Ganggang Merah (Rhodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah hingga ungu, tetapi ada juga yang lembayung/pirang atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil-a, klorofil-b, klorofil-d dan karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyceae tertentu mempunyai fikosianin yang memberi warna biru.
Keterangan :
- Kromatofora yaitu sel kulit yang mengandung pigmen. Kromatofora sanggup membantu tumbuhan menyesuaikan warna dengan lingkungannya.
- Klorofil-a (C55H72O5N4Mg) yaitu pigmen yang menghasilkan warna hijau biru. Klorofil-a merupakan suatu senyawa magnesium dengan porfirin yang mengandung cincin siklopentanon. Klorofil-a terdapat pada semua tumbuhan autotrof.
- Klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yaitu pigmen yang menghasilkan warna hijau kekuningan. Sama ibarat klorofil-a, klorofil-b juga paling berpengaruh menyerap cahaya spektrum bab merah (600-700 nm) dan ungu. Dan paling sedikit menyerap warna hijau (500-600 nm), sehingga dikala cahaya datang, sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan. Oleh alasannya yaitu itu, daun tampak berwarna hijau.
- klorofil-d yaitu pigmen yang menghasilkan warna hijau merah.
- klorofil-d yaitu pigmen yang menghasilkan warna hijau merah.
- Karotenoid yaitu pigmen yang menyerap cahaya spektrum berwarna biru. Energi yang diserap oleh karotenoid diteruskan kepada klorofil-a dan klorofil b untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
- Fikoeritrin yaitu pigmen yang menghasilkan warna merah.
- Fluoresensi yaitu proses terpancarnya sinar oleh suatu zat yang telah menyerap sinar atau radiasi elektromagnetik tersebut. Sinar yang dipancarkan mempunyai gelombang lebih panjang dan energi yang lebih rendah daripada sinar yang diserap.
- Fikosianin yaitu pigmen yang menghasilkan warna biru.
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi adapula yang heterotrof, yaitu yang tidak mempunyai kromatofora dan biasanya hidup berparasit pada ganggang lain.
Ganggang merah umumnya hidup di maritim yang dalam, lebih dalam daripada kawasan hidupnya ganggang cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang dikenal, hidup di perairan tawar. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang maritim dalam. Ganggang merah penting dalam pembentukan endapan berkapur baik di lautan maupun di perairan tawar.
Ciri-Ciri Talus
Talus yaitu istilah untuk struktur badan tumbuhan yang belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daunnya.
- Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk ibarat pohon. Banyak ganggang merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat (CaCO3).
- Ganggang ini tidak berflagela.
- Dinding selnya terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi sebelah luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikrofibril terutama yaitu xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya yaitu manan. Ganggang merah mempunyai kemampuan menimbun kalsium karbonat pada dinding selnya.
Keterangan :
- Xilan yaitu komponen penyusun hemiselulosa (polisakarida yang mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam sel tumbuhan) terbesar pada tumbuhan berkayu.
- Manan yaitu bentuk cadangan energi yang disimpan dalam biji atau umbi. Manan termasuk jenis polisakarida (polimer yang tersusun dari monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik). Polisakarida merupakan karbohidrat, sehingga tersusun dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Ikatan glikosidik yaitu ikatan kovalen yang terbentuk antara molekul karbohidrat dan molekul lainnya.
- Ganggang ini mempunyai pigmen fotosintetis fikobilin (pigmen fotosintesis yang menghasilkan warna hijau kebiruan dan menyerap cahaya dengan panjang gelombang 450-650 nm untuk proses fotosintesis) dan mempunyai pirenoid yang terletak di dalam kloroplas.
Pirenoid yaitu struktur pada kloroplas tumbuhan ganggang. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan kuliner atau hasil asimilasi (pembauran atau peleburan). Hasil asimilasinya yaitu sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, floridosid (senyawa gliseri dan galaktosa) dan tetes minyak. Tepung floride jikalau ditambah yodium mengatakan warna kemerah-merahan.
Sistem Reproduksi
Ganggang merah sanggup bereproduksi secara secual dan asecual. Reproduksi secual dengan pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium. Karpogonium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang dan bab bawah membesar, ibarat botol, bab atasnya berbentuk gada atau benang dinamakan trikogen (saluran ibarat tabung). Inti telur terdapat pada bab bawah yang membesar ibarat botol.
Spermatium mencapai trikogen alasannya yaitu terbawa air (pergerakan secara pasif). Kemudian spermatium menempel pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk ke dalam karpogonium.
Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bab bawah karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dengan trokogen. Zigot hasil pembuahan pribadi membentuk benang-benang sporogen.
Dalam sel-sel di ujung benang-benang sporogen itu terbentuk spora yang masing-masing mempunyai satu inti dan satu plastida (organel penyimpan materi yang diselubungi oleh membran ganda, yaitu membran dalam dan membran luar yang dipisahkan oleh ruangan intermembran yang sempit). Spora tersebut dinamakan karpospora.
Karpospora alhasil keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma tak berlapis dan berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang alhasil tumbuh menjadi individu gres lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi asecual terjadi dengan pembentukan tetraspora. Tetraspora lalu akan menjadi gametangia jantan dan gametangia betina. Kedua jenis gametangia ini akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit akan menghasilkan tetraspora lagi.
Contoh Rhodophyceae, antara lain Corallina, Palmaria, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma dan Scinaia furcellata.
Peranan Ganggang Merah Dalam Kehidupan
Ganggang merah jenis tertentu sanggup menghasilkan semoga yang dimanfaatkan antara lain sebagai materi kuliner dan kosmetik, contohnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, salah satunya di negara Jepang, ganggang merah ditanam sebagai sumber makanan, serta digunakan untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
Artikel Terkait :
Ganggang (Jenis Dan Reproduksi)
Artikel Terkait :
Ganggang (Jenis Dan Reproduksi)
0 Response to "Ganggang Merah (Rhodophyceae)"
Posting Komentar