-->

iklan banner

Arachnida (Scorpionida, Araneida, Acarina Dan Ricinulei)


Anggota kelas Arachnida meliputi kala, laba-laba, tungau dan caplak. Kebanyakan binatang ini bersifat benalu yang merugikan manusia, binatang dan tumbuhan. Arachnida merupakan karnivora sekaligus predator. Hampir semua Arachnida merupakan soliter, kecuali pada masa kawin.

Umumnya, Arachnida berhabitat di daratan. Arachnida tidak mempunyai sayap dan antena. Fungsi antena digantikan oleh alat sengat dan alat capit. Arachnida bermata tunggal (ocellus). Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga dan berukuran kecil. Mata tunggal pada arachnida berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya.

Tubuhnya bersegmen yang terdiri atas sefalotoraks (gabungan kepala dan dada menjadi satu) dan abdomen (perut) yang tak beruas. Pada cuilan abdomen tidak terdapat kaki.

Pada sefalotoraks terdapat organ-organ berikut ini :

1. Empat pasang kaki.
2. Delapan buah mata sederhana di cuilan depan.
3. Satu pasang kelisera (taring pisau mengandung racun berbentuk ibarat gunting atau catut yang dipakai untuk melumpuhkan mangsa).
4. Sepasang pedipalpus (alat cepit) yang berfungsi sebagai indera, tangan untuk menangkap mangsa. Pada Arachnida jantan, pedipalpus mempunyai fungsi lain, yaitu untuk menyalurkan sel sperma ke tubuh Arachnida betina.
5. Spinerets yang terdapat di depan anus yang berfungsi menghasilkan sutera.

Antara sefalotoraks dan abdomen terdapat pedisel (bagian sempit ibarat pinggang).

Organ respirasi (pernafasan) Arachnida berupa paru-paru buku yang terletak di tempat perut depan. Paru-paru buku disebut juga trakea. Oksigen masuk melalui spirakel (lubang-lubang trakea) yang terletak di samping segmen tubuh tengah dan belakang yang kemudian dialirkan ke seluruh tubuh.

Alat pencernaan dimulai dari verbal -> perut -> usus halus -> usus besar -> kantung -> feses -> anus. Alat pencernaan dilengkapi dengan lima pasang usus buntu yang terletak di cuilan depan dan hati di cuilan abdomen. Makanan ditangkap dengan memakai jaring tepi, tetapi untuk Arachnida yang hidup berparasit umumnya mengisap kuliner dari inangnya.

Sistem peredaran darah terbuka dan memakai jantung pembuluh, serta arteri. Jantung pembuluh terdiri dari kantung otot yang mempunyai ostium di setiap ruas. Ostium ialah lubang kecil sebagai jalur masuknya kuliner ke dalam tubuh.

Sistem saraf berupa persatuan ganglion-ganglion yang disebut sistem saraf tangga tali. Sistem reproduksi secara secual melalui fertilisasi internal. Arachnida termasuk diesis (berumah dua) yang mana organ reproduksi jantan dan betina terpisah.

Organ ekskresi berupa pembuluh Malpighi yang berbentuk ibarat benang halus dengan jumlah banyak dan berwarna putih kekuningan. Pembuluh Malpighi terdapat di pangkal dinding usus. Pembuluh Malpighi berfungsi untuk mengekresi amonia dan mengatur konsentrasi air dalam tubuh.

Arachnida ada yang bersifat ovipar, ovovivipar dan vivipar. Ovipar ialah perkembangbiakan binatang dengan cara bertelur. Ovovivipar ialah adalah perkembangbiakan binatang dengan cara bertelur dan beranak. Vivipar ialah perkembangbiakan binatang dengan cara beranak atau melahirkan.

Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama.

Klasifikasi Arachnida

Arachnida terdiri atas beberapa ordo, antara lain :

a. Scorpionida

Yang termasuk Scorpionida meliputi segala macam kala, antara lain kalajengking, kala buku dan kala laba-laba. Pedipalpusnya berbentuk ibarat capit besar, sedangkan keliseranya berukuran kecil. Segmen terakhir pada cuilan posterior (ekor/belakang) terdapat alat penyengat. Ekor biasanya melengkung di atas punggung dan berfungsi untuk melumpuhkan mangsa.

Hewan ini kebanyakan hidup di tempat tropis dan bersuhu udara panas, ibarat di bawah batuan atau liang bawah tanah. Contoh binatang yang termasuk ordo Scorpionida ialah Vejovis sp., Hadrurus sp., Thelyphonus sp., Androctonus bicolor dan ketonggeng.

b. Araneida

Araneida mempunyai spinneret yang terletak di depan anus. Spinneret berfungsi untuk membentuk jaring dari benang-benang sutera yang sanggup dipakai untuk menangkap mangsa dan membentuk kokon (pembungkus telur). Selain itu, Araneida juga mempunyai karapas (cangkang keras) di cuilan anterior (depan).

Yang termasuk Araneida meliputi segala macam laba-laba, antara lain :

- Laba-laba jaring kubah terdapat di Bostwana, Afrika Selatan.
- Laba-laba primitif Liphistius terdapat di tempat rimba Asia Tenggara.
- Laba-laba penjerat terdapat di Malaysia.
- Laba-laba penjaring, Thallassius sp. terdapat di erat air.
- Laba-laba pemburu, contohnya laba-laba loncat terdapat di Meksiko, serta Heteropoda sp. yang terdapat di Filipina dan Malaysia.
- Laba-laba beracun, Lactodectrus natans, Latrodectus hesperus dan Loxosceles reclusa.
- Laba-laba bukit pasir Leucorchestris arenicola terdapat di gurun Namibia.
- Laba-laba raksasa, Mastigopractus giganteus.
- Laba-laba burung, Mygale j4vanica.
- Laba-laba pelompat, Salticid sp. terdapat di Indonesia.
- Laba-laba serigala, Rhabidosa rabida.

Pada laba-laba penjaring terdapat alat untuk menciptakan jaring pada cuilan tengah perut, di depan anus. Laba-laba penjaring menjebak mangsanya tanpa mengembara. Dalam jaringannya, laba-laba tidak terperangkap sebab laba-laba mempunyai kelenjar minyak anti rekat di kakinya. Biasanya laba-laba bersembunyi menunggu mangsanya di erat jaring dan keluar secepatnya apabila ada mangsa yang tertangkap.

Setiap laba-laba menciptakan sekitar tiga macam benang untuk fungsi yang berbeda, yaitu untuk keperluan kopulasi, menjerat mangsa dan menyelubungi telur.

Laba-laba jantan yang siap berkopulasi memintal jaring kecil dan menaruh setitik spermanya di dalam jaring, kemudian memasukkannya ke dalam labu-labu kecil pada pedipalpusnya. Pada masa kawin, sperma tersebut dimasukkan ke tubuh betinanya.

Laba-laba betina membentuk kantung telur di bawah perutnya untuk meletakkan telur-telurnya, sampai menetas menjadi larva berkaki enam yang kemudian akan berganti kulit menjadi bentuk remaja berkaki delapan.

c. Acarina

Acarina meliputi caplak dan tungau. Ciri khas Acarina ialah tubuhnya tidak bersegmen, cuilan abdomen menyatu dengan sefalotoraks dan berukuran kecil (0,08 – 1 mm). Tubuh tungau terbagi atas dua cuilan besar, yaitu cuilan anterior yang disebut kapitulum atau gnathosoma (kepala) dan cuilan posterior yang disebut idiosoma (badan). Kapitulum ialah ujung persendian berukuran kecil pada ujung tulang yang membentuk persendian.

Tungau remaja mempunyai empat pasang kaki, tetapi ada pula yang mempunyai lebih sedikit kaki, contohnya Phyllocoptes variabilis yang bertubuh ibarat cacing dengan dua pasang kaki.

Tungau yang hidup berparasit umumnya mempunyai maksimal tiga pasang kaki. Tungau remaja yang mempunyai tiga pasang kaki disebut Larviform. Tungau bernafas dengan trakea, stigmata (lubang kecil pada kulit), usus atau dengan kulit tubuhnya.

Daur hidupnya mengalami empat fase, yaitu telur -> larva -> nimfa -> dewasa. Larva Acarina mempunyai tiga pasang kaki. Kaki keempat tumbuh pada tahap nimfa pertama.

Fase nimfa terbagi atas tiga tahap, yaitu :

- Protonymph ialah tahap nimfa masih mempunyai tiga pasang kaki.
- Deutonymph ialah tahap nimfa telah mempunyai empat pasang kaki, tetapi belum mempunyai lempeng genital.
- Tritonymph ialah tahap terakhir nimfa sebelum menjadi dewasa.

Namun, beberapa jenis kutu yang lembut mempunyai tahap supernumerary pada fase nimfanya. Tahap ini merupakan tahap terjadinya kelainan dikala perkembangan gigi yang mengakibatkan gigi tumbuh lebih banyak.

Nimfa dan binatang remaja caplak mempunyai empat pasang kaki, gigi hipostom dan alat Haller (lubang perasa pada kaki). Baik tungau maupun caplak sanggup mengakibatkan penyakit dan hidup sebagai benalu pada hewan, tumbuhan, serta manusia.

Kutu betina dewasa, Ornithodoros erraticus mempunyai kelenjar coxal yang mengandung feromon (zat kimia yang berfungsi merangsang dan memikat lawan jenis), sehingga selain berfungsi mengumpulkan dan mengeluarkan urine, kelenjar coxal juga berfungsi sebagai organ kopulasi.

Acarina terdiri dari tiga subordo, yaitu :

- Acariformes atau Actinotrichida
- Parasitiformes atau Anactinotrichida
- Opilioacariformes

Dibandingkan keuntungan yang dihasilkan oleh Arachnida, hewan-hewan yang berasal dari kelas ini lebih merugikan bagi manusia, terutama yang berasal dari ordo Acarina, ibarat :

- Sarcoptes scabei mengakibatkan gatal atau kudis pada manusia.
- Psoroptes equi mengakibatkan kudis pada domba, kelinci dan kuda.
- Otodectes cynotis mengakibatkan kudis indera pendengaran pada anjing dan kucing.
- Dermacentor variabilis sebagai vektor demam di Rocky Mountain.

d. Ricinulei

Ricinulei dikenal sebagai laba-laba kutu berkerudung. Mereka bukanlah laba-laba sejati. Mereka merupakan predator yang memakan binatang arthropoda berukuran kecil.

Panjang tubuh Ricinulei ialah 5 – 10 mm. Pada cuilan kaki dan tubuh dilapisi kutikula yang sangat tebal. Ricinulei mempunyai cucullus (tudung) yang sanggup dinaikturunkan di atas kepalanya. Ketika cucullus diturunkan, organ ini akan menutupi verbal dan kelisera. Kelisera sanggup ditarik kembali dan dikala diam, cuilan ini akan tersembunyi di bawah cucullus.

Ricinulei tidak mempunyai mata. Antara sefalotoraks atau prosoma dan abdomen atau opisthosoma terdapat pedisel yang sempit. Bagian depan opisthosoma melipat ke lipatan di belakang karapas. Organ genital atau reproduksi Ricinulei terletak di cuilan pedisel.

Ricinulei mempunyai pedipalpus yang mempunyai ujung berupa capit yang relatif kecil dibandingkan tubuh mereka. Pada Ricinulei, pedipalpus berperan sebagai organ sensorik jarak dekat, sedangkan sepasang kaki kedua berperan sebagai organ sensorik jarak jauh. Pada cuilan verbal juga terdapat organ sensorik yang berfungsi untuk perasa makanan.

Pada Ricinulei jantan, sepasang kaki ketiga berfungsi untuk organ kopulasi. Ricinulei betina mempunyai spermathecae yang berfungsi untuk menyimpan sel sperma. Organ ekskresi berupa pembuluh Malpighi dan kelenjar coxal (kelenjar hijau).

Kelenjar coxal terletak di dalam kepala. Kelenjar coxal berfungsi untuk mengumpulkan dan mengeluarkan urine. Kelenjar coxal tidak ditemukan pada Acarina. Kelenjar coxal terdiri dari kantung selesai (sakula), kanal panjang (labirin) dan kandung kemih (reservoir).

Organ respirasi Ricinulei berupa trakea. Spesies Ricinulei yang berasal dari Brazil mempunyai plastron (pelindung dada) yang berfungsi untuk menjaga trakea semoga tetap kering, sehingga binatang ini sanggup terus bernafas dengan baik.

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Arachnida (Scorpionida, Araneida, Acarina Dan Ricinulei)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel