Faktor Biotik Dan Abiotik Penyusun Ekosistem
a. Faktor Biotik
Faktor biotik ialah faktor hidup yang mencakup semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan, binatang maupun manusia.
Dalam ekosistem, umumnya flora berperan sebagai produser, binatang berperan sebagai konsumer dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
1. Individu
Individu merupakan organisme tunggal. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis, contohnya seekor binatang harus mendapat makanan, mempertahankan diri dan memelihara anaknya. Untuk mengatasi duduk kasus tersebut, organisme harus mempunyai struktur khusus menyerupai duri, sayap, kantung atau tanduk.
Hewan juga menunjukkan tingkah laris tertentu, menyerupai menciptakan sarang atau melaksanakan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laris demikian disebut adaptasi.
Macam-macam penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya, antara lain :
- Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi ialah penyesuaian bentuk badan untuk kelangsungan hidup.
Contoh :
· Gigi-gigi khusus
Gigi binatang karnivora (pemakan daging) menyesuaikan diri menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
· Moncong
Trenggiling besar ialah binatang menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling ialah semut, rayap dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong yang panjang dengan ujung verbal yang kecil dan tak bergigi, serta lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai pengecap panjang dan bergetah atau berlendir yang sanggup dijulurkan untuk menangkap mangsa.
· Paruh
Elang mempunyai paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujung yang tajam, sehingga binatang ini sanggup mencabik badan mangsanya dengan memakai paruhnya.
· Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), contohnya kantong semar. Kantong semar mempunyai daun yang berbentuk menyerupai piala dengan permukaan dalam yang licin, sehingga sanggup menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimilikinya, flora melumat serangga, sehingga flora ini memperoleh unsur yang diharapkan untuk hidup.
· Akar
Akar flora gurun kuat dan panjang. Akar tersebut berfungsi untuk menyerap air dari dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada flora bakau berperan sebagai alat pernafasan flora tersebut.
- Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi badan dalam mempertahankan hidup.
Contoh :
· Kelenjar Bau
Musang sanggup mensekresikan anyir busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
· Kantong Tinta
Cumi-cumi dan gurita mempunyai kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air di sekitarnya, sehingga musuh tidak sanggup melihat cumi-cumi dan gurita.
· Kemampuan Mimikri
Kulit kadal sanggup berubah warna lantaran pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu, serta keadaan sekitarnya.
- Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laris ialah penyesuaian yang didasarkan pada tingkah laris makhluk hidup.
Contoh :
· Pura-pura tidur atau mati
Beberapa binatang berpura-pura tidur atau mati, contohnya bajing dari Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
· Migrasi
Ikan salmon raja di Amerika Utara melaksanakan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salmon cukup umur yang berumur 4-7 tahun berkumpul di teluk di sepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salmon jantan mengeluarkan sel sperma di atas sel-sel telur ikan betina.
Setelah itu, ikan salmon cukup umur biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka berenang ke kepingan hilir dan kesannya ke laut.
2. Populasi
Populasi ialah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu kawasan da waktu tertentu. Misalnya, populasi pohon kelapa di kelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Dalam populasi terjadi perubahan ukuran sepanjang waktu disebut dinamika populasi. Perubahan ini sanggup dihitung memakai rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnnya ialah kecepatan perubahan dalam populasi.
Misalnya, tahun 1980 populasi pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon pinus. Berdasarkan fakta tersebut diketahui bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon.
Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yang berkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :
700 – 500 = 200 batang
1990 – 1980 10 tahun
= 20 batang / tahun
Berdasarkan perhitungan di atas didapat bahwa rata-rata terjadi pengurangan 20 batang pohon tiap tahun.
Kecepatan dinamika populasi disebabkan oleh peristiwa alam, kebakaran, serangan penyakit atau babat pilih yang dilakukan oleh manusia. Pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh tiap-tiap anggotanya. Karakteristik tersebut antara lain kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju janjkematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur dan bentuk pertumbuhan.
Dinamika populasi juga sanggup disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi. Imigrasi ialah perpindahan satu atau lebih organisme ke kawasan lain jikalau di kawasan yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Emigrasi ialah kejadian ditinggalkannya suatu kawasan oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun.
Secara garis besar, imigrasi dan natalitas sanggup mengakibatkan peningkatan jumlah populasi, sedangkan emigrasi dan mortalitas sanggup mengakibatkan penurunan jumlah populasi.
3. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari banyak sekali populasi yang hidup pada waktu dan kawasan tertentu yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi.
Suatu organisme kuat pada organisme lain dikarenakan nisia. Nisia ialah dua organisme yang mempunyai habitat yang sama, tetapi keduanya mempunyai fungsi ekologi (interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya) tersendiri.
Keterbatasan sumber daya alam yang ada pada satu nisia akan diperebutkan oleh spesies-spesies yang ada, masing-masing berusaha untuk memperoleh kuliner meskipun terkadang harus melalui pertempuran yang sengit dan kompetisi. Spesies yang kuat mendesak yang lemah untuk pergi mencari nisia lain atau mati.
b. Faktor Abiotik
Faktor Abiotik ialah faktor tak hidup yang mencakup faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang memengaruhi ekosistem ialah sebagai berikut :
1. Suhu
Suhu kuat terhadap ekosistem lantaran suhu merupakan syarat yang diharapkan organisme untuk hidup. Ada jenis organisme yang hanya sanggup hidp pada kisaran suhu tertentu.
2. Sinar Matahari
Sinar matahari memengaruhi ekosistem secara global lantaran matahari memilih suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh flora yang berperan sebagai produser untuk melaksanakan fotosintesis.
3. Air
Air kuat terhadap ekosistem lantaran air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diharapkan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji. Bagi binatang dan manusia, air diharapkan untuk minum dan sarana hidup lainnya, contohnya sebagai jalur transportasi bagi insan dan tempat hidup bagi ikan.
Bagi unsur abiotik lain, contohnya tanah dan batuan, air diharapkan sebagai pelarut dan pelapuk.
4. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda mengakibatkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme terutama tumbuhan.
5. Ketinggian
Ketinggian tempat memilih jenis organisme yang hidup di tempat tersebut lantaran ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
6. Angin
Angin selain berperan dalam memilih kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji flora tertentu.
7. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda mengatakan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak eksklusif mengakibatkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang bisa hidup pada garis lintang tertentu saja.
Berdasarkan fungsinya, ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut :
a. Komponen autotrof
Autotrof ialah organisme yang bisa menciptakan atau mensintesis kuliner sendiri yang berupa materi organik dari materi anorganik dengan energi menyerupai cahaya matahari dan energi kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produser, contohnya flora hijau.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof ialah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan materi tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof ialah manusia, hewan, jamur dan mikroba.
c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai ialah organisme heterotrof yang menguraikan materi organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang sanggup dipakai kembali oleh produser (tumbuhan). Organisme yang termasuk pengurai ialah basil dan jamur.
0 Response to "Faktor Biotik Dan Abiotik Penyusun Ekosistem"
Posting Komentar