Novel Fantasi Nietvermeld Kepingan 30 Part 1
Sesosok makhluk berdiri tegap di depan badan Zac yang terbaring. Makhluk bertubuh tinggi dan berwajah angker itu menatap Zac dengan dingin. Pakaiannya serba hitam dengan ditambahi mantel yang membentang di belakang punggungnya hingga ke mata kakinya.
Aku berusaha mensugesti mereka dengan kegemaran mereka, dengan sesuatu yang mereka harapkan, tapi ternyata impian mereka untuk pulang lebih kuat. Jika satu orang saja dari mereka saya gagal menghipnotisnya dengan niscaya rencanaku tidak akan berjalan mulus. Teman-temannya niscaya akan menyadarkannya. Padahal sisa waktu hanya tinggal 5 jam lagi.
Aku harus sanggup mengumpulkan lebih banyak pasukan untuk sanggup menguasai negeri ini. Pasukan yang tidak sanggup mati. Tapi sejak gosip perihal kota Espejismo ini merebak ke seantero negeri, tidak ada lagi yang berani menginjakkan kakinya di kota ini. Dan sekarang tiba sepuluh orang remaja, saya dihentikan membiarkan mereka lolos, kata bunyi hati makhluk itu.
♦♦
Perlahan namun pasti, keadaan di sekitar mereka mulai terjadi perubahan. Kenyataan mulai kembali diselimuti ilusi.
“ Oh, tidak!. Jangan dulu! ”, ujar Ben panik.
“ Ben! ”, jerit Mandy. Ia hanya sanggup menjerit ketakutan.
“ Itu ia pintu keluarnya!. Cepat Mandy! ”.
Ben berhasil meraih engsel pintu dan ia membukanya. Kedua abang beradik itu pun berhasil keluar dari bangunan itu. Mereka sanggup menghirup udara bebas. Berkali-kali mereka mencoba mengisi paru-paru mereka dengan udara bersih, kemudian menghembuskannya kembali.
“ Syukurlah kita berhasil keluar! ”, ujar Ben.
“ Iya!. Untungnya kita tiba di depan pintu keluar sempurna waktu sebelum keadaan di dalam kembali kacau. Sekarang kita ke mana? ”.
Ben hanya menggelengkan kepala.
♦♦
“ Sial! ”, teriak Finn. Ia pun menggeram sambil meninju dinding delusi di sebelahnya. Ia tahu dinding itu hanya ilusi. Namun, logika sehatnya seakan tidak bekerja dengan baik dikala ini.
“ Kenapa begitu sulit memecahkan teka-teki ini?. Aku ingin keluar dari sini!. Keluarkan aku! ”. Finn terus meluapkan emosinya dengan berteriak. “ Lebih baik kalian menghadapi saya secara terang-terangan. Kita berkelahi!. Aku tidak takut dengan kalian walaupun jumlah kalian lebih banyak! ”.
Usai puas meluapkan emosinya dengan berteriak-teriak, ia pun terdiam. Ia menjatuhkan diri, bertekuk lutut dan tertunduk. Emosinya tampaknya mulai mereda.
Tetiba Finn melihat secercah sinar dari arah seberang. Ia mengangkat kepalanya secara perlahan. Ia mendapati sebuah gitar akustik tergeletak di lantai di seberangnya.
“ Tidak! ”, katanya sambil menggelengkan kepala dengan lemah. “ Tidak akan lagi!. Jangan mencoba membujukku!. Aku tidak akan tergoda tipu muslihat kalian lagi ”, lanjutnya diiringi dengan tawa.
“ Sebenarnya, apa yang kalian inginkan?. Cepat katakan! ”, teriaknya. Emosinya kembali meradang. “ Kenapa kalian mengeluarkan benda ini?. Apa maksudnya? ”.
Meskipun ia menyerupai berada seorang diri dalam bangunan itu, namun ia yakin bahwa makhluk-makhluk yang bersembunyi di dalam bangunan itu mendengar ucapannya. Karena kenyataannya, mereka mengeluarkan gitar akustik itu di hadapan Finn.
“ Aku memang suka dengan musik!. Tapi dikala ini saya sedang tidak ingin memainkannya!. Apalagi memainkannya untuk kalian. Jadi, berhentilah bermain-main denganku! ”.
♦♦
Kyle dan Seth berusaha mengatur langkah mereka untuk tidak mendahului para perempuan. Keduanya tersadar untuk melindungi para wanita dari mayat-mayat hidup yang mungkin akan menyerang mereka secara belakang layar dari belakang.
“ Cukup!. Aku sudah lelah!. Buat apa kita terus berlari di sekitar kota ini?. Lebih baik kita berlari keluar dari kota ini! ”, kata Danny tiba-tiba begitu ia berhenti berlari.
“ Tapi bagaimana dengan teman-teman kita? ”, tanya Seth.
“ Baiklah!. Kita berpencar ”, kata Kyle, datar.
Semua pandangan pun tertuju padanya. Mereka tampak terkejut dengan keputusan yang diambil Kyle.
“ Maksudmu? ”, tanya Seth.
“ Kalian pergilah mencari jalan keluar dari kota ini!. Biar saya sendiri yang melanjutkan perjalanan mencari teman-teman! ”, jawab Kyle.
“ Apa?. Tidak!. Aku tidak setuju!. Kita harus selalu bersama-sama. Kita harus keluar dari negeri ini gotong royong ”, sahut Seth cepat.
“ Kau damai saja Seth!. Aku tidak akan sendiri. Nanti juga saya akan bertemu dengan yang lainnya ”.
“ Tapi itu masih belum pasti!. Bagaimana bila sesuatu telah terjadi pada mereka? ”.
“ Justru itu.....kalau sesuatu telah terjadi pada mereka, berarti sama saja kita telah membuang-buang waktu. Aku tidak mau lambat-laun satu-persatu dari kita juga menjadi korban ”.
“ Tapi setidaknya kamu jangan sendiri ”.
“ Lalu kamu mau menemaniku?. Sebaiknya kamu menjaga mereka!. Terutama adikmu!. Ayolah, Seth!. Kau harus sepakat denganku!. Kita berpencar ”.
Seth tampak menekuri ucapan Kyle sejenak. “ Baiklah!. Kalau itu yang kamu inginkan ”.
Seth menoleh ke arah kanannya. Di seberang kanannya, tampak sebuah jalan lebar yang tampak tenang. Di sisi kanan dan kiri jalan lebar itu berdiri bangunan-bangunan sederhana yang tak bertingkat. Sama menyerupai bangunan-bangunan sebelumnya, bangunan-bangunan itu tampak tidak berpenghuni.
“ Kita belum mencoba ke arah sana. Mungkin di sana ada jalan keluar dari kota ini ”, kata Seth akhirnya.
“ Aku setuju! ”, jawab Lissette.
“ Jaga dirimu Kyle!. Semoga kita sanggup bertemu kembali di kota berikutnya! ”, kata Seth sambil menatap Kyle dengan iba.
“ Iya, semoga!. Cepatlah pergi!. Sebelum mereka tiba ”.
Seth dan para wanita melangkah perlahan meninggalkan Kyle. Sementara Kyle masih berdiri di daerah untuk memastikan mereka tetap baik-baik saja.
Kenapa perasaanku menjadi tidak keruan?. Gumam Danny dalam hati. Ia berjalan di belakang teman-temannya, sehingga tidak ada seorang pun dari teman-temannya yang tahu bahwa ia berpaling ke arah belakang. Ia tersentak dan tersipu aib ketika mendapati Kyle yang masih berdiri di tempat. Dan Kyle tersenyum padanya.
Secepatnya Daniela kembali memalingkan wajahnya dari Kyle. Astaga!. Memalukan!. Aku pikir ia sudah pergi dari sana.
Tanpa sepengetahuan Daniela, Kyle terkekeh menertawakan perilaku gadis itu. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Baginya ini sangat lucu. “ Baiklah, Kyle!. Kau harus sanggup menemukan teman-temanmu. Kami harus keluar gotong royong dari negeri absurd ini. Semoga mereka masih dalam keadaan baik-baik saja ”, gumamnya. Ia pun kembali menelusuri jalan di depannya sambil berlari-lari kecil.
♦♦
Ketika hendak berbelok di persimpangan jalan, Kyle tak sengaja bertabrakan dengan Ben. Keduanya sama-sama mengaduh.
“ Kyle! ”, ujar Ben dengan wajah terperanjat.
“ Ben! ”, balas Kyle. Dan ia pun menoleh ke arah Mandy sambil berkata, “ Mandy!. Syukurlah kalian baik-baik saja! ”.
“ Kau hanya sendiri? ”, tanya Ben.
“ Tadi saya bersama Seth dan teman-teman wanita kita. Tapi risikonya kami memutuskan untuk berpencar. Seth bersama mereka mencoba mencari jalan keluar dari kota ini lebih dulu ”.
“ Lalu, Zac dan Finn? ”, tanya Ben kembali.
“ Aku belum melihat mereka ”.
“ Zac, Zac selalu saja. Merepotkan!. Harusnya ia menjadi bersikap baik terhadap kita sehabis kita berhasil menemukannya di tepi sungai. Pasti sehabis kita menyelematkannya dari kota ini, sikapnya tetap tidak akan berubah ”.
“ Sudahlah, ia memang begitu!. Tidak tahu apa yang sanggup menyadarkannya. Tapi kamu bicara begitu seakan-akan kamu yakin kita sanggup bertemu dengannya kembali ”.
“ Oh, iya kamu benar juga!. Bagaimana bila siang tadi hari terakhir kita melihatnya. Sebenarnya kota ini hanya dihuni oleh para zombie atau ada makhluk lainnya? ”, kata Ben dengan wajah tegang.
Kyle hanya terdiam. Namun, ia tampak menekuri ucapan Ben.
0 Response to "Novel Fantasi Nietvermeld Kepingan 30 Part 1"
Posting Komentar