-->

iklan banner

Tri Komando Rakyat (Trikora)


Upaya pembebasan Irian Barat juga dilakukan melalui jalur militer. Pemerintah Republik Indonesia mencari pertolongan senjata ke luar negeri untuk mempersiapkan kekuatan militernya. Awalnya, pemerintah Indonesia mengharapkan pembelian senjata dari negara-negara Barat terutama Amerika Serikat. Namun, keinginan ini tidak terwujud. Kemudian usaha pembelian senjata dilakukan ke negara-negara komunis terutama Uni Soviet.

Berikut ini negara-negara komunis yang masih bangun sampai ketika ini :

- Republik Rakyat Tiongkok
- Transnistia (terletak di antara Moldova dan Ukraina di Eropa Timur)
- Kuba
- Korea Utara
- Laos
- Vietnam

Selain negara-negara tersebut, negara-negara komunis yang pernah ada, antara lain Uni Soviet, Jerman Timur, Republik Rakyat Hongaria, Republik Rakyat Bulgaria, Republik Rakyat Polandia, Republik Sosialis Rumania, Republik Sosialis Rakyat Albania, Republik Federal Sosialis Yugoslavia, Republik Sosialis Cekoslowakia, Republik Rakyat Angola, Republik Rakyat Benin, Republik Demokratik Rakyat Ethiopia dan Derg, Republik Rakyat Mozambik, Yaman Selatan, Republik Demokratik Afganistan, Republik Rakyat Kamboja dan Republik Demokratik Kamboja.

Pada bulan Desember 1960 Misi Indonesia di bawah pimpinan Menteri Keamanan Nasional/KASAD Jenderal A.H. Nasution pergi ke Moskow. Misi ini berhasil mengadakan perjanjian pembelian senjata. Setelah itu misi kedua tahun 1961 dan ketiga (untuk penyempurnaan dan tambahan) menyusul.

Kemudian pada tahun 1961 Misi Menteri Keamanan Nasional/KASAD mengunjungi beberapa negara menyerupai India, Pakistan, Muangthai, Philipina, Australia, Selandia Baru, Jerman, Perancis dan Inggris. Tujuan kunjungan ini yaitu untuk menjajagi/menjajaki/mengeksplorasi dan menerima kesan mengenai perilaku dari negara-negara bersangkutan, seandainya terjadi perang antara Indonesia dan Belanda.

Dari kunjungan ini diketahui bahwa negara-negara tersebut tidak ada yang terikat pada Belanda untuk bidang pertolongan militer, walaupun negara-negara itu menekankan supaya perang dihindari, bahkan ada pula yang mendukung posisi Belanda.

Belanda mulai menyadari bahwa apabila Irian Barat tidak diserahkan secara tenang kepada Indonesia, maka Indonesia akan berusaha membebaskannya dengan kekuatan militer. Pada tanggal 19 Desember 1961, presiden Soekarno mengeluarkan suatu perintah dalam rangka usaha pembebasan Irian Barat.

Perintah itu populer dengan sebutan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berisi :

- Gagalkan pembentukan Negara Papua bikinan Belanda kolonial.
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
- Bersiaplah untuk mobilisasi (pengerahan kepada suatu kaum untuk dijadikan tentara) umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air Indonesia.

Realisasi pertama dari Trikora yaitu pembentukan Komando Operasi Militer yang diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Komando Mandala dibuat pada tanggal 2 Januari 1962 dengan komandannya berjulukan Mayjen Soeharto.

Untuk membebaskan Irian Barat dari cengkeraman kolonial Belanda, Komando Mandala melaksanakan tugas-tugas berikut :

- Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan pengembalian wilayah provinsi Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia.
- Mengembangkan situasi di wilayah provinsi Irian Barat sesuai dengan taraf usaha diplomasi dan dalam waktu yang singkat biar di wilayah Irian Barat sanggup diciptakan secara de facto wilayah-wilayah yang bebas atau didudukkan unsur-unsur kekuasaan pemerintahan tempat Republik Indonesia.

Dengan kiprah yang cukup berat itu, Komando Mandala merencanakan tiga fase dalam pembebasan Irian Barat. Ketiga fase itu yaitu fase infiltrasi (penyusupan), fase eksploitasi (pendayagunaan) dan fase konsolidasi (peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan).

Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di Laut Aru. Dalam insiden itu, kapal Macan Tutul beserta seluruh pasukannya terbakar. Di dalam kapal itu terdapat Deputi I Kasal Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno sebagai Komandan kapal Macan Tutul. Kedua perwira Tentara Nasional Indonesia – AL ini gugur di Laut Aru bersama tenggelamnya kapal Macan Tutul.

Sesuai dengan planning Komando Mandala, sekitar bulan Maret – Agustus, pasukan-pasukan Tentara Nasional Indonesia melaksanakan infiltrasi dengan pendaratan melalui bahari dan penerjunan dari udara. Operasi pendaratan ini berhasil menyusupkan satuan-satuan Tentara Nasional Indonesia di banyak sekali wilayah Irian Barat. Di samping satuan-satuan TNI, dalam Komando Mandala ini ikut diterjunkan sukarelawan dan sukarelawati dari banyak sekali tempat di Indonesia.

Herlina merupakan “Srikandi” Indonesia yang diterjunkan di hutan belantara Irian Barat. Atas jasanya itu, pemerintah menghadiahkan pending emas kepada Herlina. Oleh alasannya yaitu itu, Herlina sering disebut sebagai Si Pending Emas.

Kesungguhan pihak Indonesia diamati oleh Ellsworth Bunker, seorang Diplomat Amerika Serikat. Ia mengajukan Rencana Bunker pada bulan Maret 1962. 

Isi pokok Rencana Bunker yaitu sebagai berikut :

- Pemerintah Irian Jaya harus diserahkan kepada RI.
- Sesudah sekian tahun di bawah pemerintahan RI, rakyat Irian Jaya diberi kesempatan untuk memilih pendapatnya tetap dalam RI atau memisahkan diri.
- Pelaksanaan penyerahan Irian Jaya akan selesai dalam waktu dua tahun.
- Untuk menghindarkan terjadinya bentrokan fisik antara kekuatan Indonesia dan Belanda, diadakan masa peralihan di bawah pemerintahan PBB yang lamanya 1 tahun. Waktu ini digunakan untuk memulangkan seluruh militer dan pegawai Belanda.

Rencana ini dengan cepat diterima oleh negara RI. Hal ini menambah simpati dunia terhadap Republik Indonesia. Sebaliknya, perilaku Belanda yang keras menyebabkan RI menyiapkan operasi besar-besaran baik melalui bahari dan udara. Operasi ini dikenal dengan nama Operasi Jaya Wijaya.

Sebelum operasi ini dilaksanakan, telah terjadi penandatanganan persetujuan antara pemerintah Republik Indonesia dan kerajaan Belanda mengenai Irian Jaya di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962. Persetujuan ini dikenal dengan nama Persetujuan New York.

Adapun pokok persetujuan New York yaitu sebagai berikut :

- Nederland akan menyerahkan Irian Jaya kepada Penguasa Pelaksana Sementara PBB (UNTEA = United Nations Temporary Executive Authority) pada tanggal 1 Oktober 1962.

- Pada tanggal 1 Oktober 1962, bendera PBB akan berkibar di Irian Jaya berdampingan dengan bendera Belanda yang selanjutnya akan diturunkan pada tanggal 31 Desember 1962 untuk digantikan oleh bendera Indonesia yang akan mendampingi bendera PBB.

- Pemerintah UNTEA berakhir pada tanggal 1 Mei 1963. Pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia. Pada tanggal ini bendera PBB diturunkan.

- Selama masa UNTEA, sebanyak-banyaknya tenaga (pegawai) Indonesia akan dipergunakan, sedang tenaga dan tentara Belanda akan dipulangkan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963.

- Pada tahun 1969, rakyat Irian Jaya diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap dalam Republik Indonesia atau memisahkan diri dari Republik Indonesia.

Artikel Terkait :

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tri Komando Rakyat (Trikora)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel