Faktor Internal Dan Eksternal Yang Menghipnotis Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan, dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (faktor lingkungan).

1. Faktor internal
Faktor internal mencakup faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis individual yang bersifat spesifik. Dalam hal ini faktor fisiologis yaitu hormon.
a. Genetis
Gen penentu pertumbuhan dan perkembangan terdapat di dalam sel. Sel merupakan kesatuan hereditas lantaran di dalamnya terdapat gen yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat keturunan atau hereditas. Gen juga berperan sebagai pembawa arahan genetik untuk pembentukan protein, enzim, dan hormon. Enzim dan hormon ini mensugesti banyak sekali reaksi metabolisme di dalam badan untuk mengatur dan mengendalikan pertumbuhan. Pola pertumbuhan dan perkembangan dikendalikan oleh gen. (Syamsuri, dkk, 2007: 6)
b. Hormon
Hormon flora sering disebut fitohormon. Tidak ibarat pada hewan, pada flora tidak terdapat kelenjar hormon serta peredarannya. Hormon flora yaitu suatu senyawa organic yang dibuat pada suatu serpihan flora dan kemudian diangkut ke serpihan lain, yang dengan konsentrasi rendah mengakibatkan suatu dampak fisiologis. Hormon-hormon yang mensugesti pertumbuhan dan perkembangan diantaranya yaitu sebagai berikut.
1) Auksin
Fungsi auksin yaitu untuk mengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di tempat belakang meristem ujung. Pengaruh auksi lain yaitu merangsang pembelahan sel-sel cambium, meningkatkan perkembangan bunga dan buah, merangsang perkembangan akar lateral, dan mengakibatkan pembengkokan batang.
Penyebaran hormon auksin pada batang tidak merata sehingga mengakibatkan pemanjangan sel juga tidak merata. Sel-sel yang mengandung lebih banyak hormon auksin berukuran lebih panjang dari pada yang mengandung sedikit hormon auksin. Akibatnya batang membengkok. Pembengkokan suatu batang yang diakibatkan oleh arah datangnya cahaya ternyata juga bekerjasama dengan penyebaran hormon auksin. Batang yang terkena cahaya mempunyai hormon auksin yang lebih sedikit, lantaran auksin mengalami kerusakan (terurai) jikalau terkena cahaya. Bagian batang yang tidak terkena cahaya mempunyai lebih banyak hormon auksin sehingga batang tersebut tumbuh lebih panjang daripada serpihan yang kena cahaya. Akibatnya, batang membengkok menuju arah datangnya cahaya.
Peranan auksin yang lain diantaranya:
a) membentuk akar adventif pada tumbuhan yang dibiakan dengan stek
b) membentuk buah partenokarpi, yaitu pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan, sanggup dihasilkan secara buatan dengan cara memberi auksin pada putiknya; buah yang dihasilkan yaitu buah tanpa biji
c) menghambat pertumbuhan tunas samping (lateral). jikalau suatu tunas ujung tanaman, contohnya tomat, kita pangkas, maka tunas-tunas yang ada di ketiak daun akan berkembang.
d) mempercepat terjadinya diferensiasi di tempat meristem dan tempat aborsi (absisi) sehingga mencegah rontoknya daun, bunga, dan buah.
2) Giberelin
Hormon Giberelin merupakan hormon yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan auksin. Giberelin ditemukan pada semua serpihan flora contohnya pada pucuk batang, pada ujung akar, pada bunga, buah, dan terutama pada biji. Giberelin tidak mengakibatkan pucuk (koleoptil) membengkok ibarat pada auksin.
Fungsi giberelin:
a) merangsang pemanjangan batang. apabila giberelin diberikan pada flora kerdi, flora akan tumbuh normal kembali.
b) merangsang kegiatan enzim amylase dan proteinase yang berperan dalam mencerna cadangan makanan
c) merangsang pertumbuhan tunas yang dominan
d) menghilangkan dormansi biji untuk memacu perkecambahan
e) merangsang perbungaan dan pertumbuhan buah secara parthenogenesis.
3) Etilen
Hormon Etilen yaitu gas yang dikeluarkan terutama oleh buah yang sudah tua/matang. Jika buah bau tanah diletakkan di tempat tertutup, maka buah akan cepat masak. Hal ini disebabkan buah tersebut mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pemasakan buah, lantaran gas etilen sifatnya menyebar. Para pedagang sering memeram buah dengan gas etilen atau karbit semoga cepat masak.
Selain berperan dalam pemasakan buah, etilen juga mengakibatkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan menahan pemanjangan batang, untuk menahan efek angin. Kombinasi hormon etilen dengan hormon lain sanggup menawarkan imbas yang menguntungkan. Misalnya, etilen dengan auksin sanggup memacu pembungaan pada manga dan nanas. Kombinasi hormon etilen dengan giberelin sanggup mengatur tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.
4) Sitokinin
Sitonkinin yaitu hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Fungsi sitokinin adalah:
a) merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominansi apikal
b) mengatur pertumbuhan daun dan pucuk
c) memperbesar daun muda
d) mengatur pembentukan bunga dan buah
e) menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta transporasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
f) memacu perkembangan kloroplas dan pembentukan klorofil
g) mempertahankan kesejukan jaringan.
5) Asam Absisat (ABA)
Hormon ini menghambat pertumbuhan. Secara umum fungsi hormon asam absisat adalah:
a) proses penuaan dan gugurnya daun
b) menghambat pembelahan dan pemanjangan sel
c) menunda pertumbuhan atau dormasni sehingga membantu flora bertahan dalam kondisi yang buruk
d) merangsang penutupan verbal daun pada ekspresi dominan kering sehingga mengurangi kegiatan transpirasi (penguapan)
e) membantu peluruhan daun pada ekspresi dominan kering sehingga flora tidak kekurangan air melalui transpirasi.
6) Asam Traumalin
Hormon Asam traumalin merupakan hormon yang berperan dalam proses regenerasi sel apabila flora mengalami kerusakan jaringan (terluka). Jaringan akan membentuk kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi) pada jaringan yang rusak atau terluka tersebut.
7) Kalin
Hormon Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis (pembentukan organ) tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dikelompokkan sebagai berikut.
a) Rhizokalin, yaitu hormon yang mensugesti pembentukan akar.
b) Kaulokalin, yaitu hormon yang mensugesti pembentukan batang.
c) Filokalin, yaitu hormon yang mensugesti pembentukan daun.
d) Antokalin, yaitu hormon yang mensugesti pembentukan bunga.
Selain membentuk hormon-hormon, flora juga sanggup membentuk vitamin ibarat riboflavin (vitamin B12), asam askorbat (vitamin C), tiamin (vitamin B1), asam nikotinik, dan piridoksin (vitamin B6) yang dibuat dalam daun. Fungsi vt=itamin pada flora diantaranya penting untuk pertumbuhan akar, sintesis koenzim dan pembentukan hormon tumbuhan.
2. Faktor Eksternal
a. Makanan (nutrisi) dan Air
Nutrien flora umumnya diambil dari dalam tanah dan dalam bentuk ion, dan beberapa diambil dari udara. Makronutrien, yaitu nutrisi yang diharapkan flora dalam jumlah besar. Misalnya, C, O, H, N, S, P, K. Mikronutrien, yaitu nutrisi yang diharapkan flora dalam jumlah sedikit. Misalnya, Fe, Clor, Tembaga, Mg, Seng, Molibdonum, boron, nikel.
Jika kebutuhan salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, proses metabolisme badan flora akan terhambat, dan hal ini akan mensugesti pertumbuhannya. Kekurangan Fe dan Mg misalnya, menjadikan klorosis, yaitu flora berwarna pucat dan hasilnya mati. Kekurangan fosforus sanggup menjadikan daun mempunyai bercak kemerahan, dan daun menjadi cepat rusak.
b. Cahaya
Selain besar lengan berkuasa terhadap fotosintesis, cahaya besar lengan berkuasa terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan. Pengaruh cahaya yang paling positif sanggup diamati dengan membandingkan satu macam flora yang tumbuh pada keadaan gelap. Keadaan gelap besar lengan berkuasa terhadap bentuk luar flora dan laju perpanjangannya (ada hubungannya dengan hormon auksin). Tumbuhan yang diketakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya. Akan tetapi, flora menjadi pucat lantaran kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang dengan kata lain flora tidak sehat. Tumbuhan ibarat itu disebut mengalami etiolasi.
Intensitas cahaya cahaya dan usang penyinaran besar lengan berkuasa terhadap tumbuhan, terutama terhadap pertumbuhan vegetatif dan kegiatan reproduksi tumbuhan. Respon flora terhadap usang penyinaran yang bervariasi dinamakan fotoperiodisme. Respon ini dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorspi cahaya, yaitu fitokrom.
Berdasarkan efek lamanya siang, flora dibedakan menjadi:
1) Tumbuhan hari pendek, flora ini berbunga pada selesai ekspresi dominan panasJ atau ekspresi dominan gugur, pada ketika matahari bersinar kurang dari 12 jam. Contohnya: aster, dahlia, stroberi, krisan, dan ubi jalar.
2) Tumbuhan hari panjang, merupakan flora yang berbunga pada ekspresi dominan semi dan awal ekspresi dominan panas, yaitu pada ketika matahari bersinar selama lebih dari 12 jam, biasanya antara 14-16 jam sehari. Contohnya pada gandum, kentang, selada, bayam, bit, lobak, dan juga kol.
3) Tumbuhan hari sedang, flora yang akan berbunga jikalau menerima penyinaran sekitar 12 jam sehari. Contoh: kacang dan tebu.
4) Tumbuhan hari netral, merupakan flora yang pembungaannya tidak tergantung pada panjang penyinaran, contohnya mawar, bunga matahari, anyelir, tomat, dan kapas.
c. Suhu
Suhu sangat besar lengan berkuasa terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga besar lengan berkuasa terhadap fisiologi suatu tumbuhan. Jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses tersebut. Suhu optimum untuk pertumbuhan yaitu 10-38 derajat Celcius. Umumnya flora tidak tumbuh pada suhu di bawah 0 derajat Celcius dan di aras 45 derajat Celcius.
Vernalisasi, yaitu perubahan tinggi rendahnya suhu yang besar lengan berkuasa terhadap perkecambahan biji. Termoperiodisme, yaitu kondisi pertumbuhan suatu jenis flora yang dipengarui oleh perbedaan suhu pada siang dan malam. Tanaman tomat akan tumbuh baik jikalau suhu siang 26 derajat dan suhu malam 20 derajat. Pembentukan buah terjadi jikalau suhu malan 15 derajat dan tidak membentuk buah jikalau suhu malam 25 derajat.
d. Oksigen
Kandungan oksigen mensugesti pertumbuhan organisme. Oksigen mensugesti pertumbuhan serpihan flora di atas tanah maupun pertumbuhan akar. Tanah yang gembur bisa menyimpan oksigen. Jika tanah mengandung banyak oksigen (O2), pertumbuhan akar akan semakin baik.
e. Kelembapan
Kelembapan udara dan tanah besar lengan berkuasa dalam proses pertumbuhan. Kelembapan udara dan tanh besar lengan berkuasa dalam proses pertumbuhan. Kelembapan udara mensugesti proses penguapan air yang bekerjasama dengan absorpsi nutrien (nutrisi). Jika kelembapan udara rendah, penguapan akan meningkat sehingga absorpsi nutrient pun semakin banyak. Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.
Sumber http://buntiris.blogspot.com
0 Response to "Faktor Internal Dan Eksternal Yang Menghipnotis Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan"
Posting Komentar