Metode/Cara Melaksanakan Bimbingan Dan Konseling Di Sd Dengan Menerapkan Metode Ki Hajar Dewantara Oleh Nadya Rifka Ayu Maheldaswara
![]() |
| Ki Hajar Dewantara |
Sahabat Edukasi yang berbahagia... Banyak yang beranggapan bahwa di sekolah dasar tidak ada bimbingan dan konseling sehingga para siswa tidak mengetahui apa itu bimbingan dan konseling. Karena kebanyakan di sekolah dasar guru/wali kelas yang menjadi kiprah utama dalam memperoleh gosip perihal penerima didiknya. Karena kiprah pendidik di sini bukan saja mengajar tetapi juga membangun huruf penerima didik.
Sama halnya dengan tujuan pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu membangun anak didik menjadi insan merdeka lahir batin, luhur nalar budinya serta sehat jasmani untuk menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kegunaan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta insan pada umumnya .
Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling seorang guru bisa dipadukan dengan bahan asuh melalui pembelajaran tematik. Di sini guru bisa memakai Ajaran Taman Siswa yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara salah satunya yaitu:
1. Sistem Among
Dalam sistem ini guru atau pamong memerdekakan batin, tenaga dan pikiran penerima didik menyerupai dalam melaksanakan bimbingan dan konseling jangan hingga anak merasa takut atau tidak nyaman sehingga guru perlu memakai sistem among dalam melaksanakan bimbingan dan konseling menyerupai permasalahan yang sering penerima didik alami yaitu duduk kasus dalam berguru dan sosial. Sehingga siswa sanggup secara terbuka dongeng kepada guru perihal apa yang sedang dialami tampa merasa takut atau tertindas oleh pertanyaan-pertanyaan guru yang diberikan.
2. Tri Pusat Pendidikan
Dalam bimbingan dan konseling permasalahan anak tiba dari tiga hal yaitu dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat alasannya ketiga hal tersebut sudah sangat menyatu dengan kehidupan. Maka permasalahan tersebut sanggup berakibat satu sama lain sehingga penyelesaian dalam bimbingan dan konseling bukan hanya kiprah guru atau wali kelas saja melainkan orang tua, masyarakat juga ikut dalam membimbing anaknya dan memantau perkembangan sehingga anatara orang bau tanah dan guru bisa berkomunikasi untuk menuntaskan duduk kasus penerima didik alasannya kiprah orang bau tanah sangatlah membantu guru untuk mencari gosip penyebab permasalahan itu muncul ataupun dalam penyelesaian suatu permasalahann sehingga orangtua disini harus terbuka dan komperehensif terhadap guru ataupun wali kelas sehingga terjalin kerjasama antara orang bau tanah dan guru.
3. Trilogi Kepemimpinan
Seorang wali kelas bisa memakai metode ini dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling menyerupai yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu :
a. Ing Ngarso Sung Tulodo, yaitu di depan memberi contoh. Yaitu menyerupai halnya dalam melaksanakan bimbingan dan konseling yaitu dalam membentuk huruf penerima didik seorang guru memperlihatkan pola bukan hanya teori saja menyerupai halnya menerangkan sikap dan sikap yang baik sehingga siswa sanggup melihat eksklusif apa yang di sampaikan oleh guru sanggup di terapkan dalam sikap sehari-hari.
b. Ing Madya Mangun Karso, yaitu saat seorang guru berada di tengah atau pendamping para siswa dalam bimbingan dan konseling guru tetap mengawasi dan mengamati dalam aktivitas siswa dan tetap mengawasi sikap siswa biar mengetahui huruf siswa satu dengan yang lainnya sehingga guru sanggup mengetaahui dengan terang permasalahan yang sedang siswa alami.
c. Tut Wuri Handayani, yaitu saat guru berada di belakang memperlihatkan dampak yang faktual yaitu sebagi pendorong kemajuan siswa. Dengan guru memperlihatkan dorongan siswa bisa berbagi pola pikir anak tampa anak harus mengalami ketakutan atau kurang berkembang. Seperti halnya dalam bimbingan dan konseling ada asas tut wuri handayani yaitu harus membuat suasana yang mengayomi serta memperlihatkan kesempatan kepada penerima didik untuk menyapaikan pendapat tampa adanya rasa takut atau tertekan. Dengan begitu anak akan membentuk huruf dengan sendirinya dengan pengawasan guru tentunya.
4. Tri N
Dalam Trilogi Taman Siswa yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan pengajaran di kenal dengan Tri N yaitu Niteni, Nirokake dan Nambahi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling dalam penanganan kesulitan berguru yang di alamipeserta didik sepertihanya kesulitan dalam pemahaman bahan yang disampaikan guru. Seorang guru sanggup menerpakan metode ini dalam penanganannya yaitu : Niteni, berasal dari kata titen yang menunjuk kemampuan untuk secara cermat mengenali dan menangkap makna dari suatu obyek atau pembelajaran jadi dalam penanganan kesulitan pemahaman mendapatkan bahan ini, guru harus memperhatikan secara khusus dan memastikan bahwa siswa tersebut sanggup mengerti apa yang di sampaikan oleh guru dengan Nirokake. Nirokake yaitu menggandakan sesuatu apa yang di pelajari.
Dengan menyuruh anak tersebut menirukan atau mengemukakan kembali apa yang telah ia sanggup pahami dari pemebelajaran tersebut. Dengan begitu sanggup menambah pemahaman bahan yang disampaikan oleh guru. Setelah itu, Nambahi yaitu menambahkan atau berbagi apa yang di terima dari pembelajaran itu. Disini guru harus menyuruh siswa menulis apa yang disampaikan guru sehabis menirukan tadi melalui goresan pena dengan bahasa sendiri sehingga pemahaman siswa akan bertambah dengan sendirinya. Dalam proses ini siswa bisa menumbuhkan kreatifitas dan inovatif untuk memberi warna gres daalam proses pembelajaran.
5. TRI NGA
Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling guru sanggup menamkan sikap Tri Nga ini yaitu Ngerti, Ngrasa dan Nglakoni. Yaitu Ngerti yaitu mengerti atau mengetahui kesadaran moral, pengertian akan Nilai. Disini guru sanggup berperan membantu siswa dalam membentuk huruf anak dari segi kongnitif yaitu mengenalkan nilai-nilai sopan santun yang ada di masyarakat da nada di lingkungan mereka. Setelah itu guru membantu siswa Ngrasa yaitu mencicipi apa yang telah mereka mengerti atau pahami perihal nilai-nilai untuk membentuk huruf anak yang berbudi pekerti yang luhur menyerupai halnya bunyi hati, tumbuhnya tenggang rasa terhadap orang lain dan rendah hati. Dalam meningkatkan pendidikan huruf anak guru harus meningkatkan dan melaksanakan dalam tindakan faktual menyerupai Nglakoni yaitu melaksanakan atau berbuat dengan tindakan yang faktual alasannya merasa dan mengerti saja tidak cukup tanpa adanya melaksanakan jadi disini guru harus memastikan anak melaksanakan dan mengamalkan apa yang dimengerti dan dirasakan akan nili-nilai sopan santun dengan begitu siswa terbentuk huruf kepribadiannya yang berbudi luhur.
Dapat disimpulkan bahwa dalam pengajaran guru tidak hanya penyampaikan pelajaran saja melainkan membentuk huruf siswa dan mengamati dan memperhatikan siswa yang perlu pemberian dengan menuntaskan permasalahan dengan melaksanakan bimbingan dan konseling. Dengan begitu sanggup di pilih metode-metode yang sempurna untuk membantu mengatasi permasalahan anak menyerupai Sistem Among, Tri Pusat Pendidikan, Trilogi Kepemimpinan, Tri N dan Tri Nga. Dengan begitu dibutuhkan adanya bimbingan dan konseling siswa bisa berguru dengan fokus tanpa adanya permasalahan di sekitarnya.
BIODATA PENGIRIM
Nama : Nadya Rifka Ayu Maheldaswara
Alamat : Karangsemut RT. 11 Trimulyo Jetis Bantul Yogyakarta
Kode Pos : 55781
No HP : 089638040***
Alamat email : nadyarifka22@gmail.com
Dikirimkan melalui email : publikasikaryatulis@yahoo.com
Sumber http://dadangjsn.blogspot.com


0 Response to "Metode/Cara Melaksanakan Bimbingan Dan Konseling Di Sd Dengan Menerapkan Metode Ki Hajar Dewantara Oleh Nadya Rifka Ayu Maheldaswara"
Posting Komentar