-->

iklan banner

Sekuel-Sekuel Kisah Dota

Ini photongan2 Cerita Dota dari facebook yang belum fix dan belum diedit untuk disatukan. Dimulai dari sekarang.

Dua ribu lima ratus, cuma itu isi dompet Dota, tiga uang logam lima ratus dan satu lembar uang seribu, sisa uang terakhir Dota hasil kembalian dari makan mie rebus diwarung pinggir kali tadi siang. Tiga hari sudah Dota menahan lapar, beliau hanya bisa makan mie rebus sehari sekali. Tujuannya kini hanya satu, yaitu pulang ke kampung halaman.

Dota terus berjalan, walaupun langkahnya mulai gontai alasannya yakni kelelahan dan sedikit lapar. Ia mulai memantapkan tujuannya yaitu pulang ke kampung halaman, dengan sisa uang yang ada terpaksa beliau harus berjalan kaki dengan sandal jepitnya yang hampir putus, mukanya pun nampak lusuh, selusuh pakaiannya yang mulai mengeluarkan aroma kurang sedap.

Hari mulai gelap, Dota mulai lapar, dengan sisa uangnya, beliau mendesak penjaga toko kelontong biar sudi menjual sebungkus roti dan segelas air mineral kepadanya dengan harga termurah. Proses tawar-menawar itu membuatnya malu, sebagaimana semua orang niscaya mencicipi hal yang sama kalau mereka ada di posisinya. Sialnya sisa uang yang hanya selembar ribuan dan tiga koin lima ratusan-nya harus rela diberikan pada penjaga toko kelontong itu. Lebih sial lagi, besok yakni Hari Natal sedangkan perjalanan pulang masih panjang.
                                                      -----------***------------

Dota menyadari kelalaiannya yang telah menyia-nyiakan waktu. Wajahnya yang tanpan nampak muram, seolah cahaya diwajahnya telah pergi bersama separuh hatinya yang membuatnya terpuruk ibarat sekarang

Terkadang bila seseorang pergi dari hidup kita, beliau juga membawa separuh hati kita pergi. Dota tengah bertarung melawan kesakitan itu, meraung-raung meminta separuh hatinya kembali, biar hatinya utuh.

Takdir memang ganas melindas impian Dota, sampai beliau ternganga harus mendapatkan realita. Begitu pula dengan kisah cintanya yang tidak berakhir bahagia.

Kisah cinta penuh dengan liku-liku. Dota pernah gagal dalam hubungan cinta, atau mempunyai perjalanan cinta yang tak mulus, dan hal itu meninggalkan sakit yang membekas dalam kurun waktu yang cukup lama, hal itulah yang menciptakan hidupnya hancur alasannya yakni menyia-nyiakan waktu.  
                                                      -------------***--------------

“Dota, ayo bangkit. Nila yakin kau bisa bangun dari dampak narkoba.” (Cerita berlanjut). Nila, perempuan hitam manis, berwajah bentuk hati (mungkin faktor sisiran rambut) yang selalu care pada Dota.

Nila sebenernya perempuan yang hampir sempurna, selain kulitnya yang hitam tapi terlihat manis, bentuk wajahnya juga unik ibarat hati alasannya yakni faktor sisiran rambut yang selalu dibelah dua, rambutnya yang hitam panjang tanpa pecah-pecah, menambah kecantikannya. Tatapan matanya begitu tajam, bola matanya bening hitam dan agak melebar, bulu matanya lentik, alis matanya tebal tertata rapih, senyumnya manis dengan dua lesung dipipinya, ditambah dua gigi gingsul yang bertengger di gusi atasnya. Selain perhatian, Nila perempuan yang baik, penyabar dan kadang sedikit keras kepala.
                                                       --------------***--------------

“Aaaahhh…..”, Dota meneriaki langit, mengangkat dua tinjunya tinggi ke atas. “Aku harus berubaaah…”
Ia tidak mau lagi dipermainkan kebiasaan jelek itu. Hari ini yakni hari ketiganya dalam perjalanan pulang kampung. Dia terus berjalan dan terus berjalan alasannya yakni besok yakni hari Natal.
                                                        --------------***-------------

Ini dongeng Musa, Musa salah satu teman Dota yang tinggal di kota Serang, selama tinggal di Serang Dota sering tidur ditempat Musa. Tiga hari kemudian sesudah melepas Dota pulang kampung. Hidup Musa jd terlunta2 pasalnya, kontrakannya di Perumahan Puri Anggrek Serang Banten telah habis.

Bukan tak mampu Musa membayar kontrakan. Kontrakan di kota Serang masih terjangkau olehnya, nilainya sekitar lima ratus ribu. Dan beliau telah mengumpulkan uang itu seribu demi seribu, dari hasil kerjanya mengantar air di sebuah depot air isi ulang yang ada di perumahan tersebut.

Karena prihatin terhadap Dota, dan melihat niatnya untuk berubah, serta keinginan mulianya untuk menengok orang tuanya di kampung, terpaksa Musa menunjukkan uang kontrakan itu kepada Dota.

Musa pikir, memang kini waktu yang tepat untuk Dota pulang kampung. alasannya yakni bentar lagi Natal. Musa sendiri gak yakin agama Dota bergotong-royong apa? yang Musa tau Dota gak pernah Sholat, tapi Musa juga gak pernah lihat Dota ke gereja.

                                                      ------------***------------

Sumber http://makalahdanskripsi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sekuel-Sekuel Kisah Dota"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel