Sasaran Penemuan Pendidikan
Sasaran Inovasi Pendidikan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Inovasi pendidikan sebagai perjuangan perubahan pendidikan tidak sanggup bangun sendiri, tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait di dalamnya. Di samping itu, keberhasilan penemuan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua faktor, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Sasaran utama yang perlu diperhatikan dalam penemuan pendidikan di antaranya:
1. Guru
Agar dunia pendidikan sanggup lebih inovatif dibutuhkan guru yang berkompeten dan mempunyai kreativitas yang tinggi. Guru harus mempunyai cara memberikan pembelajaran supaya berguru itu menarik dan gampang dimengerti.
Peran guru pada penemuan di sekolah tidak terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus tetap memerhatikan sejumlah kepentingan siswa, di samping harus memerhatikan suatu tindakan inovasi.
Langkah-langkah perubahan yang dilakukan oleh seorang guru pun tidak terlepas dari beberapa aspek kompetensi yang harus dicapai, ibarat (a) planning instructions (merencanakan pembelajaran), (b) implementing instructions (menerapkan pembelajaran), (c) performing administrative duties (melaksanakan tugas-tugas administratif), (d) communicating (berkomunikasi), (e) development personal skills (mengembangkan kemampuan pribadi), (f) developing pupil self (mengembangkan kemampuan peserta didik).
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat kuat dalam proses berguru mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat memilih kelangsungan proses berguru mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus cendekia membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai.
Ada beberapa hal yang sanggup membentuk kewibawaan guru, yakni (a) penguasaan materi yang diajarkan, (b) metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, (c) korelasi antarindividu, baik dengan siswa maupun antar-sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan, ibarat administator, contohnya kepala sekolah dan tata perjuangan serta masyarakat sekitar, (d) pengalaman dan keterampilan guru.
Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai perencanaan penemuan pendidikan hingga dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan kiprah penting bagi keberhasilan penemuan pendidikan.
Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam membuat suasana berguru yang aman dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa supaya mencapai tujuan secara optimal. Seorang guru tidak hanya harus pandai dari segi intelektual, tetapi juga harus mempunyai kompetensi pedagogi, profesional, individual, dan sosial. Selain itu, guru juga harus kreatif dan inovatif. Untuk itu, guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran yang dinamis dan inovatif.
2. Siswa
Prioritas paling tinggi di sekolah yaitu berpusat pada minat dan kebutuhan siswa. Jadi, semua unit pekerjaan di sekolah diabdikan pada kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan di sekolah tersebut.
Sebagai obyek utama dalam pendidikan, siswa memegang kiprah yang sangat dominan. Siswa sanggup memilih keberhasilan berguru melalui penggunaan inteligensi, daya motorik, pengalaman, kemauan, dan komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses penemuan pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Peran siswa dalam penemuan pendidikan yaitu sebagai peserta pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama teman, petunjuk, bahkan guru.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah mencakup agenda pengajaran dan perangkatnya, merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kurikulum sekolah merupakan cuilan yang tidak sanggup dipisahkan dalam proses berguru mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan penemuan pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, penemuan pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi. Oleh alasannya yaitu itu, dalam penemuan pendidikan, semua perubahan yang hendak ditetapkan harus sesuai dengan perubahan kurikulum. Dengan kalimat lain, perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak tidak mungkin perubahan keduanya akan berjalan searah.
Inovasi kurikulum yaitu gagasan atau praktik kurikulum gres dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan persoalan atau mencapai tujuan tertentu.
Inovasi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik mendapatkan maupun menolak hasil dari inovasi. Ibrahim (1988, hlm. 71-73) menyebutkan bahwa tipe keputusan penemuan pendidikan termasuk di dalamnya penemuan kurikulum sanggup dibedakan menjadi empat, yaitu (a) keputusan penemuan pendidikan opsional, yaitu pemilihan mendapatkan atau menolak penemuan menurut keputusan yang ditentukan oleh individu secara berdikari tanpa bergantung atau terpengaruh dorongan anggota sosial lain, (b) keputusan penemuan pendidikan kolektif, yaitu pemilihan mendapatkan dan menolak penemuan menurut keputusan yang dibentuk secara bersama atas janji antaranggota sistem sosial, (c) keputusan penemuan pendidikan otoritas, yaitu pemilihan untuk mendapatkan dan menolak penemuan yang dibentuk oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang, dan kemampuan yang lebih tinggi daripada anggota lain dalam sistem sosial, (d) keputusan penemuan pendidikan kontingen, yaitu pemilihan untuk mendapatkan atau menolak keputusan penemuan pendidikan gres sanggup dilakukan sehabis ada keputusan yang mendahuluinya.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses berguru mengajar. Di dalam penemuan pendidikan, akomodasi ikut menghipnotis kelangsungan penemuan yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan penemuan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.
5. Lingkup sosial masyarakat
Di dalam menerapkan penemuan pendidikan, lingkup sosial masyarakat tidak secara eksklusif terlibat dalam perubahan tersebut, tetapi bisa membawa dampak, baik kasatmata maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan bekerjsama mengubah masyarakat menjadi lebih baik, terutama masyarakat kawasan peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam penemuan pendidikan akan membantu inovator dan pelaksana penemuan dalam melakukan penemuan pendidikan.
Referensi
Ibrahim (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud.
Sumber http://tintapendidikanindonesia45.blogspot.com
0 Response to "Sasaran Penemuan Pendidikan"
Posting Komentar