-->

iklan banner

30 Jenis Jenis Kata Dalam Bahasa Indonesia Dan Contohnya

30 Jenis Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia dan Contohnya - Anda masih mempunyai perubahan yang belum disimpan dan akan hilang. - Hidup insan tidak akan terlepas dari 1 “kata” pun. Sebuah “kata” tidak hanya sekedar alat komunikasi belaka, namun ia sanggup menjadi mediator insan mengungkapkan konten pikirannya. “Kata” menjadi representasi dari pikiran untuk menyingkapkan impian manusia. Manusia tanpa “kata” menyerupai seorang bayi yang gres terlahir, tidak sanggup dipahami secara konkret.

Kata merupakan satuan paling besar dari morfologi, sekaligus satuan paling kecil dalam sintaksis. Dimana ilmu morfologi berarti ilmu wacana bentuk kata, sedangkan sintaksis berarti ilmu wacana tata kalimat.

Berdasarkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata yaitu unsur bahasa yang dituliskan atau diucapkan yang merupakan manifestasi kesatuan perasaan dan pikiran serta digunakan dalam berbahasa.

Klasifikasi Kelas Kata Menurut Bahasawan

Para jago bahasa (bahasawan) berbeda – beda dalam mengklasifikasikan kata.

1. Menurut Aristoteles kelas kata mencakup :

Onoma
Rhema
Syndeimoi
2. Sedangkan di Belanda untuk memilih adanya kelas kata, digunakan kriteria valensi morfologis dan valensi sintaksis.

Valensi morfologis yaitu kemampuan satu morfem dengan morfem lain yang saling menempel sehingga membentuk suatu kata
Valensi sintaskis yaitu kemampuan suatu kata bergabung dengan kata lain sehingga menghasilkan satu kelompok berupa keseluruhan kalimat.
3. Ramlan, memilih kelas kata dengan menggunakan kriteria makna, sintaksis, morfologi dan adonan tiga kriteria tersebut.

4. Alisyahbahana memberikan bahwa secara tradisional kata diklasifikasikan ke dalam kelas verba, ajektiva, nomina, adverbial, numerilia, kongjungsi, preposisi, pronominal, interjeksi, artikula.

5. Selain tersebut di atas pendapat wacana pembagian jenis atau kelas kata dalam kaidah bahasa Indonesia, Sutan Muh. Zain mengklasifikasikan kata-kata dalam bahasa Indonesia terdiri dari 9 Jenis, meliputi

kata kerja
kata benda
kata pengganti dan kata penujuk benda
kata bilangan
kata sifat
kata tambahan
kata perangkai
kata penghubung
kata seru atau kata lukisan rasa.
6. Peliknya perbedaan pendapat wacana pembagian terstruktur mengenai kata telah dimulai usang yang berawal dari pendapat filosof-filosof asal Yunani

7. Pembagian jenis atau kelas kata di dalam bahasa pada umumnya di dunia, termasuk bahasa Indonesia, terbagi atas sepuluh jenis atau kelas kata, mencakup :

Nomina (Kata benda)
Verba (Kata kerja)
Kata sifat (adjektiva)
Promina (Kata ganti)
Adverbia (Kata keterangan)
Numeralia (Kata bilangan)
Konjungsi (Kata sambung)
Artikel (Kata sandang)
Interjeksi (Kata seru)
Perposisi (Kata depan)
8. Moeliono beropini lain mengenai pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia. Pendapat ini dianggap paling mutakhir. Ia mengemukakan bahwa kata diklasifikasikan ke dalam lima jenis, yaitu

kata kerja
kata sifat
kata keterangan
rumpun kata benda yang mempunyai anggota kata benda, kata bilangan, kata ganti
rumpun kata kiprah yang mempunyai anggota kata depan, kata seru, kata sambung, partikel dan kata sandang.

Pembagian kelas atau jenis jenis kata yang dilakukan para bahasawan (ahli bahasa) di atas tentu telah didasari dan dipertimbangkan dengan matang serta didukung dengan argumen yang kuat. Dalam kaidah bahasa Indonesia, jenis jenis kata di atas telah dikenal secara luas.

1. Kelas Nomina (Kata Benda)

Nomina, bahasawan menyebutnya kata benda merupakan kata yang mengacu pada suatu benda (baik aktual maupun abstrak). Kata benda harus dikenali alasannya yaitu akan berperan sebagai subjek, objek, keterangan dan pelengkap dalam kalimat.

Untuk membedakan jenis atau kelas kata benda, sanggup mengujinya dengan cara berikut:

Aturan I menambahkan kata “yang + kata sifat” diletakkan sesudah kata yang diuji.
Aruran II menambahkan kata “yang sangat + kata sifat” diletakkan sesudah kata yang diuji.
Kata-kata mirip pohon, buku, kekasih, orang, pengetahuan dan pikiran termasuk sebagai nomina (kata benda) alasannya yaitu bisa diikuti oleh kedua kombinasi di atas. Berikut pola petunjuk memilih suatu kata yang tergolong kelas nomina dengan menggunakan pembuktian di atas.

pohon + yang besar (menguji dengan hukum I)
buku + yang sangat murah (menguji dengan hukum II)
kekasih + yang setia (menguji dengan hukum I)
orang + yang sangat baik (menguji dengan hukum II)
pengetahuan + yang luas (menguji dengan hukum I)
pikiran + yang sangat cemerlang (menguji dengan hukum II)
Selain kata-kata wacana benda yang sudah nyata-nyata berasal dari nama suatu benda, terdapat dua macam jenis kata lain yang juga termasuk nomina (kata benda), yaitu promina kata ganti (promina) dan numeralia (kata bilangan). Promina (kata ganti) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda lain. Sedangkan numeralia merupakan kata yang digunakan untuk menghitung jumlah orang, barang atau binatang.

Contoh promina tunggal persona pertama  : aku, saya, beta, daku, -ku
Contoh promina tunggal persona kedua : kamu, engkau, anda, kau, -mu, dikau
Contoh promina tunggal persona ketiga  : dia, ia, beliau, -nya
Contoh promina jamak persona pertama : kami, kita
Contoh promina jamak persona kedua : kalian, anda sekalian, kau sekalian
Contoh promina jamak persona ketiga : mereka
2. Kelas Verba (Kata Kerja)

Verba, bahasawan menyebutnya kata kerja merupakan kata yang menyatakan tindakan, keadaan dan proses yang bukan termasuk kata sifat. Pada umumnya kata kerja berperan sebagai predikat dalam kalimat. Kita sanggup mengetahui suatu kata tergolong kata kerja dengan mengujinya dengan metode berikut:

Aturan I, Menambahkan kata “dengan + kata benda” diletakkan sesudah kata yang diuji.
Aturan II, Menambahkan “dengan + kata sifat” diletakkan sesudah kata yang diuji.
Kata-kata mirip bersih, tulis, pergi, tangkap, bicara, lihat, aduk, berpergian, berbicara, usap, melihat termasuk kata kerja (verba) alasannya yaitu saat digabung dengan format kedua kontruksi penguji di atas akan memunculkan makna yang jelas. Perhatikanlah penggabungan kata-kata berikut ini.

Membersihkan + dengan sapu (menguji dengan hukum I)
Tulis + dengan spidol (menguji dengan hukum I)
menulis + dengan lambat (menguji dengan hukum II)
Pergi + dengan abang (menguji dengan hukum I)
berpergian + dengan senang (menguji dengan hukum II)
Bicara + dengan guru (menguji dengan hukum I)
berbicara + dengan lancar (menguji dengan hukum II)
Lihat + dengan penglihatan (menguji dengan hukum I)
Tangkap + dengan tangan (menguji dengan hukum I)
Aduk + dengan sendok (menguji dengan hukum I)
Contoh tesebut di atas memberikan bentuk verba ada dua jenis yaitu :

Verba asal, yaitu verba (kata kerja) yang bisa bangkit sendiri pada suatu kalimat tanpa afiks (imbuhan)
Verba turunan yaitu verba (kata kerja) dengan menggunakan afiks. Berikut klarifikasi verba turunan dalam tabel.


Tabel Afiks pada Kata Kerja 

BentukImbuhanContoh
Prefiksdi-dipakai, dibawa, dipukul, ditiup, dibaca
ber-bertemu, berkarya, bergulat, berlayar
per-perpindah, perkuat, perkecil, perbaik
ter-tersenyum, tertawa, ternoda, terbawa
me-membawa, melatih, mendengar, membaca
Sufiks-inamai, tandai, gulai
-kancamkan, maafkan, antarkan, matikan
Konfiksber- + -anberpelukan, berlarian, berpergian
ber- + -kanberselimutkan, beralaskan
di- + -idipengaruhi, dicintai, diselimuti
di- + -kandiambilkan, dibuatkan, dibacakan
ke- + -ankedatangan, kejatuhan, kemasukan
memper-memperindah, memperjelas, mempermudah, mempercantik
memper- + -kanmempertemukan, mempertanyakan, memperhatikan
me- + -kanmembuatkan, meluruskan, mendatangkan
Selain beberapa bentuk verba di atas, terdapat pula bentuk verba (kata kerja) yang lainnya, diantaranya :
Verba (kata kerja) reduplikasi atau verba atau kata kerja berulang baik dengan afiks (imbuhan) atau tanpa afiks. Misalnya batuk-batuk, makan-makan, tembak-menembak, berlari-lari.
Verba (kata kerja) majemuk, yaitu verba atau kata kerja yang formasinya melalui langkah penggabungan suatu kata dengan kata lainnya, tetapi hasil penggabungan tersebut bukan menjadi idiom. Misalnya : temu wicara, terjun payung, tatap muka, siap tempur.
Verba (kata kerja) berpreposisi, yaitu verba atau kata kerja intrasitif yang selalu dibarengi preposisi tertentu. Misalnya berdiskusi tentang, tahu akan, cinta pada, terdiri dari, tergolong sebagai, sejalan dengan, menyesal atas.
Verba (kata kerja) trasitif, yaitu verba yang memerlukan objek. Misal: makan, minum, angkat.
Verba (kata kerja) intrasitif, yaitu verba yang tidak memerlukan objek Misalnya maju, mundur, terbang, pulang, pergi.
3. Kelas Adjektiva (Kata Sifat)

Adjektiva, bahasawan menyebutnya kata sifat yaitu kata yang memberikan sifat, watak, keadaaan, adab seseorang, suatu benda atau binatang. Di dalam sebuah kalimat, sifat kata umumnya berperan untuk memperjelas subjek, perdikat, serta objek. Berdasarkan bentuknya kata sifat atau ajektiva dibedakan menjadi dua macam, mencakup kata sifat atau ajektiva berbentuk tunggal dan ajektiva berimbuhan.

Ajektiva berbentuk tunggal meiliki ciri-ciri berikut :

ajektiva berbentuk tunggal, terdapat keterangan pembanding mirip kurang, lebih, dan paling. Misalnya kurang bagus, lebih baik, paling pintar.
Ajekitva berbentuk tunggal bisa ditambah keterangan penguat mirip amat, sangat, benar, teralu berat, sedikit sekali.
Ajektiva berbentuk tunggal bisa diingkari menggunakan kata tidak mirip tidak sehat, tidak benar.
Berdasarkan karakteristik kata sifat di atas, kata-kata yang dikelompokkan ke dalam kelas kata sifat diantaranya baik, indah, maha, sedikit, pandai, senang, berat, benar, sehat, luas

Ajektiva berbentuk tunggal bisa dihimpun dan dipilah ke dalam 5 kelompok, mencakup :

Situasi / Keadaan; contohnya aman, kacau, tenang, gawat
Warna; contohnya hijau, ungu, biru, merah,
Ukuran; contohnya ringan, berat, tinggi, besar,
Perasaan; contohnya sedih, malu, bahagia, heran.
Indra / Cerapan; contohnya manis, harum, terang, jelas
Mayoritas ajektiva berimbuhan (afiks) dibuat dengan prefiks, sufiks, infiks, konfiks yang diserap dari bahasa Arab dan bahasa Inggris dan bahasa gila lain yang produktif dalam bahasa Indonesia, mirip sufiks -i, –al, -iah, -ik, -if, is, –iw, -er. Selain sufiks tersebut, terdapat dua kombinasi afiks yang juga membentuk ajektiva yaitu konfiks se- + -nya dan ke- + -an, tetapi bentuk dasarnya harus mengalami pengulangan atau reduplikasi.

Secara detil, pola ajektiva berimbuhan atau berafiks sanggup diamati dalam tabel di bawah ini.


Tabel Afiks pada Kata Sifat 
BentukImbuhanSampel
Sufiks-al, -iah, -I,  -if, -is, -ik, -er, -winasional, formal, abadi, alamiah, alami, hewani, aktif, fiktif, reaktif,, praktis, magnetif, elektronik, anarkis, parlementer, egois, komplementer, manusiawi, surgawi, kimiawi.
KonfiksKe-an (dengan reduplikasi)kekanak-kanakan, keinggris-inggrisan
Se-nya (dengan reduplikasi)Sepandai-pandainya, sebaik-baiknya

4. Kelas kata Konjungsi (penghubung)


Konjungsi, bahasawan menyebutnya kata penghubung merupakan kata yang fungsinya menghubungkan dua kalimat atau dua kata, konjungsi berperan sebagai kata sambung, penghubung yang biasa disebut dengan istilah konjungtor. Berikut pola konjungtor yang banyak digunakan dalam kalimat.



…. antara siang dan malam

…. anda akan sukses kalau berusaha keras

…. oleh Ayah atau Ibunya

…. ilmunya terbatas alasannya yaitu malas membaca

…. bukan Desi, tetapi Desmin

Pelajaran telah dimulai saat kita tiba

…. dihalangi oleh kendaraan beroda empat lain sehingga rapat tertunda

…. bersikaplah sopan biar menjadi orang mulia.

Selain sebagai penghubung kata, konjungtor juga digunakan untuk menyambungkan satu kalimat dengan kalimat lain dengan cara menggunakan konjungtor di awal kalimat kedua.



Contoh konjungtor antar kalimat sebagai berikut :

Pak Jokowi menderita radang hati. Selain itu, ia juga mengidap penyakit diabetes.

Situasi telah mereda. Akan tetapi, semua orang harus tetap waspada.

Anak saya bersekolah di SD Grobogan. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke Jakarta.

Ibu tidak akan oke dengan pendapatmu. Walaupun begitu, ia akan membebaskan pilihanmu.

Kata konjungsi antara kalimat kalimat satu dengan lainnya tidak selalu mirip sampel di atas. Sampel lain konjungsi antarkalimat, baik satu kata maupun lebih diantaranya selanjutnya, meskipun demikian, tambahan pula, walaupun begitu, kecuali itu, kemudian, dengan demkian, namun, sesudah itu, tetapi oleh, alasannya yaitu itu, bertalian dengan itu.



Selain konjungsi di atas, masih banyak lagi jenis-jenis konjungsi. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian, jenis dan pola konjungsi. silahkan lihat pada artikel sebelumnya. Konjungsi – Pengertian, Jenis dan Contohnya.

5. Kelas Kata Interjeksi



Interjeksi, bahasawan menyebutnya kata seru merupakan kata yang sanggup digunakan untuk mengungkapkan usul perasaan mencakup rasa kagum, heran, murung dan jijik. Kata seru digunakan dalam kalimat pernyataan atau kalimat perintah.



Contoh kata interjeksi :



ayo, raih ilmu sebanyak mungkin.

aduh, kakiku sakit sekali.

ih, kedaluwarsa sekali binatang itu.

sial, buru-buru naik motor gurunya tidak masuk.

astaga, dia tidak jadi berguru malah keluyuran.

wah, rejekinya mengalir begitu deras.

6. Kelas Kata Artikulus



Kata artikulus, bahasawan menyebutnya kata sandang merupakan kata yang berperan sebagai penentu suatu nomina, ajektiva, atau kelas kata lain. Artikulus yang terdapat pada bahasa Indonesia yaitu sang dan si.



Berikut sampel kata sandang dalam kalimat.



– si pencuri sandal itu dipenjara selama satu tahun, sedangkan si koruptor lolos dari aparat. (si digunakan untuk menyandang kata bermakna negatif)

– sang raja bersikap adil terhadap rakyatnya. (sang digunakan untuk menyandang kata bermakna positif)

7. Kelas Kata Partikel



Kata partikel berarti unsur kecil pada suatu benda. Kata partikel berfungsi membentuk kalimat pertanyaan, kalimat pernyataan dan kalimat perintah. Kata partikel mencakup –kah, –tah dan –lah yang digunakan dalam kalimat pernyataan dan kalimat perintah serta –pun yang hanya digunakan dalam kalimat pernyataan.



Kah : apakah, kemanakah, bagaimanakah.

Lah : apalah, pergilah, ambilah.

Tah : apatah, siapatah.

Pun : kilah pun, apa pun, siapa pun.

  30 Jenis Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia dan Contohnya - Sebuah “Kata” sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bayangkan saja jikalau tidak ada pelopor karakter bahkan “kata”, kesulitan mengungkapkan maksud hati akan susah. Semoga artikel jenis jenis kata dalam bahasa Indonesia ini memperkaya wawasan anda


Sumber http://pensilaktif.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "30 Jenis Jenis Kata Dalam Bahasa Indonesia Dan Contohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel