Cnidaria
Cnidaria berasal dari kata cnidos yang berarti jarum penyengat. Sebagian besar Cnidaria hidup di air laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar. Beberapa Cnidaria bersimbiosis mutualisme dengan alga. Cnidaria menyerap oksigen dari alga dan memperlihatkan sumbangan untuk alganya. Jika Cnidaria mengalami kelebihan oksigen, binatang ini akan memproduksi antioksidan untuk menetralisir kelebihan oksigennya.
Cnidaria mempunyai sel knidosit pada bab verbal dan tentakelnya. Sel knidosit berfungsi untuk menangkap mangsa dan melindungi diri. Sel knidosit disebut juga knidosista atau knidoblas. Sel knidosit merupakan sel tunggal, sehingga tidak sanggup dipakai sehabis satu tembakan.
Sel knidosit terdiri atas tiga tipe, yaitu :
a. Nematosista ialah kapsul berbentuk bola yang berisi duri. Duri tersebut terhubung ke bab bawah kapsul dengan gulungan benang. Bagian luar kapsul terdapat knidosil (rambut halus/silia). Knidosil berfungsi memicu terjadinya penembakan duri yang mengandung racun tersebut. Toksin (racun) pada nematosista diidentifikasi sebagai neurotoksin yang sanggup melumpuhkan sistem saraf mangsa.
b. Spirosista ialah tipe yang berbentuk benang yang sanggup menjerat mangsa.
c. Ptikosista ialah tipe yang sanggup membentuk tabung pelindung.
Sel knidosit mempunyai silia yang disebut knidosil. Selain itu, terdapat operkulum yang berfungsi sebagai epilog kapsul.
Cnidaria mempunyai badan simetri radial yang tersusun atas dua lapisan epitelium setebal satu sel sebagai lapisan utama, serta lapisan mesoglea yang menyerupai jeli dan terletak di antara kedua lapisan epitelium tersebut. Oleh alasannya ialah itu, Cnidaria termasuk binatang diploblastik.
Kulit luat Cnidaria terdiri atas sel epiteliomuskuler, sel knidosit, sel saraf dan sel interstisial. Sel epiteliomuskuler membentuk serat-serat otot. Sel interstisial merupakan sel yang tidak terspesialisasi, sehingga sanggup menggantikan sel-sel yang hilang atau rusak.
Bentuk badan Cnidaria terdiri atas dua bentuk dasar, yaitu :
- Bentuk Medusa
Bentuk medusa ialah bentuk badan yang bersifat motil (dapat bergerak bebas). Bentuk medusa sering disebut sebagai ubur-ubur. Bentuk medusa mempunyai statosista, yaitu ruangan penuh rambut yang berperan sebagai pengatur keseimbangan yang sanggup mengontrol kecepatan dan kemiringan tubuh.
Di dalam statosista terdapat statolit yang merupakan plastida (organel penyimpan materi) khusus. Jika badan miring, statolit akan bergerak dan merangsang rambut pada statosista untuk mengirim sinyal, sehingga Cnidaria sanggup menyeimbangkan badan mereka.
- Bentuk Polip
Bentuk polip ialah bentuk badan yang melekat pada suatu permukaan/media dan bersifat sesil atau non motil (tidak gampang bergerak). Bentuk polip bergerak dengan cara merayap menyerupai siput.
Lapisan mesoglea pada bentuk badan medusa lebih tebal dan lentur dibandingkan pada bentuk badan polip. Hal ini yang menjadikan bentuk medusa lebih gampang bergerak di dalam air dan bentuk tubuhnya sanggup kembali menyerupai semula.
Sebagian besar spesies Cnidaria mempunyai oseli. Oseli ialah bintik mata yang mengandung pigmen yang sanggup mendeteksi sumber cahaya. Cnidaria juga mempunyai rongga gastrovaskuler yang berperan sebagai tempat pencernaan dan peredaran kuliner ke seluruh tubuh. Rongga gastrovaskuler dilapisi oleh lapisan gastrodermis.
Pada lapisan gastrodermis terdapat sel kelenjar yang berfungsi mensekresikan enzim untuk mencerna makanan. Nutrisi akan diedarkan ke seluruh badan bersama anutan air yang dikontrol oleh silia yang terdapat pada lapisan gastrodermis. Sedangkan sisa kuliner yang tidak sanggup dicerna akan dikeluarkan melalui verbal bersama dengan anutan air dari dalam tubuh.
Sistem Reproduksi Cnidaria
Pada Scyphozoa dan Cubozoa, larva berenang untuk mencari tempat yang sesuai dan melekat pada permukaan tempat tersebut, sampai tumbuh menjadi polip. Ketika dewasa, polip akan melaksanakan strobilasi, yaitu menarik tentakelnya dan memotong badan secara horizontal. Bagian yang terpotong menjadi medusa muda yang akan berenang bebas.
Medusa akan tumbuh, sampai bakir balig cukup akal dan mempunyai kelenjar reproduksi pada lapisan gastrodermis, sedangkan polip akan melanjutkan proses strobilasinya. Kelenjar reproduksi pada medusa akan menghasilkan sel telur atau sel sperma yang akan dikeluarkan ketika animo kawin tiba. Sel telur yang mengalami pembuahan akan menjadi larva.
Pada tahap medusa, reproduksi Cnidaria bersifat secual. Pada tahap polip, reproduksi Cnidaria bersifat asecual. Peristiwa pergantian cara reproduksi ini disebut metagenesis.
Klasifikasi Cnidaria
Klasifikasi Cnidaria hampir sama dengan penjabaran pada Coelenterata. Cnidaria sanggup diklasifikasikan menjadi tujuh kelas utama, yaitu :
a. Anthozoa
Anthozoa berbentuk menyerupai bunga. Anthozoa hanya mengalami tahap polip bertunas untuk bereproduksi, tanpa mengalami tahap medusa. Reproduksi asecual Anthozoa ialah dengan memakai tunas. Reproduksi secual Anthozoa ialah melalui pembuahan sel telur dan sel sperma, sampai menjadi larva yang akan tumbuh menjadi polip baru.
b. Scyphozoa
Scyphozoa berbentuk cangkir dengan dua pegangan. Scyphozoa disebut juga ubur-ubur sejati. Scyphozoa umumnya berukuran 2-40 cm, tetapi untuk ubur-ubur besar ukurannya sanggup mecapai 1-2 meter. Beberapa Scyphozoa tidak mengalami tahap polip ketika bereproduksi.
c. Cubozoa
Cubozoa disebut juga ubur-ubur kotak. Cubozoa mempunyai badan yang lebih bercahaya daripada ubur-ubur lainnya. Selain itu, Cubozoa sanggup bergerak lebih cepat daripada ubur-ubur lainnya. Cubozoa berukuran 20-30 cm dengan panjang tentakel mencapai 3 meter.
Jika kelas lain hanya mempunyai oseli sederhana, Cubozoa mempunyai mata sejati yang lengkap dengan retina, kornea dan lensa, sehingga Cubozoa sanggup mendeteksi objek berwarna polos. Saat bereproduksi, polip Cubozoa hanya menghasilkan satu medusa.
d. Hydrozoa
Beberapa Hydrozoa tidak mengalami tahap polip ketika bereproduksi, tetapi ada pula yang tidak mengalami tahap medusa. Bentuk medusa Hydrozoa lebih kecil dari bentuk medusa ubur-ubur lain, yaitu hanya sekitar 0,5-6 cm. Tidak semua bentuk medusa Hydrozoa sanggup bergerak bebas. Beberapa spesies hanya bertindak sebagai tunas.
e. Staurozoa
Staurozoa disebut juga ubur-ubur bertangkai. Bentuk badan Staurozoa menyerupai terompet bertangkai. Staurozoa tidak mengalami tahap polip ke medusa atau sebaliknya. Staurozoa merupakan medusa yang bersifat polip.
Staurozoa bereproduksi secara secual dengan menghasilkan sel teluar atau sel sperma yang kemudian mengalami pembuahan, sampai menghasilkan larva yang akan melekat pada media yang cocok untuk tumbuh menjadi individu baru. Staurozoa tidak mengalami strobilasi, melainkan eksklusif menjadi individu dewasa.
f. Myxozoa
Myxozoa sanggup berevolusi menjadi benalu obligat yang bersifat mikroskopis (tidak sanggup eksklusif dilihat dengan mata). Parasit obligat ialah benalu yang membutuhkan inang untuk menuntaskan daur hidupnya. Myxozoa berukuran 10-20 µm.
g. Polypodiozoa
Polypodiozoa berevolusi menjadi benalu endoseluler (di dalam sel). Biasanya Polypodiozoa hidup di dalam oosit ikan sturgeon dan paddlefish. Oosit ialah sel dalam ovarium yang mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk ovum (sel telur). Dari pembelahan meiosis akan terbentuk empat sel gres yang diploid (2n).
Berikut sekilas ihwal ikan sturgeon dan paddlefish
Ikan sturgeon merupakan ikan yang mempunyai tulang yang hidup di kawasan beriklim subtropis, sedang dan subarktik. Ikan sturgeon bertubuh panjang sekitar 2-3,5 m dan mempunyai sisik yang sangat sedikit.
Ikan paddlefish merupakan ikan berhidung panjang atau mempunyai moncong (rostrum) yang hidup di air tawar. Ikan paddlefish mempunyai panjang 1,52 meter. Pada rostrum terdapat elektroreceptor untuk mendeteksi mangsa.
Satu-satunya spesies Polypodiozoa ialah Polypodium hydriforme. Polypodiozoa dianggap sebagai Cnidaria alasannya ialah mempunyai nematosista. Polypodiozoa hidup di air tawar.
Artikel Terkait :
Coelenterata
Ctenophora
Artikel Terkait :
Coelenterata
Ctenophora
0 Response to "Cnidaria"
Posting Komentar