-->

iklan banner

Perubahan Sehabis Perang Dunia Ii (Bidang Politik Dan Ekonomi)


Setelah berakhirnya Perang Dunia II muncul beberapa insiden penting yang memengaruhi per Perubahan Setelah Perang Dunia II (Bidang Politik Dan Ekonomi)



Bidang Politik

Baca Juga

Setelah berakhirnya Perang Dunia II muncul beberapa insiden penting yang memengaruhi perkembangan kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa penting itu antara lain :

1. Pertama, munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang di pihak Sekutu. Di samping itu, Amerika Serikat besar peranannya di dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya.

2. Kedua, munculnnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan dalam membantu perekonomian negara-negara di Eropa Timur.

3. Ketiga, munculnya negara-negara gres pada daerah-daerah di luar Eropa, ibarat Filipina (4 Juli 1946), RRC (1 Oktober 1949), Indonesia (17 Agustus 1945), Ethiopia, Mesir, Libia (1951), Maroko (1956) dan lain-lain.

Dengan munculnya negara-negara tersebut di atas, maka berkembang dua kelompok negara di dunia, yaitu negara-negara maju dan negara-negara yang gres berkembang. Keadaan ini akan memengaruhi perkembangan politik dan ekonomi dunia setelah Perang Dunia II dan Perang Dingin.

Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan pihak Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kemenangan yang diraih oleh pihak Sekutu itu tidak terlepas dari kiprah Amerika Serikat. Pasukan Sekutu yang menerima dukungan tentara, perlengkapan dan persenjataan dari Amerika Serikat menganggap bahwa kiprah Amerika Serikat sangat memilih dalam kemenangan yang diraih oleh pihak Sekutu.

Di medan perang Asia-Pasifik, pemboman terhadap Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) terang mempercepat menyerahnya Jepang kepada pihak Sekutu. Sedang di medan perang Eropa, pasukan Amerika Serikat bersama pasukan Inggris dan Perancis berhasil mendesak pertahanan Jerman dan Italia serta memaksa kedua negara tersebut mengalah kepada pihak Sekutu.

Pada pasca perang, peranan Amerika Serikat sangat besar dalam mengatakan dukungan kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya. Uni Soviet juga turut berperan terhadap kemenangan pasukan Sekutu, yaitu dengan melaksanakan pembebasan Eropa kepingan timur dari tangan Jerman.

Bersamaan dengan upaya itu, Uni Soviet juga memakai kesempatan untuk meluaskan pengaruhnya dengan cara mensponsori terjadinya kudeta di aneka macam negara Eropa Timur, ibarat di Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia dan Cekoslowakia, sehingga negara-negara tersebut masuk ke dalam efek pemerintahan komunis Uni Soviet.

Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia, Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara pemenang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara tersebut mempunyai perbedaan ideologi (gagasan/pendapat), yaitu Amerika Serikat mempunyai ideologi liberal-kapitalis, sedangkan Rusia mempunyai ideologi komunis.

Meluasnya efek Uni Soviet setelah Perang Dunia II di Eropa Timur sangat mencemaskan negara-negara Eropa Barat, terutama Inggris dan Perancis. Kecemasan itu menciptakan negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan suatu pakta (perjanjian internasional) pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara pada tanggal 4 April 1949 di Washington.

Tujuan didirikannya NATO yaitu mendukung stabilitas dan keadaan yang lebih baik di kawasan Atlantik Utara. Sepuluh tahun kemudian NATO mempunyai 15 negara anggota, yaitu Belgia, Britania Raya, Kanada, Denmark, Perancis, Jerman, Yunani, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Portugal, Turki, Inggris dan Amerika Serikat.

Untuk mengimbangi kekuatan NATO, pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan suatu pakta pertahanan yang diberi nama Pakta Warsawa. Anggota Pakta Warsawa terdiri dari negara-negara Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania.

Berdirinya pakta pertahanan yang berada di bawah efek kedua negara besar, telah mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga dan perlombaan di bidang persenjataan di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana perang dingin.

Bidang Ekonomi

Setelah Perang Dunia II berakhir, negara-negara di dunia mengalami kehancuran yang luar biasa. Karena banyak sarana-sarana perekonomian tidak sanggup difungsikan kembali. Kehancuran perekonomian ini melanda negara-negara yang menjadi medan peperangan, baik di Eropa maupun di luar Eropa. Pusat-pusat industri, jalan kereta api, jembatan, alat komunikasi, lokomotif termasuk gerbong-gerbong banyak yang hancur.

Pada tahun 1943 di Washington (Amerika Serikat) dibuat suatu tubuh dengan kiprah pokoknya untuk mengatakan dukungan kepada negara-negara Eropa yang pernah diduduki oleh pasukan Jerman. Badan itu berjulukan UNRRA (United Nations Relief Rehabilitation Administration). 

Tugas UNRRA yaitu meringankan penderitaan dan memulihkan daya produksi rakyat yang tinggal di daerah-daerah bekas pendudukan Jerman. Bantuan-bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit untuk pertanian, ternak, mesin-mesin, alat-alat perindustrian, alat-alat perhubungan dan rumah-rumah sakit.

Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan, maka UNRRA menjadi salah satu distributor yang merupakan kepingan dari organisasi internasional itu. Pada tahun 1948, UNRRA dibubarkan lantaran kiprah mengatakan dukungan untuk pembangunan kembali Eropa telah dilaksanakan oleh ERP (European Reconstruction Plan = Rencana Pembangunan Kembali Eropa).  ERP juga dikenal dengan Marshall Plan.

George C. Marshall (Menteri Luar Negeri Amerika Serikat) dengan persetujuan presiden Harry. S Truman mengatakan dukungan kepada negara-negara Eropa Barat. Bantuan ini diterima dengan baik oleh negara-negara Eropa dalam suatu konferensi di Paris pada bulan Juli 1947.

Rencana Marshall atau Marshall Plan diintegrasikan menjadi suatu rencana yang menyeluruh, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Amerika Serikat akan mengatakan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.

b. Sebagai imbalan negara-negara peminjam diwajibkan :
- Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing dan melaksanakan anggaran pendapatan dan pengeluaran yang seimbang.
- Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara negara-negara peminjam.
- Mencegah terjadinya inflasi.
- Menempatkan perekonomian negara-negara masing-masing atas dasar sendi-sendi yang sehat.
- Memberikan kepada Amerika Serikat bahan-bahan yang dibutuhkan untuk keperluan pertahanan.
- Meningkatkan persenjataan masing-masing untuk kepentingan pertahanan.

c. Bantuan akan tidak boleh apabila di suatu negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.

Bantuan Amerika Serikat kepada negara-negara Eropa Barat melalui Marshall Plan berakhir tahun 1951. Sejak ketika itu Amerika Serikat lebih mengutamakan konsolidasi (persatuan dua atau lebih suatu hal/perusahaan) pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis. Ternyata Marshall Plan telah menanamkan dasar-dasar terbentuknya kolaborasi yang dekat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan perekonomiannya.

Melalui suatu proses pertumbuhan semenjak tahun 1951, maka pada tahun 1957 terbentuk suatu kolaborasi dalam bidang perdagangan antara tujuh negara Eropa Barat, yaitu Perancis, Italia, Jerman Barat, Belgia, Belanda, Luksemburg dan Denmark. Ketujuh negara ini membentuk tubuh kolaborasi yang berjulukan PBE (Pasaran Bersama Eropa).

Atas prakarsa (upaya, inisiatif atau ikhtiar) Inggris dan sebagai imbangan terhadap lahirnya PBE, maka berdirilah Daerah Perdagangan Bebas Eropa yang mencakup negara Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss dan Austria.

Sementara itu, perkembangan keadaan di negara-negara Eropa Timur setelah Perang Dunia II menunjukkan persamaan-persamaan dengan negara-negara Eropa Barat. Perekonomian negaranya mengalami kehancuran yang sangat serius. Negara-negara itu pun sangat memerlukan dukungan untuk memperbaiki perekonomian negara.

Tetapi, Marshall Plan tidak mengatakan dukungan kepada negara-negara tersebut lantaran berhaluan komunis. Oleh lantaran itu, negara-negara Eropa Timur membangun perekonomiannya mengikuti contoh Rusia (Uni Soviet), yaitu dengan melaksanakan pembangunan perekonomian jangka pendek dan selanjutnya disusul dengan jangka panjang.

Pembangunan perekonomian dibagi atas tahap-tahap yang lamanya 5 - 7 tahun, sedangkan rencana jangka pendek lamanya 2 – 3 tahun. Oleh lantaran itu, perkembangan perekonomian negara-negara Eropa Timur tidak secepat negara-negara Eropa Barat apalagi seluruh acara perekonomian di negara-negara Eropa Timur diatur dan dikuasai oleh negara.

Perkembangan perekonomian di negara-negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan. Karena sistem perekonomian dari negara-negara yang berada di luar Eropa sebelum Perang Dunia terjadi lebih banyak tergantung pada negara-negara Eropa. Hal ini disebabkan lantaran sebelum Perang Dunia meletus banyak negara-negara Eropa yang mempunyai kawasan jajahan di luar kawasan Eropa, ibarat di Asia, Afrika dan Amerika.

Sehingga dengan meletusnya Perang Dunia, hubungan antara negara-negara Eropa dengan kawasan jajahannya terputus. Bahkan, banyak negara jajahan yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka, serta berusaha untuk membangun perekonomiannya sendiri atau dengan dukungan negara-negara lainnya.

Oleh lantaran itu, negara-negara tersebut tidak sanggup membangun perekonomiannya dengan cepat. Bahkan, banyak negara di luar Eropa yang terlibat utang dan tidak berkembang secepat negara-negara di Eropa.

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perubahan Sehabis Perang Dunia Ii (Bidang Politik Dan Ekonomi)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel