Perang Hambar Antara Korea Utara Dan Korea Selatan
Perang Dingin juga ditandai oleh terjadinya Perang Korea. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, tentara Uni Soviet menyerbu Korea dari utara dan memusnahkan sisa-sisa kekuatan tentara Jepang (12 Agustus 1945). Sementara itu, pada bulan September 1945 Amerika Serikat mendaratkan pasukannya di Korea bab selatan.
Dengan demikian di Korea terdapat dua kawasan pendudukan, yakni Korea bab utara oleh Uni Soviet dan Korea bab selatan berada di bawah efek Amerika Serikat dengan Garis Lintang 38 derajat sebagai garis pemisah. Di Korea Selatan, perang Korea disebut Perang 6-2-5 menurut tanggal dimulainya perang, yakni 25 Juni. Di Korea Utara, perang Korea disebut Perang Joseon. Oleh Republik Rakyat Tiongkok, perang Korea disebut Chao Xian Zhan Zheng.
Berbagai perjuangan telah ditempuh untuk menyatukan kembali Korea, antara lain melalui PBB. Namun, perjuangan itu tidak membawa hasil apalagi dengan semakin menegangnya korelasi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat dalam arena politik dunia, sehingga harapan mempersatukan Korea semakin jauh.
Tidak tercapainya upaya mempersatukan Korea, jadinya Korea Selatan membentuk negara Republik Korea dengan ibu kotanya Seoul dan Syangman Rhee sebagai Presiden per tanggal 15 Agustus 1948. Sedangkan Korea Utara mendirikan Republik Demokrasi Rakyat Korea dengan ibu kotanya Pyong Yang dan dipimpin oleh seorang perdana menteri berjulukan Kim II Sung semenjak September 1948.
Pertentangan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin usang semakin tajam. Pada tanggal 25 Juni 1950, sekitar 60.000 tentara Korea Utara (dengan santunan tank dan jet tempur) menyerbu Korea Selatan melewati Garis Lintang 38o. Pada tanggal 30 Juni 1950, tentara Korea Utara berhasil menguasai ibu kota Korea Selatan, Seoul.
PBB kemudian turut campur dalam peperangan itu dan menyerukan semoga anggota-anggotanya memperlihatkan santunan kepada Korea Selatan. Di bawah Komando Jenderal Mac Arthur (Amerika Serikat), pasukan PBB sebagai pasukan campuran mendarat di Inchon dan mengadakan serangan pembalasan. Tentara Korea Utara berhasil dipukul mundur dan tentara PBB berhasil melintasi Garis Lintang 38o. Pasukan campuran PBB menerobos kawasan Korea Utara hingga batas Mansuria.
Dalam keadaan terdesak, Korea Utara menerima santunan dari RRC dengan menerjukan puluhan ribu pasukannya, sehingga pasukan PBB kembali ke kawasan Korea Selatan hingga batas Garis Lintang 38o. Perang Korea yang berlangsung selama kurang lebih tiga tahun jadinya berakhir pada tanggal 27 Juli 1953 dengan ditandatanganinya persetujuan gencatan senjata di Pamunjom.
Perang Korea telah memperlihatkan kepada kita adanya persaingan yang tajam antara Blok Komunis (Blok Timur) dan Blok Kapitalis (Blok Barat). Kedua belah pihak berupaya menanamkan pengaruhnya di negara tersebut.
Konstelasi (tatanan) Politik Dunia bersama-sama sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda bipolar saat Winston Churchill, perdana menteri Inggris berpidato di Fulton, Missouri, Amerika Serikat tahun 1946 . Dalam pidatonya, Churchill memakai istilah “Tirai Besi” ke seluruh dunia. Istilah itu ditujukan kepada Uni Soviet dan negara-negara komunis.
Selama Perang Dingin berlangsung, kedua negara adidaya tersebut jarang terlibat pribadi dalam suatu konflik (peperangan) terbuka, tetapi mereka hampir selalu berada di belakang negara-negara yang sedang bersengketa dengan memperlihatkan santunan persenjataan dan perlengkapan perang lainnya.
Pada Juli – Agustus 1945 berlangsung Konferensi Potsdam. Dalam konferensi tersebut pihak Sekutu membagi Korea tanpa berkonsultasi dengan pihak Korea sendiri. Hal ini bertentangan dengan Konferensi Kairo yang berlangsung pada November 1943, yang mana dalam konferensi tersebut Churchill, Chiang Kai Shek (presiden Republik Rakyat Tiongkok) dan Franklin D Roosevelt (presiden Amerika Serikat) telah mendeklarasikan bahwa Korea harus menjadi negara bebas dan merdeka.
Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com
0 Response to "Perang Hambar Antara Korea Utara Dan Korea Selatan"
Posting Komentar