-->

iklan banner

Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku merupakan golongan tumbuhan yang telah berkormus (mempunyai akar, batang dan daun). Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana. Kurang lebih 550 juta tahun yang kemudian (zaman Karbon) hutan paku raksasa mendominasi permukaan bumi.

Ciri-Ciri Tumbuhan Paku

Semua anggota divisi tumbuhan paku mempunyai 4 struktur penting, yaitu :

- Lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ reproduksi.

Baca Juga

- Embrio multiselular yang terdapat dalam arkegonium.

- Kutikula pada bab luar. Kutikula lapisan pelindung pada bab tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah.

- Sistem transport internal yang mengangkut air dan zat masakan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya menyerupai pengorganisasian transport air dan zat masakan pada tumbuhan tingkat tinggi.

Struktur Tubuh

Tumbuhan paku mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :

1. Akar

Akar bersifat menyerupai akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel-sel yang sanggup dibedakan dengan sel-sel akarnya sendiri. Kaliptra juga disebut tudung akar. Kaliptra berfungsi melindungi akar dari kerusakan ketika menembus tanah atau batuan.

Pada titik tumbuh akar terdapat sebuah sel puncak berbentuk bidang empat yang membelah ke empat arah berdasarkan bidang sisinya. Sel-sel yang dibuat ke arah luar akan menjadi kaliptra, sedangkan ke tiga arah lainnya akan menjadi sel-sel akar.

Sel-sel akar akan membentuk epidermis (kulit luar), korteks (kulit dalam) dan silinder pusat. Pada silinder sentra terdapat pembuluh angkut (floem dan xilem) yang bertipe konsentris (mempunyai sentra yang sama) yang mana xilem berada di tengah di kelilingi oleh floem.

Mengenai xilem dan floem lebih lanjut terdapat dalam artikel Pembagian Jenis Tumbuhan Berdasarkan Keadaan Air Dan Jaringan Pada Tumbuhan

2. Batang

Batang pada sebagian besar jenis tumbuhan paku tidak tampak alasannya ialah terdapat di dalam tanah berupa rimpang (umbi akar yang bercabang-cabang), mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m.

Akan tetapi, ada batang beberapa jenis tumbuhan paku, menyerupai paku pohon/ paku tiang yang sanggup mencapai 5 cm dan kadang kala bercabang. Misalnya, Alsophila dan Cyathea.

3. Daun

Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunannya, daun paku dibedakan menjadi dua sebagai berikut :

a. Mikrofil

Daun ini berbentuk kecil-kecil, menyerupai rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum menawarkan diferensiasi (pembedaan) sel dan tidak sanggup dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.

b. Makrofil

Makrofil merupakan daun yang bentuk besar, bertangkai dan bertulang daun, serta bercabang-cabang. Sel-sel penyusunnya telah menawarkan diferensiasi, yaitu sanggup dibedakan antara jaringan tiang, jaringan parenkim bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).

Penguapan pada paku tidak hanya melalui stomata saja, melainkan juga melalui dinding sel epidermis yang berkutikula tipis.

Daun tumbuhan paku terbagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu :

1. Tropofil

Tropofil ialah daun yang berfungsi untuk melaksanakan fotosintesis.

2. Sporofil

Sporofil ialah daun yang berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi, jenis daun ini juga sanggup melaksanakan fotosintesis, sehingga disebut juga sebagai troposporofil.

Spora paku dibuat di dalam kotak spora yang disebut sporangium. Pada jenis paku yang berlainan, sporangium mempunyai bentuk, ukuran dan susunan yang berbeda. Kumpulan sporangium disebut sorus.

Sorus terletak di permukaan bawah daun dengan susunan yang beraneka ragam, menyerupai berjajar di sepanjang tepi daun, sejajar dengan tulang daun, zig-zag, tersebar merata membentuk noktah (lubang kecil) atau menutup permukaan bawah daun.

Sorus muda seringkali dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Ada tidaknya indusium merupakan ciri khas yang sering digunakan dalam pembagian terstruktur mengenai tumbuhan paku.

Ditinjau dari jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Paku Homospora (Isospora)

Kelompok paku ini menghasilkan satu jenis spora. Salah satu genus yang termasuk kelompok ini ialah Lycopodium (paku kawat).

2. Paku Heterospora

Kelompok paku ini menghasilkan dua jenis spora yang berlainan, yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (megaspora) berkelamin betina. Genus yang termasuk kelompok ini ialah Marsilea (semanggi) dan Selaginella (paku rane).

3. Paku Peralihan

Paku ini merupakan peralihan antara homospora dan heterospora, yaitu paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Spesies yang termasuk kelompok paku ini ialah Equisetum debile (paku ekor kuda).

Habitat

Habitat tumbuhan paku ialah di darat, terutama pada lapisan bawah di dataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter di atas permukaan bahari terutama di tempat basah dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain.

Sistem Reproduksi

Reproduksi tumbuhan paku sanggup secara asecual (vegetatif) dan secual (generatif). Reproduksi asecual, yaitu dengan stolon (hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat) yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma ialah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.

Reproduksi secual melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh gametangium. Gametangium jantan (anteridium) menghasilkan sel spermatozoid. Gametangium betina (arkegonium) menghasilkan sel telur (ovum).

Seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). Metagenesis ini dibedakan antara paku homospora dan paku heterospora. Metagenesis terjadi ketika berkecambah, tumbuhan paku akan menghasilkan arkegonium (makroprotalium atau protalium betina) dan anteridium (mikroprotalium atau protalium jantan).

Peranan tumbuhan paku dalam kehidupan

Beberapa jenis tumbuhan paku bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berikut ini manfaat dari tumbuhan paku :

a. Dipelihara sebagai tumbuhan hias, contohnya paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium sp.) suplir (Adiantum sp.) dan paku rane (Selaginella sp.).

b. Penghasil materi obat-obatan, contohnya Aspidium sp. Dryopteris filix mas dan Lycopodium clavatum.

c. Sebagai sayuran, contohnya semanggi (Marsilea crenata) dan Pteridium aquilium.

d. Sebagai materi pupuk hijau, contohnya Azolla pinnata. Tumbuhan paku ini bersimbiosis dengan ganggang hijau-biru Anabaena azollae dalam memfiksasi (mengikat) nitrogen bebas.

e. Sebagai salah satu materi dalam menciptakan karangan bunga, contohnya Lycopodium cernuum.

Tumbuhan paku lebih maju daripada lumut alasannya ialah sporofit tumbuhan paku mempunyai :

1. Sistem transportasi (xilem dan floem) yang berkembang dengan baik.
2. Kutikula dan stomata tahan air yang mengontrol kekurangan air.
3. Adanya akar, batang dan daun.

Klasifikasi

Tumbuhan paku dibagi menjadi empat subdivisi, yaitu Psilophyta, Lycophyta, Sphenophyta dan Pterophyta. Berikut ini klarifikasi ringkas dari masing-masing subdivisi tersebut :

a. Psilophyta

Psilophyta merupakan tumbuhan paku sederhana dan hanya mempunyai dua genera (genus), referensi yang sudah dikenal ialah Psilotum sp. yang tersebar luas di tempat tropik dan subtropik.

Pada generasi sporofit, Psilotum sp. mempunyai ranting dikotom dan tidak mempunyai akar dan daun. Sebagai pengganti akar, Psilotum sp. mempunyai rizom yang diselubungi rambut-rambut kecil yang disebut rizoid. Jaringan pengangkut tidak ditemukan pada Psilophyta.

Keterangan :

- Ranting dikotom ialah bentuk ranting yang bercabang menggarpu.
- Rizom disebut juga rimpang.

b. Lycophyta

Dewasa ini hanya sedikit spesies Lycophyta yang masih bertahan hidup, yaitu yang tergolong genus Lycopodium sp. dan Selaginella sp. Pada umumnya, spesies Lycopodium ialah tumbuhan tropis dan hidup sebagai epifit (tumbuhan yang menumpang hidup pada tumbuhan lain).

Spesies lain tumbuh di dasar daratan hutan di tempat subtropis. Spora Lycopodium terdapat dalam sporofit yang merupakan daun khusus untuk bereproduksi. Spora sanggup hidup di dalam tanah selama lebih dari sembilan tahun. Lycophyta kecil yang haploid tidak melaksanakan fotosintesis tapi bersimbiosis dengan jamur.

Setiap gametofit mempunyai arkegonium dan anteridium. Gametofit berfungsi melaksanakan reproduksi secual (generatif) pada organisme yang mengalami pergiliran keturunan.

Lycopodium sp. sanggup menghasilkan spora tunggal yang akan berubah menjadi gametofit bisecual yang mempunyai organ jantan maupun betina. Hal ini disebut homospora.

Sellaginella sp. merupakan tumbuhan heterospora alasannya ialah sanggup menghasilkan dua jenis spora. Spora yang berukuran besar disebut megaspora, yaitu merupakan gamet betina yang akan membentuk arkegonium. Spora yang berukuran kecil disebut mikrospora yang akan membentuk gamet jantan atau anteridium.

c. Sphenophyta

Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda. Peristiwa meiosis terjadi dalam sporangia dan akan menghasilkan spora haploid. Gametofit yang berkembang dari spora berukuran sangat kecil, tetapi sanggup melaksanakan fotosintesis dan hidup secara bebas. Sphenophyta bersifat homospora. Contohnya Equisetum sp.

d. Pterophyta

Pterophyta banyak terdapat di hutan subtropis maupun di tempat tropik. Paku Pterophyta mempunyai daun-daun yang lebih besar dibandingkan divisi lainnya. Ada dua jenis daun, yaitu megafil dan mikrofil.

Megafil mempunyai sistem percabangan pembuluh. Mikrofil ialah daun yang muncul dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Contoh Marsilea crenata dan Asplenium nidus.

Sumber http://ratukemalalaura.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tumbuhan Paku (Pteridophyta)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel