban-kewajiban agama. Sebab memeriahkan program maulid sholat asar hingga ke maghrib, maghrib hingga ke isya, sholat jadi tidak karuan. Maka maulid yang demikian tidaklah mendatangkan berkah sama sekali, melaikan mendatangkan bahaya dan kemurkaan Allah Swt.
Jangan hingga dalam pelaksaan maulid Nabi itu melalaikan apa yang diwajibkan oleh Allah.
Yang keempat..kalau peringatan maulid Nabi itu memerlukan dana, atau apapun, maka diambil dari min halaliin, mesti dari yang halal.
Jadi, bila kita memperingati kelahiran Nabi, kapanpun, bukan hanya di bulan maulid, di bulan apapun bila kita memperingatinya dengan empat syarat tadi, maka insya Allah akan mendatangkan berkah yang tersebut di atas tadi.
Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapat empat perkara.
Yang pertama kita mendapat aminah, mendapat keamanan dan ketentraman.
Kedua mendapat Assyifa, mendapat kesembuhan dari aneka macam macam penyakit.
Yang ketiga, tsuwaibah, kita mendapat pahala.
Yang keempat kita mendapat sa’diyyah, keberuntungan.
Harapan kita, permohonan kita kepada Allah dengan memperingati kelahiran Nabi Saw, kita mendapat empat macam tadi. Keamanan-ketentraman, kedamaian, kesembuhan dari aneka macam macam penyakit, pahala yang besar disisi Allah Swt, serta keberuntungan dunia dan akhirat.
Rasulullah Saw itu dilahirkan pada waktu terbitnya fajar. Ini menggambarkan, mengisyaratkan kepada kita bahwa kelahiran Beliau Saw di muka bumi ini yaitu membawa cahaya.
Dengan ini, apabila kita membaca, memperingati kelahiran Beliau Saw, yang mana Beliau itu lahir di waktu fajar, kita berharap bahwa kita akan mendapat cahaya dari Allah Swt. Kita akan mendapat nur yang menerangi hati kita. Yang selama ini gelap dengan aneka macam dosa dan kesalahan.
Kemudian bahwa Rasulullah Saw itu lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal.
Kenapa Rasulullah lahir tanggal 12 Rabiul Awwal.? Tidak 1 Rabiul Awwal, tidak tanggal 2, tidak tanggal 25 Rabiul Awwal.?
Tapi Allah menentukan bahwa Rasul ini lahir tanggal 12 Rabiul Awwal. Itu menggambarkan, mengisyaratkan bahwa yang lahir ini akan membawa satu ajaran, akan memabawa satu agama yakni islam yang mana pedoman islam itu berpokok pada 12 perkara. Yang akan mengajarkan kepada insan 12 perkara.
Pertama rukun iktikad yang ada 6 (enam)
Kedua rukun islam yang 5 (lima)
Dan yang ketiga rukun ihsan yang 1 (satu)
Rukun iktikad yakni iktikad kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, beriman kepada para Rosul, beriman kepada hari simpulan zaman dan yang keenam beriman pada qodho’ dan qodar Allah.
Inilah yang diajarkan, yang dibawa oleh Junjungan kita Rasulullah Saw.
Adapun rukun islam yaitu mengucap dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu.
Kemudian yang ke 12 yaitu ihsan adapun rukunnya ada 1 (satu) yakni
أَنْ تَعْبُدَ اللهْ - كَأَنَّكَ تَرَاهْ
Bahwa engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau itu melihat Allah.
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهْ – فَإِنَّهُ يَرَاكْ
Jikalau engkau tidak bisa demikian, yakni melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.
Jadi, Rasulullah yang lahir tanggal 12 Robiul Awwal itu yaitu mengajarkan kepada umat insan wacana 12 masalah tadi.
Maka,, dengan memperingati maulid Nabi, memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Saw yang lahir pada 12 Robiul Awwal itu kita berharap, berdoa, memohon kepada Allah Swt, berkat pelaksaan peringatan maulid Nabi ini, kita bisa mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, terutama yang 12 masalah tadi. Sehingga kita bisa beriman dengan sebenar-benar beriman, kita islam sebenar-benar islam dan kita ihsan dengan sebenar-benar ihsan.
Peringatan maulid Nabi akan membawa berkah, membawa keamanan, membawa kedamaian, mendatangkan kesembuhan, mendatangkan pahala, mendatangkan keberuntungan. Peringatan Maulid Nabi mendatangkan cahaya di hati kita, hidayah, taufiq kepada kita untuk bisa mengamalkan apa yang diajarakan oleh Rasulullah Saw.
Maulid Nabi yang membawa berkah-berkah ibarat demikian itu apabila peringatan maulid Nabi tersebut dilaksanakan dengan beberapa persyaratan yang mesti dijaga.
Bila syarat pelaksanaan maulid Nabi itu diabaikan, maka peringatan maulid Nabi tidak akan membawa berkah apa-apa.
Apa yang mesti kita perhatikan setiap kita melakukan peringatan maulid Nabi Saw.?
Pertama, kita memperingati maulid Nabi ini alasannya yaitu apa?
Bila tiba bulan Robiul Awwal, berbondong-bondong orang merayakan maulid Nabi. Menghabiskan uang, mengbuang tenaga, waktu dan sebagainya, tak lain tujuannya, niat dan motivasinya yaitu untuk menjunjung perintah Allah Swt.
Di mana Allah memerintahkan?
Al Qur’an di dalam banyak ayat menyatakan,
أُذْكُرُوْا نِعْمَةَ الله – أُذْكُرُوْا نِعْمَتِي
Ingatlah nikmat-nikmat Allah – ingatlah nikmat-nikmatKu.
Tidak diragukan lagi bila Rasulullah yaitu lebih agung-agungnya rahmat, lebih agung-agunya nikmat Allah kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta.
Al-Imam al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki menyampaikan :
إِنَّ أَوَّلَ الْمُحْتَفِلِيْنَ بِالْمَوْلِدِ هُوَ صَاحِبُ الْمَوْلِدِ وَهُوَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا جَاءَ فِي الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ الَّذِيْ رَوَاهُ مُسْلِمٌ لَمَّا سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ، فَهَذَا أَصَحُّ وَأَصْرَحُ نَصّ فِي مَشْرُوْعِيَّةِ الْإِحْتِفَالِ بِالْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيْفِ، وَلَا يُلْتَفَتُ اِلَى قَوْلِ مَنْ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَنِ احْتَفَلَ بِهِ الْفَاطِمِيُّوْنَ، لِأَنَّ هَذَا إِمَّا جَهْلٌ أَوْ تَعَامٍ عَنِ الْحَقِّ.
Sesungguhnya pertama kali yang merayakan maulid yaitu Sang empunya maulid itu sendiri, yaitu Rasulullah Saw. Sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih riwayat imam Muslim ketika Rasul ditanya wacana tawaran puasa di hari Senin, Beliau Saw menjawab; “Itu yaitu hari di mana saya dilahirkan”. Ini yaitu sekuat dan sejelas-jelasnya nash dalil yang menjelaskan tawaran maulid Nabi yang mulia. Tidak sanggup dijadikan pijakan pendapat yang menyampaikan bahwa pertama kali yang merayakan maulid yaitu dari dinasti Fathimiyyah. Sebab pendapat tersebut tidak lepas dari ketidaktahuan atau berpura-pura tidak tahu akan fakta yang sebenarnya”.
Maka dorongan atau motivasi kita memperingati kelahiran Nabi ini yaitu cuilan dari mengingat nikmat Allah.
Dan dengan keinginan menambah cinta, mahabbah kita kepada Rasulullah Saw. Sehingga tiap saat, hari, bulan, cinta kita semakin bertambah. Makin bersahabat kematian kita, makin bersahabat simpulan umur kita, makin bersahabat mati, makin tambah mahabbah cinta kita kepada Rasulullah Saw. Dan pada balasannya kita berada di puncak mahabbah kepada Rasulullah Saw. Yang Beliau bersabda,
لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
Tidak tepat keimanan kalian, sehingga saya lebih dicintainya daripada anak istrinya, orang tuanya, hartanya, bahkan dirinya sendiri dan dari seluruh manusia.
Dan inilah yang dimaksud dengan hadits Rasulullah Saw,
Berapa banyak syuhada, berapa banyak orang syahid, tapi mereka mati di atas ranjang yang empuk. Berapa banyak ummatku yang meninggal dunia sebagai syahid, padahal beliau meninggal di atas ranjang yang empuk.
Maksudnya yaitu orang ini tidak ikut berperang dengan Rasulullah, tidak ikut berjuang dengan Rasulullah, tapi hatinya berada pada puncak mahabbah dengan Rasulullah Saw dan mati dalam keadaan demikian.
Yang kedua biar maulid Nabi ini mendatangkan berkah bahwa di dalam pelaksaan maulid, pelaksaan peringatan kelahiran Nabi itu tidak ada hal-hal yang dianggap oleh agama sebagai ‘munkarot’, sebagai perbuatan maksiat.
Kita memperingati maulid Nabi dalam keadaan yang sangat cantik berdasarkan pandangan agama. Jangan hingga ada masuk dalam peringatan maulid Nabi itu hal-hal yang berbau maksiat., mengumbar aurat. Kerena di dalam aturan agama kita, bagaimanapun perbuatan taat itu kalau ada mengandung maksiat, maka yang diutamakan yaitu menghindari maksiat.
Semua aktivitas yang kita laksanakan itu yaitu murni yang dicintai Allah dan Rasulullah Saw. Tidak ada yang dimurkai, yang tidak disukai Allah dalam rangkaian pelaksanaan maulid tersebut.
Yang ketiga, pelaksanaan maulid itu jangan hingga melalaikan kita dari kewajiban-kewajiban agama. Sebab memeriahkan program maulid sholat asar hingga ke maghrib, maghrib hingga ke isya, sholat jadi tidak karuan. Maka maulid yang demikian tidaklah mendatangkan berkah sama sekali, melaikan mendatangkan bahaya dan kemurkaan Allah Swt.
Jangan hingga dalam pelaksaan maulid Nabi itu melalaikan apa yang diwajibkan oleh Allah.
Yang keempat..kalau peringatan maulid Nabi itu memerlukan dana, atau apapun, maka diambil dari min halaliin, mesti dari yang halal.
Jadi, bila kita memperingati kelahiran Nabi, kapanpun, bukan hanya di bulan maulid, di bulan apapun bila kita memperingatinya dengan empat syarat tadi, maka insya Allah akan mendatangkan berkah yang tersebut di atas tadi.
0 Response to "Berkah Maulid Nabi Muhammad Saw"
Posting Komentar