Mikoriza (Ektomikoriza, Endomikoriza Dan Ektendomikoriza)
Mikoriza yakni hubungan simbiosis mutualisme antara hifa jamur dengan akar suatu flora tingkat tinggi atau flora berpembuluh. Hifa yakni benang-benang halus yang berbentuk tabung yang terbentuk dari pertumbuhan spora.
Jamur mendapat karbohidrat dari flora dari hubungan simbiosis tersebut, sedangkan flora akan mendapat laba dengan bertambah luasnya permukaan perembesan air, membantu mensekresikan hormon yang menciptakan akar flora menjadi lebih panjang dan menjamin tersedianya fosfat atau mineral lain yang diperlukan untuk proses metabolisme.
Pada tempat tropis dengan keadaan tanah yang cenderung asam, akar tumbuhan sulit menyerap mineral fosfor. Adanya mikoriza memudahkan perembesan mineral fosfor untuk tumbuhan tersebut. Walaupun kondisi tanah masih keras dan kurang menguntungkan, tumbuhan tetap sanggup memperoleh mineral dengan adanya mikoriza.
Tanaman dari hasil budidaya hidroponik atau aeroponik tidak akan membentuk mikoriza. Hidroponik yakni budidaya tumbuhan dengan memanfaatkan sedikit air, tanpa memakai tanah dan dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Aeroponik yakni budidaya tumbuhan di lingkungan udara atau kabut dan tanpa memakai tanah.
Tanaman perkebunan yang umumnya terinfeksi mikoriza yakni tebu, teh, tembakau, kopi, karet, palem, kapas, jeruk, apel, anggur dan kakao.
Mikoriza terbagi menjadi dua jenis menurut struktur hifa dan cara jamur menginfeksi akar, yaitu :
a. Ektomikoriza
Jamur tipe ini mempunyai badan buah ibarat payung, bola/bulat, hifanya hanya menembus lapisan epidermis akar (tidak masuk ke dalam sel, melaikan hanya berkembang di antara dinding-dinding sel jaringan korteks) tanpa merusak struktur dinding sel dan mempunyai miselium (bagian jamur yang dibuat oleh sekumpulan hifa) yang membungkus permukaan akar, sehingga membentuk mantel. Adanya mantel yang terbentuk jaringan hifa menjadi gampang dilihat secara kasat mata.
Umumnya, akar tumbuhan yang dibungkus ektomikoriza yakni yang tidak mempunyai bulu akar alasannya yakni kiprahnya sudah digantikan oleh hifa jamur ektomikoriza. Selain itu, akar pada ektomikoriza berbentuk lebih pendek dan lebih banyak percabangan. Infeksi jamur ektomikoriza menjadikan akar membesar.
Ektomikoriza tidak sanggup tumbuh dan bereproduksi tanpa bersimbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya, jamur memperoleh materi makanan, ibarat gula, vitamin, asam amino dan kuliner lainnya. Sedangkan tumbuhan inangnya mendapat lebih banyak air dan unsur-unsur dari tanah.
Jenis jamur pembentuk ektomikoriza umumnya berasal dari divisi Basidiomycota.
b. Endomikoriza
Endomikoriza bersifat mikroskop (tidak sanggup dilihat secara kasat mata) alasannya yakni tidak mempunyai mantel yang membungkus akar. Infeksi endomikoriza menjadikan akar membesar. Endomikoriza mempunyai lapisan hifa yang tipis pada permukaan akar.
Infeksi jamur ini menjadikan perkecambahan spora di dalam tanah, hifa tumbuh memanjang ke dalam tanah, kemudian melaksanakan penetrasi (penembusan) ke jaringan akar tanaman, menembus korteks dan dinding sel tumbuhan tanpa menembus membran sel dan membentuk jaringan di dalam sel yang menjadikan pengutamaan pada membran sel tumbuhan tersebut.
Perkecambahan spora tergantung pada kandungan logam berat di dalam tanah, ibarat kandungan aluminium (Al) atau mangan (Mn). Hal ini sanggup juga memengaruhi pertumbuhan miselium. Spora sanggup bertahan hidup di dalam tanah selama beberapa tahun.
Hifa yang telah menembus dinding sel akan bercabang banyak dan halus. Struktur percabangan ini disebut arbuskular (arbuscle). Oleh alasannya yakni itu, endomikoriza disebut juga mikoriza arbuskular atau jamur tanah atau jamur akar.
Selain terbentuknya arbuskular, juga terbentuk vesikel (vesicle). Vesikel yakni struktur jamur yang berasal dari pembengkalan hifa internal. Vesikel berbentuk lingkaran dan berisi banyak senyawa lemak. Vesikel berfungsi menyimpan cadangan kuliner dan sebagai spora atau alat untuk sedikit demi sedikit hidup pada kondisi tertentu.
Masuknya hara ke dalam sel tumbuhan inang diikuti dengan peningkatan sitoplasma, pembentukan organ baru, pembengkokan inti sel, peningkatan respirasi (pernapasan) dan acara enzim.
Endomikoriza sanggup hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada banyak sekali jenis pohon dan tanah. Endomikoriza tidak mempunyai inang khusus. Pada tumbuhan polong-polongan, jamur ini sanggup merangsang pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan basil Rhizobium.
Divisi Glomeromycota yang banyak membentuk mikoriza arbuskular dengan akar atau talus dari flora darat. Glomeromycota mempunyai empat ordo, yaitu :
1. Archaeosporales mempunyai dua familia, yaitu Archaeosporaceae dan Geosiphonaceae.
2. Paraglomerales mempunyai familia, yaitu Paraglomerace.
3. Diversisporales mempunyai empat familia, yaitu Acaulosporaceae, Diversisporaceae, Gigasporaceae dan Pacisporaceae.
4. Glomerales mempunyai familia, yaitu Glomerace.
Jenis jamur pembentuk endomikoriza umumnya berasal dari divisi Ascomycota.
Tanaman pertanian yang umumnya terinfeksi mikoriza arbuskular yakni kedelai, barley (gandum), bawang, nanas, padi gogo, pepaya, selada, singkong dan sorgum (tanaman rumput-rumputan yang satu keluarga dengan padi, jagung dan gandum).
c. Ektendomikoriza
Ektendomikoriza mempunyai selubung akar yang tipis yang disebut jaringan Hartiq. Hifa menembus lapisan korteks dan sel-sel di dalamnya.
Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com
0 Response to "Mikoriza (Ektomikoriza, Endomikoriza Dan Ektendomikoriza)"
Posting Komentar