-->

iklan banner

Artikel: Fatwa Neo Firthian

Aliran Neo Firthian


Aliran ini dipelopori oleh Michael Alexander Halliday yang sangat populer dengan teori Systematic Grammar.

Ciri-ciri :

1. Menampilkan 4 (empat) kategori umum dalam bahasa, yakni unit, struktur, kelas, dan sistem;

2. Seperangkat kategori dan level disusun untuk menjelaskan aspek formal dari bahasa. Ada tiga level pokok yaitu: form (berupa organisasi substansi bagi insiden yang padat arti: wujudnya grammar dan leksis), substance (materi fonik dan grafik), dan context (hubungan antara form dan situation, yakni semantic); dan

3. Bahasa dibagi kedalam 4 kategori dasar yakni: (i) unit (suatu segmen pembawa contoh pada segala level), (ii) class (seperangkat butir-butir dengan fungsi tertentu dalam akar kata), system (penyusunan paradigmatik dari kelas-kelas dari kekerabatan pilihan), dan(iv) penyusunan tiga skala yang digunakan untuk saling menghubungkan kategori-kategori dalam teori dan peristiwa-peristiwa ujaran yang teramati. Skala rank mengacu pada penyusunan tata urut unit-unit; skala exponence menghubungkan kategori-kategori dengan data; skala delicacy membedakan hubungan-hubungan tertentu dalam kedalaman.

Tokoh

Tokoh pemikiran Neo-Firthian yakni Halliday yang berperan besar dalam menyebarkan pemikiran Firth. ia sudah tertarik dengan Firth semenjak ia berada di bawah bimbingan Wang Li. Ia ingin mengeksplorasi inspirasi Firth lebih jauh lagi. Ia ingin berguru dari Firth. Tentu saja, setelah jadi murid Firth, ia berguru banyak mengenai latar belakang filsafat dan wawasan mengenai bahasa. Namun ia tidak mendapat model tata bahasa alasannya yakni Firth sendiri tertarik pada fonologi, semantik, dan konteks. Masalah yang ia hadapi kemudian yakni bahwa ia harus menyebarkan teori sistem/struktur sehingga teori itu menjadi jalan untuk membicarakan bahasa Sejarah Rahasia. Empat tahun ia berguru di Cambridge. Ada satu dongeng menarik dari Halliday ketika berguru di universitas itu. Ternyata Halliday membutuhkan izin perpanjangan waktu untuk pengerjaan tesisnya. Lucunya, tesis itu diselesaikan Halliday pada jam empat sore (satu jam sebelum kantor universitas tutup) di hari terakhir setelah perpanjangan terakhir, 31 Desember 1954.

Pengembangan atas teori Firth ke dalam tata bahasa yakni jalan untuk dasar linguistik fungsional sistemik. Pada tahun 1973, ia mengeluarkan karya pertamanya yang berjudul Explorations in the Functions of Language. Karya keduanya, Learning How to Mean, diterbitkan pada tahun 1975. Melalui kedua buku itu, ia mulai dikenal publik dengan “Linguistik Instrumental”-nya – yaitu, singkatnya, kajian bahasa untuk memahami sesuatu yang lain, misalnya, sistem sosial. Namun, puncak pencapaiannya yang paling dikenal sampai sekarang yakni publikasi bukunya An Introduction to Functional Grammar. Karya inilah yang menjadi kanal kajian linguistik kritis dan semiotik sosial Fowler dan Birch; dan analisis ihwal kritis Fairclough dan van Dijk, untuk menyebut beberapa nama tersohor.

Banyak sekali jejak pemikirannya di dalam Analisis Wacana Kritis yang mengemuka setelah An Introduction to Functional Grammar terbit. Secara umum, sumbangsihnya yang sangat berharga yakni jalan yang dibukanya untuk linguistik, yaitu jalan fungsional: pendekatan mengenai penggunaan bahasa yang mudah dan kontekstual sebagai kebalikan dari tata bahasa formal yang fokus pada semantik, sintaksis, dan kelas-kelas kata menyerupai kata benda dan kata kerja. Atas landasan yang dibangunnyalah kajian linguistik jadi lebih luas, bersahabat dengan gerak kehidupan masyarakat, dan politis. Selayaknya kita mengucapkan terimakasih atas segala perjuangan teoretisnya.

Sumber http://makalahdanskripsi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Artikel: Fatwa Neo Firthian"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel