-->

iklan banner

Nemathelminthes (Cacing Gilik)


Nemathelminthes berasal dari kata Nematos yang berarti benang dan Hemins yang berarti cacing. Cacing ini disebut juga cacing gilik. Di antara filum yang lain, filum ini mempunyai anggota terbanyak. Cacing ini mempunyai bentuk badan gilik panjang dengan simetri bilateral, tidak bersilia, tidak bersegmen dan dilapisi oleh kutikula transparan.

Nemathelminthes berhabitat di air tawar, air laut, darat, tempat kutub, hingga tempat tropis. Cacing ini ada yang hidup bebas dan ada yang hidup berparasit pada flora dan hewan.

Nemathelminthes tidak mempunyai sistem peredaran darah dan jantung, tetapi tubuhnya mengandung cairan semacam darah yang sanggup merembes ke cuilan badan apabila terjadi kontraksi pada tubuh.

Sistem Pencernaan Nemathelminthes

Nemathelminthes mempunyai sistem pencernaan yang lengkap dan cairan pseudoselom yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan (esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus. Pseudoselom berasal dari blastosol (rongga yang terbentuk pada stadium blastula) embrio.

Sistem Ekskresi Nemathelminthes

Sistem ekskresi Nemathelminthes terdiri atas dua susukan lateral (samping) yang bermuara pada lubang di cuilan ventral (perut/bawah).

Sistem Respirasi Nemathelminthes
Sistem respirasi Nemathelminthes yaitu secara difusi melalui permukaan tubuh. Pertukaran gas terjadi dari cuilan yang berkonsentrasi tinggi ke cuilan yang berkonsentrasi rendah.

Sistem Saraf Nemathelminthes

Sistem saraf pada Nemathelminthes berkembang lebih baik daripada Platyhelminthes. Pada Nemathelminthes terdapat ganglion serebral (dua kelompok sel-sel saraf dengan komisura) dan berkas saraf longitudinal (trunkus nervosus) yang berjumlah 2-3 buah.

Komisura yaitu serabut yang menghubungkan dua tempat pada hemisfer (dua sisi simetris yang membagi otak besar) dalam sistem saraf pusat.

Sistem Reproduksi Nemathelminthes

Sistem reproduksi pada Nemathelminthes yaitu secara secual. Organ reproduksi Nemathelminthes bersifat diesis atau gonochoris (terpisah antara organ reproduksi jantan dan betina). Umumnya, cacing betina lebih besar daripada cacing jantan. Perbedaan lain terdapat pada cuilan posterior (ekor).

Pada Nemathelminthes jantan terdapat tonjolan yang disebut penial setae yang terletak di bersahabat lubang anal (anus). Penial setae berfungsi untuk kopulasi (sanggama). Pada Nemathelminthes betina tidak terdapat penial setae.

Berikut ini anggota dari Nemathelminthes yang terkenal, yaitu :

a. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)

Ascaris umumnya hidup sebagai benalu dalam usus manusia. Hewan ini bersifat kosmopolit (berada di mana-mana) terutama di tempat tropis. Ascaris mengakibatkan penyakit yang dikenal dengan ascariasis.

Bentuk badan Ascaris lingkaran panjang dengan cuilan ujung-ujung yang meruncing. Mulut terletak di ujung anterior dan dilengkapi dengan tiga buah bibir. Tubuh cacing betina ukurannya lebih besar dan lebih panjang daripada cacing jantan.

Diameter cacing betina ± 0,5 cm dengan panjang 1,2-2,4 cm. Tubuh cacing betina relatif lebih lurus, sedangkan cacing jantan mempunyai ujung posterior yang melengkung. Contoh Ascaris yang lainnya Ascaris megalocephala yang berparasit pada usus kuda dan Ascaris suilae yang berparasit dalam usus halus babi.

Daur Hidup Ascaris lumbricoides

Telur yang sudah dibuahi keluar ke alam bebas bersama feses. Apabila telur ini tertelan bersama makanan atau minuman, maka di dalam usus halus telur ini akan menetas menjadi larva kecil.

Setelah menembus dinding usus, larva ini bersama fatwa darah sanggup hingga ke jantung dan paru-paru. Dari paru-paru, larva ini sanggup mencapai trakea (tenggorokan) untuk kemudian tertelan lagi dan hingga di usus halus lagi dan tumbuh menjadi cacing dewasa.

b. Ancylostoma (cacing tambang)

Ancylostoma berparasit di usus insan dan banyak dijumpai pada tempat pertambangan terutama tempat beriklim panas. Cacing ini mengisap darah, sehingga sanggup mengakibatkan kematian. Pada ketika mengisap darah, cacing mengeluarkan zat anti koagulan yang mencegah terjadinya pembekuan darah korban.

Cacing ini sanggup menempel berpengaruh pada usus insan dengan adanya kait-kait pada tubuhnya. Panjang badan cacing sampaumur jenis ini yaitu ± 1-1,5 cm.

Pada usus manusia, jumlah cacing ini sanggup mencapai ribuan ekor. Yang termasuk cacing tambang, contohnya Ancylostoma duodenale, terdapat di tempat tropika Afrika dan Asia. Spesies lainnya yaitu Necator americanus yang terdapat di Amerika.

Daur Hidup Ancylostoma

Cacing sampaumur merupakan ektoparasit dalam usus halus manusia. Telur cacing sanggup keluar bersama feses manusia. Pada tempat yang sesuai, yaitu tanah lembap, telur yang sudah dibuahi akan menetas dan dalam waktu sehari menghasilkan larva. Larva ini sanggup menembus kulit insan melalui kulit yang tidak beralas kaki.

Bersama fatwa darah, larva hingga di jantung dan  paru-paru. Dari paru-paru, larva menembus dinding paru-paru hingga ke trakea kemudian ke faring. Lalu larva kembali masuk ke dalam usus halus dan tumbuh menjadi cacing tambang dewasa.

Cacing tambang betina dan jantan sampaumur sanggup melaksanakan perkawinan. Cacing betina menghasilkan ribuan telur per hari. Telur tersebut keluar bersama feses, selanjutnya siklus berulang.

c. Trichinella spiralis (cacing otot)

Cacing ini mengakibatkan penyakit trichinosis pada manusia, babi atau tikus. Parasit masuk ke badan insan melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva berubah menjadi cacing muda.

Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk mencegah infeksi oleh cacing ini, daging harus dimasak, hingga matang.

d. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

Oxyuris vermicularis (Enterobius vermicularis) hidup dalam usus besar. Cacing betina panjangnya antara 9-15 mm. Pada ketika bertelur, cacing betina menuju anus untuk memperoleh oksigen yang diharapkan larva untuk pertumbuhan. Gerakan cacing ini mengakibatkan rasa gatal di cuilan anus. Bila digaruk dengan kuku, maka telur menempel di kuku.

Makanan yang dipegang oleh tangan yang mengandung telur cacing mengakibatkan telur cacing ikut tertelan (terutama terjadi pada anak-anak). Cacing terbawa melalui susukan pencernaan hingga ke usus besar. Di usus besar cacing tumbuh menjadi sampaumur dan sanggup berkembang biak. Hal ini sanggup mengakibatkan terjadinya infeksi diri sendiri (autoinfeksi).

Orang yang terkena infeksi cacing ini sanggup mengandung 5000 cacing. Contoh lainnya yaitu Oxyuris equi pada dubur kuda atau keledai.

e. Wuchereria bancrofti (cacing filaria)

Wuchereria bancrofti mempunyai inang sementara binatang Arthropoda, contohnya nyamuk dan inang tetap, yaitu insan pada cuilan pembuluh getah bening. Pada siang hari, larva berada di paru-paru atau di pembuluh darah besar dan pada malam hari pindah ke pembuluh arteri atas dan vena perifer di bersahabat kulit.

Apabila cacing yang mati menyumbat pembuluh getah bening, maka mengakibatkan pembengkakan atau terjadinya penyakit kaki gajah (elephantiasis) lantaran pembuluh tersebut tersumbat. Mikrofilaria (larva infektif atau penyebab infeksi yang disebabkan oleh nyamuk) sanggup masuk ke dalam badan insan melalui gigitan nyamuk Culex.

f. Heterodera radicicola

Cacing ini hidup benalu pada akar tumbuhan dan menyebakan puru atau infeksi pada akar tanaman.

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Nemathelminthes (Cacing Gilik)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel