Auditing Dan Sistem Isu
Auditing dan Sistem Informasi
Perkembangan sistem info yang digunakan oleh klien berdampak dengan keahlian yang harus dikuasai oleh auditor yang semula pendekatan yang dilakukan dengan cara manual maka dengan perubahan tersebut auditor dituntut untuk menguasai proses sistem info yang digunakan klien dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan menyesuaikan proses audit dan mekanisme yang digunakan pada dikala melaksanakan pekerjaan lapangan contohnya perubahan lingkungan sistem akuntansi yang manual menjadi sistem info akuntansi berbasis komputer menyebabkan auditor harus mempelajari karaktristik lingkungan sistem tersebut. Agar pelaksanaan auditing sanggup berjalan dengan efektif dan efisien, auditor sudah seharusnya menyesuaikan teknik-teknik auditnya dengan sistem info klien.
Untuk memperoleh pemahaman perihal efinisi audit, type-type audit, jenis-jenis auditor, pengetahuan sistem, informasi, berikut akan dibahas secara rinci.
Definisi Audit
Ada beberapa definisi audit yang diberikan oleh beberapa hebat di bidang akuntansi, antara lain:
Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke :
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent independent person”.
Menurut Mulyadi :
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan perihal kegiatan dan insiden ekonomi, dengan tujuan untuk memutuskan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
- Dibutuhkan info yang sanggup diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang sanggup digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi info tersebut,
- Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus terang untuk memilih lingkup tanggungjawab auditor,
- Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit,
- Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta perilaku independen dalam mengumpulkan materi bukti yang diharapkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.
Tipe-tipe Audit
Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
- audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
- Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit laporan keuangan yakni audit yang dilakukan oleh auditor eksternal maupun internal terhadap laporan keuangan auditee untuk menunjukkan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit kemudian dibagikan kepada pihak luar perusahaan menyerupai kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
- Audit kepatuhan (compliance audit). Audit ini bertujuan untuk memilih apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari administrasi dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan sanggup dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal.
- Audit operasional (operational audit). Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik acara operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melaksanakan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu.
Tujuan audit operasional yakni untuk :
1. Menilai kinerja, kinerja dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen
2. Mengidentifikasikan peluang dan
3. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak-pihak yang mungkin meminta dilakukannya audit operasional yakni administrasi dan pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.
Jenis-jenis Auditor
Auditor biasanya diklasifikasikan dalam dua kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan mereka, yaitu :
- Auditor eksternal, dan auditor internal,
- Auditor eksternal. Audit eksternal merupakan pihak luar yang bukan merupakan karyawan perusahaan, berkedudukan independen dan tidak memihak baik terhadap auditeenya maupun terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan auditeenya (pengguna laporan keuangan). Auditor eksternal sanggup melaksanakan setiap jenis audit.
2. Auditor Internal. Auditor internal yakni pegawai dari perusahaan yang diaudit, auditor ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian independen dalam lingkungan perusahaan sebagai suatu bentuk jasa bagi perusahaaan..
Fungsi dasar dari Internal Audit yakni suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, sanggup dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan (akutansi) perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan. Tujuannya yakni untuk membantu pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan menunjukkan analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang di audit. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor melaksanakan kegiatan–kegiatan berikut:
- Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan sistem pengendalian manajemen, struktur pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta menyebarkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal,
- Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedurprosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen
- Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan
- Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi sanggup dipercaya
- Menilai mutu pekerjaan setiap bab dalam melaksanakan kiprah yang diberikan oleh manajemen
- Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisensi dan efektifitas
Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya tersebut sanggup disimpulkan bahwa internal auditor antara lain mempunyai peranan dalam :
- Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention),
- Pendeteksian Kecurangan (Fraud Detection), dan
- Penginvestigasian Kecurangan (Fraud Investigation).
Pengertian sistem
Sistem yakni suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Barry E. Cushing, 1974).
Sistem yakni suatu grup dari elemen-elemen baik berbentuk fisik maupun bukan fisik yang mengambarkan suatu kumpulan saling berafiliasi di antaranya dan berinteraksi gotong royong menuju satu atau lebih tujuan, target atau final dari sistem (M. J Alexander, 1974).
Stephen A. Moscove dan Mark G (1984) mendefinisikan sistem sebagai berikut: Sistem yakni suatu kesatuan yang terdiri dari dari interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut O’Brien, sistem merupakan sekumpulan komponen-komponen yang saling berafiliasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dengan mendapatkan masukan dan menghasilkan pengeluaran melalui proses transformasi yang terorganisir.
Menurut Mathiassen, system yakni sekumpulan komponen yang mengimplementasikan kebutuhan pemodelan fungsi dan antar muka.
Dari definisi-definisi diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa sistem yakni kumpulan dari komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi dan berafiliasi membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan atau target sistem tersebut. Misalnya, sistem akuntansi sanggup terdiri dari beberapa susbsistem-subsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi biaya dan sebagainya. Bahkan sistem akuntansi itu sendiri merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar.
Pengertian Informasi
Menurut Kenneth C. Laudon dan Jane Price Laudon (1999), info yakni data yang telah dibuat menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi umat manusia.
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski (1986), info yakni data yang telah diletakan dalam konteks yang lebih berarti dan mempunyai kegunaan yang dikomunikasikan kepada akseptor untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan.
Menurut O’Brien, info yakni adata yang telah diubah ke dalam sebuah bentuk yang mempunyai arti dan mempunyai kegunaan bagi pemakai tertentu atau khusus.
Menurut Mcleod, info yakni data yang telah diproses sehingga menjadi data yang mempunyai arti dan mempunyai kegunaan bagi pemakainya.
Dari beberapa definisi tersebut sanggup disimpulkan bahwa info (Jogiyanto 1999) adalah:
- data yang diolah
- menjadi bentuk yang lebih mempunyai kegunaan (relevan, akurat, dan sempurna waktu) dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
- menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan suatu kesatuan yang faktual (fact dan entity).
- digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sumber dari info yakni data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Kemudian dari info tersebut digunakan untuk menciptakan keputusan dan melaksanakan tindakan. Kejadian-kejadian (event) yakni sesuatu yang terjadi pada dikala yang tertentu. Kesatuan (fact dan entity) yakni berupa suatu obyek faktual menyerupai tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Pengertian Sistem Informasi
Menurut James B. Bower, Robert E. Schlosser dan Maurice S. Newman (1985): suatu sistem info yakni suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan info yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.
Sedangkan berdasarkan John F. Nash dan Martin B. Roberts (1984): suatu sistem info yakni suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada administrasi dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan ekstenal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi yakni suatu hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang digunakan oleh sistem informasi, hardware atau perangkat keras merupakan peralatan fisik yang terlibat dalam pemrosesan info menyerupai computer, workstation, peralatan jaringan, daerah penyimpanan data serta peralatan transmisi. Software yakni acara computer yang menginterpretasikan apa yang harus dilakukan.
Teknologi Informasi yakni teknologi computer untuk memproses dan menyimpan informasi, sama baiknya dengan teknologi komunikasi untuk transmisi informasi
Sumber http://sharingilmupajak.blogspot.com
0 Response to "Auditing Dan Sistem Isu"
Posting Komentar