-->

iklan banner

Filsafat Ilmu

Setelah sebelumnya membahas mengenai pengertian filsafat, cabang cabang filsafat hingga manfaat mempelajari ilmu filsafat, pembahasan kali ini masih bab dari filsafat yakni filsafat ilmu.

Pengertian filsafat ilmu

Filsafat ilmu yaitu ikhtiar insan guna memahami pengetahuan untuk menjadi lebih bijaksana. Melalui filsafat ilmu ini  keabsahan atau cara pandang harus bersifat ilmu. Sementara objek dari filsafat ilmu yaitu ilmu & pengetahuan.

Filsafat ilmu yaitu filsafat yang mempelajari & menyelidiki seluas mungkin segala sesuatu perihal ilmu. Sementara ilmu merupakan bab / cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Filsafat ilmu merupakan pengetahuan gabungan dimana eksitensi dan pemekarannya bergantung pada kekerabatan timbal-balik serta saling imbas antara filsafat dan ilmu.

Menurut The Liang Gie
Filsafat ilmu yaitu segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan perihal hal hal yang menyangkut ilmu dengan segala segi dan kehidupan manusia.

Conny Semiwan at al (1998:45)
 Filsafat ilmu intinya yaitu ilmu yang membahas mengenai ilmu pengetahuan (science of sciences) dimana kedudukan berada diatas ilmu lainnya..

Dimensi filsafat ilmu

Menurut Muchsin, dalam kajian filsafat ilmu terdapat beberapa dimensi, yaitu:

  • Dimensi ontologis, (hakekat ilmu) ontologi  yaitu hakikat yang ada (being, sein) yang merupakan perkiraan dasar bagi apa yang disebut sebagai sebuah kebenaran dan kenyataan. Dalam perspektif ilmu, ontologi ilmu sanggup dimaknai sebagai teori terhadap wujud dalam perspektif materil ke-ilmuan, konsep-konsep penting yang diasumsikan oleh ilmu ditelaah secara kritis dalam ontologi ilmu
  • Dimensi epistomologis (cara menerima pengetahuan). Epistomologi derivasinya berasal dari bahasa Yunani artinya teori perihal ilmu pengetahuan. Epistomologi merupakan gabungan antara dua kalimat episteme, pengetahuan & logos, theory. Epistomologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas perihal masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, epistomologi merupakan bab dari filsafat yang meneliti mengenai asal-usul, perkiraan dasar, sifat-sifat dan bagaiamana cara memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam memilih sebuah model filsafat. Melalui pengertian tersebut epistomologi tentunya memilih aksara pengetahuan, bahkan memilih “kebenaran” contohnya menyerupai apa yang dianggap patut diterima atau sebeliknya menyerupai apa yang harus ditolak. Aspek epistomologi merupakan kebenaran fakta atau kenyataan dari sudut pandang mengapa & bagiamana fakta tersebut sanggup diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya.
  • Dimensi aksiologis (manfaat pengetahuan). Aksiologis merupakan (teori perihal nilai) sebagai filsafat yang membahas apa manfaat dari ilmu pengetahuan manusia. Untuk apa pengetahuan berupa ilmu di dipergunakan? Apa kaitannya antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana memilih objek yang telah diteliti berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana keterkaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma norma moral?

Karakteristik filsfat ilmu

  • Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat
  • Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut pandang ontologis, epistomologis dan aksiologis.

Metode filsafat ilmu

Dalam sejarah, berdasarkan garis historis setidaknya terdapat sepuluh metode yang dipakai dalam filsafat termasuk dalam filsafat ilmu, yaitu:

  1. Metode kritis, dikembangkan socrates dan Plato. Metode yang dikembangkan ini bersifat analisis terhadap sebuah istilah & pendapat, metode ini dikenal sebagai metode hermeneutika.
  2. Metode intutitif, dikembangkan Ploginos dan Bergson dan cara intropeksi bersama dengan persucab moral, sehingga suatu penerangan atau pencerahan pikiran.
  3. Metode skolastik, dikembangkan oleh Aristoteles, Thomas Aquinas dan yang termasuk pedoman filsafat kala pertengahan ini yakni bertitik tolak dari defenisi atau prinisip yang terang selanjutnya ditarik sebuah kesimpulan.
  4. Metode filsafat Rene Descartes & pengikutnya, dikenal sebagai metode yang bertolak dari analisis perihal hal-hal kompleks kemudian didapat intuasi akan hakikat yang sederhana dan lebih terang.
  5. Metode geometri, dikreasikan Rene Descartes & pengikutnya. Menurutnya hanya pengalaman yang memperlihatkan pengertian benar, maka semua pengertian & inspirasi dalam intropeksi kemudian disusun bersama secara geometris.
  6. Metode transendental, dikreasikan Immanuel Kant, metode ini dikenal juga sebagai metode neo-skolastik yang bertitik tolak dari tempatnya pengertian tertentu yaitu jalan analisis yang diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian yang sedemian rumit & kompleks.
  7. Metode fenomenologis, dikembangkan Husserl, yaitu eksistensialisme, merupakan metode denganjalan beberapa pemberian sistematis (reduction), refleksi atas fenomena dalam kesadaran sehingga mencapai penglihatan perihal hakikat yang murni.
  8. Metode dialektis dikembangkan Hegel dan Marx, yaitu metode yang dipakai dengan jalan mengikuti dinamika atau alam berpikir sendiri.
  9. Metode neopositivitis, merupakan kenyataan dipahami berdasarkan hakikatnya dengan jalan memakai aturan-aturan menyerupai berlaku dalam ilmu pengetahuan positif (eksakta)
  10. Metode analitika, dikreasikan oleh Wittgenstein. Metode ini dipakai melalui analisis pemakaian bahasa sehari-hari memilih sah atau tidaknya ucapan filosofis. Menurutnya bahasa merupakan bola permainan makna se pemiliknya.

Tujuan 

Menurut Prof. Dr. Amsal, M.A, filsafat ilmu mempunyai tujuan  sebagai berikut:

  • Untuk memahami unsur-unsur pokok ilmu, dengan demikian secara keseluruhan kita akan sanggup memahami sumber, hakikat, maupun tujuan ilmu
  • Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan & kemajuan ilmu diberbagai bidang. Dengan demikian kita akan menerima citra mengenai proses ilmu kontenporer secara historis.
  • Sebagai pedoman bagi dosen & mahasiswa dalam mendalami studi di akademi tinggi, khususnya untuk membedakan persoalanyang ilmiah dan non-ilmiah
  • Mendorong para calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu serta mengembangkannya
  • Mempertegas bahwa dalam duduk kasus sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak terdapat pertentangan.
Manfaat mempelajari filsfat ilmu
  • Untuk mempertegas dan memperdalam pengetahuan perihal filsfat ilmu
  • Untuk melatih diri dalam melaksanakan penelitian, pengkajian serta pengambilan sebuah keputusan terhadap suatu hal
  • Sebagai contoh motivasi untuk lebih kritis terhadap ilmu pengetahuan.

Lihat juga:


Sumber https://www.cekkembali.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Filsafat Ilmu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel