-->

iklan banner

Bakteri (Reproduksi, Bentuk Dan Ciri-Ciri)

Reproduksi Bakteri

Bakteri ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada tahun 1674. Bakteri bereproduksi secara vegetatif asecual melalui pembelahan biner (proses duplikasi DNA menjadi dua belahan dengan masing-masing organisme mendapatkan satu salinan DNA).

Pada lingkungan yang baik basil sanggup membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan secual tidak dijumpai pada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu basil ke basil lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses parasecual.

Ada tiga proses parasecual, antara lain :

a. Transformasi ialah pemindahan sebagian materi genetik atau DNA atau hanya satu gen ke basil lain dengan proses fisiologi yang kompleks. Proses ini pertama kali dikemukakan oleh Frederick Griffith tahun 1982.

Bakteri yang melaksanakan transformasi, antara lain Streptococcus pneumoniae, Haemophillus, Bacillus, Neisseria dan Pseudomonas.

b. Konjugasi ialah pemindahan materi genetik secara pribadi di antara dua sel basil melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang menawarkan DNA-nya disebut basil donor. Bakteri donor mempunyai tonjolan yang disebut pili sec. Bagian ini mempunyai kegunaan untuk melekat pada basil resipien yang mendapatkan DNA.

Kemudian jembatan sitoplasma sementara akan terbentuk di antara dua sel bakteri. Lewat jembatan inilah DNA basil donor akan mengalir ke basil resipien.

c. Transduksi ialah pemindahan materi genetik dengan mediator virus. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.

Bentuk Dan Ukuran Bakteri

Dengan memakai mikroskop yang dilengkapi lensa okuler mikrometer dan objektif mikrometer, ukuran basil sanggup diketahui. Ukuran basil dinyatakan dalam satuan mikron (1 mikron = 0,001 mm). Panjang basil umumnya berkisar 0,5 – 3 mikron, sedangkan diameternya berkisar 0,1 – 0,2 mikron. Bakteri bersifat kosmopolit atau sanggup hidup di banyak sekali lingkungan, mirip dalam badan organisme, di tanah, air tawar dan air laut.

Bentuk basil sangat bervariasi. Variasi bentuk basil atau koloni basil dipengaruhi oleh arah pembelahan, umur dan syarat pertumbuhan tertentu, contohnya makanan, suhu, inhibitor (zat penghambat reaksi) dan keadaan yang tidak menguntungkan bagi bakteri.

Secara umum terdapat tiga tipe bentuk bakteri, yaitu :

a. Bentuk Silindris (Batang)

Bakteri berbentuk batang dibedakan atas bentuk-bentuk sebagai berikut :

- Monobasil, berupa batang tunggal yang hidup soliter (sendiri-sendiri).
Contoh : Escherichia c0l1 dan Salmonella typhi.

- Diplobasil, berupa batang bergandengan dua.
Contoh : Renibacterium salmoninarum.

- Streptobasil, berupa batang dengan koloni lebih dari dua, sehingga mirip rantai.
Contoh : Streptobacillus moniliformis, Azotobacter xylinum dan Bacillus anthracis.

b. Bentuk Kokus (Bulat)

Bakteri berbentuk bundar dibagi menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :

- Monokokus, berbentuk bulat, satu-satu.
Contoh : Monococcus gonorhoe.

- Diplokokus, berbentuk bundar bergandengan dua.
Contoh : Diplococcus pneumoniae.

- Streptokokus, berbentuk bundar bergandengan mirip rantai, sebagai hasil pembelahan sel ke satu atau dua arah dalam satu garis.
Contoh : Streptococcus salivarius, Streptococcus lactis dan Streptococcus pneumoniae.

- Tetrakokus, berbentuk bundar terdiri dari empat sel yang tersusun dalam bentuk bujur kandang sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.
Contoh : Pediococcus cerevisiae.

- Sarkina, berbentuk bundar terdiri dari delapan sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga arah.
Contoh : Sarcina sp.

- Stafilokokus, berbentuk bundar tersusun mirip kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
Contoh : Staphylococcus aureus.

c. Bentuk Spirilum (Spiral)

Bakteri berbentuk spiral dibagi menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :

- Koma (vibrio), berbentuk lengkung kurang dari setengah lingkaran.
Contoh : Vibrio cholerae, yaitu basil penyebab penyakit kolera.

Kolera merupakan penyakit pada susukan pencernaan yang  ditunjukkan dengan gejala, mirip diare, perut keram, mual, muntah dan dehidrasi.

- Spiral, berbentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran.
Contoh : Spirillum minor, yaitu basil penyebab penyakit demam dengan mediator gigitan tikus atau binatang pengerat lainnya.

- Spiroseta, berbentuk spiral yang halus dan lentur.
Contoh : Treponema pallidum, yaitu basil penyebab penyakit sifilis (raja singa).

Sifilis merupakan abuh yang menular melalui hubungan secual dan jarum suntik. Sifilis sanggup mengakibatkan maut bayi dalam kandungan. Penyakit ini tidak sanggup ditularkan melalui penggunaan peralatan makan, toilet, pakaian ataupun benda lainnya yang sama dengan yang dipakai penderita sifilis.

Ciri-Ciri Bakteri

Bakteri terbagi menjadi dua menurut cara mendapatkan oksigen, yaitu :

a. Bakteri aerob ialah basil yang memerlukan oksigen untuk hidupnya.
Contoh : basil nitrit (Nitrosomonas dan Nitrococcus), basil nitrat (Nitrobacter), Acetobacter, Hydrogemonas, Nocardiaasteroides,  Thiobacillus thiooxidans dan lain-lain.

b. Bakteri anaerob ialah basil yang tidak memerlukan oksigen dalam hidupnya.
Contoh : Clostridium tetani, Clostridium desulfuricans, Aerobacter aerogenes, Escherichia c0l1, Alcaligenesis, Lactobacillus, Streptococcus dan lain-lain.

Pada tahun 1884, Hans Christian Gram, seorang dokter berkebangsaan Denmark melaksanakan percobaan untuk pengelompokkan basil menurut ketebalan lapisan peptidoglikan pada dinding sel dan sistem pewarnaan. Gram mewarnai basil dengan zat warna violet ditambahkan yodium untuk pewarnaan pertama.

Setelah dibilas, basil diberi warna merah ditambahkan alkohol. Peptidoglikan terdiri dari polimer besar yang terbuat dari N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat yang saling berikatan silang secara kovalen.

Bakteri terbagi menjadi dua menurut pewarnaan Gram, yaitu :

a. Bakteri Gram-positif

Bakteri Gram-positif ialah basil yang mempunyai lapisan peptidoglikan yang tebal dan dinding selnya menyerap warna violet. Bentuk basil Gram-positif ialah bulat, batang atau filamen. Bakteri jenis ini bereproduksi melalui pembelahan biner.

Contoh : Lactobacillus, Arachnia, Clostridium, Peptostreptococcus, Actinomyces, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium, Staphylococcus albus, Staphylococcus aureus, Bacillus anthracis  dan lain-lain.

b. Bakteri Gram-negatif

Bakteri Gram-negatif ialah basil yang mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis dan dinding selnya menyerap warna merah. Bakteri Gram-negatif bersifat patogen (menyebabkan penyakit) alasannya ialah membran luar pada dinding selnya sanggup menghalangi masuknya obat antibiotik.

Senyawa lipopolisakarida (molekul besar yang terbentuk dari polisakarida (karbohidrat) dan lipid (lemak)) yang terdapat pada membran luar bersifat tosik bagi inangnya.

Contoh : Azotobacter, Rhizobium leguminosarum, Helicobacter pylori, Salmonella typhosa, Pseudomonas aeruginosa, Neisseria gonorrhoeae, Haemophilus, Vibrio cholera dan lain-lain.

Bakteri Gram-positif dan basil Gram-negatif termasuk subkingdom Eubakteria.

Bakteri terbagi menjadi dua subkingdom, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Kedua subkingdom ini dibedakan menurut beberapa hal, yaitu :

-  Komposisi kimia penyusun dinding sel.
- Lemak pada membran selnya.
- Komposisi RNAnya.
- Komposisi ribosomnya.

a. Archaebacteria

Archaebacteria diartikan sebagai basil purba. Archaebacteria biasanya hidup pada habitat yang ekstrim, mirip sumber air panas dan telaga garam. Archaebacteria pertama kali ditemukan pada tahun 1977. Meskipun diklasifikasikan sebagai bakteri, Archaebacteria sangat berbeda dari basil dan organisme eukariotik.

Ciri-ciri Archaebacteria, antara lain :

- Termasuk prokariotik alasannya ialah tidak mempunyai membran inti.

- Memiliki sel tunggal dan tidak berklorofil.

- Dinding sel tersusun atas karbohidrat pseudopeptidoglikan (pseudomurein). Pseudopeptidoglikan terdiri dari polimer besar yang terbuat dari N-asetilglukosamin dan asam N-asetiltalosaminuronic.

- Membran sel terdiri dari asam lemak bergabung ke gliserol dengan ikatan ester.

- Memiliki struktur RNA polimerase lebih kompleks.

- Sukar dibiakkan di laboratorium.

Archaebacteria diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu :

1. Metanogenik

Bakteri metanogenik bersifat anaerob dan kemosintetik. Hidup di rawa dan tempat-tempat yang kekurangan oksigen. Di habitatnya, basil ini memperoleh kuliner dengan membusukkan sisa-sisa flora yang mati dan menghasilkan metana (CH4) untuk metabolisme badan dengan cara mereduksi karbondioksida.

Beberapa basil metanogenik juga ditemukan bersimbiosis dalam rumen herbivora sebagai pemfermentasi selulosa. Jenis metanogenik lainnya hidup di bahari yang dalam dan mendapatkan kuliner dari materi organik yang karam di dasar laut. Ada pula jenis metanogenik yang hidup pada sumber air panas dengan suhu sekitar 110o C.

Bakteri metanogenik sanggup bertahan hidup pada suhu yang tinggi alasannya ialah struktur DNA, protein dan membran selnya telah beradaptasi. Bakteri metanogenik sanggup tumbuh dengan baik pada suhu 98o C dan mati pada suhu di bawah 84o C. Contoh basil metanogenik ialah Methanobacterium sp.

Keterangan :

- Kemosintetik ialah proses dikala organisme memperoleh energi untuk memproduksi makanan.
- Simbiosis ialah hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling berdampingan.
- Rumen ialah salah satu belahan lambung ternak ruminansia (memamah biak), mirip sapi, kerbau, kambing dan domba.
- Fermentasi ialah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob.

2. Halofilik

Bakteri ini hidup pada lingkungan yang berkadar garam lebih tinggi dari kadar garam air laut, mirip di danau air asin dan di Laut Mati. Beberapa basil halofilik sanggup melaksanakan fotosintesis. Jenis klorofilnya disebut bakteriorhodopsin yang menawarkan warna ungu. Contoh basil halofilik ialah Halobacterium sp.

3. Pereduksi sulfur

Bakteri pereduksi welirang memakai hidrogen (H2) sebagai donor elektron (chemolithotrophic) dan welirang anorganik sebagai sumber energinya, reaksinya ialah sebagai berikut :

H2 + S → H2S
6H2S + 3O2 → 6S + 6H2O

Dewasa ini telah diketahui bahwa anggota jenis basil ini sanggup hidup pada suhu 85o C. Contoh basil pereduksi welirang ialah Sulfolobus sp.

4. Thermoasidofilik

Bakteri ini hidup dengan mengoksidasi sulfur. Bakteri thermoasidofilik terdapat di lingkungan yang panas dan asam, mirip lubang vulkanik, kawah vulkanik dan mata air bersulfur, mirip yang terdapat di Yellowstone Amerika. Suhu optimal untuk basil jenis ini ialah 60o – 80o C dengan pH 2-4. Contoh basil thermoasidofilik ialah Thermoplasma sp.

b. Eubacteria

Eubacteria merupakan basil sejati. Eubacteria terbagi menjadi tiga divisi, yaitu graciliates, firmicutes dan tenecutes.

Ciri-ciri Eubacteria, antara lain :

- Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida (molekul gula untuk membangun organ dan jaringan tubuh) dan peptidoglikan (murein).

- Bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab, sedangkan di kawasan yang kekurangan air, jenis basil ini tidak akan aktif atau mati.

- Termasuk organisme prokariotik dan uniseluler.

- Tidak mempunyai nukleus.

- DNA dalam kromosom tersusun secara melingkar dan tunggal.

- Sel basil sanggup mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir yang terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul yang berfungsi mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang buruk. Bakteri berkapsul lebih sering mengakibatkan penyakit dibandingkan basil yang tidak berkapsul.

- Membran sitoplasma mencakup 8 – 10 % dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipida dan protein. Fungsi utama membran sitoplasma ialah sebagai alat transpor elektron dan proton yang dibebaskan pada waktu oksidasi materi kuliner dan sebagai alat pengatur pengangkutan senyawa yang memasuki dan meninggalkan sel.

- Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma dan tersusun dari 80 % air, asam nukleat, protein, karbohidrat, lemak dan ion anorganik, serta kromatofora (bagian yang mengandung banyak pigmen yang sanggup membantu binatang untuk merubah warna kulit sesuai lingkungan sekitarnya).

Di dalam sitoplasma terdapat ribosom-ribosom kecil. Selain itu, terdapat RNA dan DNA. Terdapat pula DNA tertentu yang diselubungi protein, sehingga membentuk genofor sirkuler.

- Pada kondisi yang tidak menguntungkan basil sanggup membentuk endospora yang berfungsi melindungi basil dari panas dan gangguan alam.

- Bakteri ada yang bergerak dengan flagela dan ada yang tanpa flagela. Bakteri tanpa flagela bergerak dengan cara berguling. Setiap sel basil mempunyai jumlah flagela yang berbeda. Bakteri yang tidak mempunyai flagel disebut basil atrik.

Berdasarkan jumlah dan letak flagela, basil dibedakan menjadi empat, yaitu :

a. Bakteri monotrik, yaitu basil yang mempunyai satu flagela pada salah satu ujung selnya.
b. Bakteri amfitrik, yaitu basil yang pada kedua ujung selnya mempunyai satu flagela.
c. Bakteri lofotrik, yaitu basil yang pada salah satu ujung selnya mempunyai seberkas flagela.
d. Bakteri peritrik, yaitu basil yang pada seluruh tubuhnya terdapat flagela.


Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Bakteri (Reproduksi, Bentuk Dan Ciri-Ciri)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel