Langkah-Langkah Penelitian Sejarah
Langkah-Langkah Penelitian Sejarah – Mungkin diantara kita ada yang bertanya, mengapa penelitian sejarah harus dilakukan dan apa tujuannya?, apa sajakah langkah-langkah penelitian sejarah itu?. Ini yaitu pertanyaan yang sangat bagus. Kita perlu mengingat bahwa sejarah merupakan salah satu ilmu pengetahuan sehingga dalam perkembangannya sejarah harus dilakukan melalui penelitian.
Lalu, apa yang dinamakan dengan ilmu?, bagaimana ciri-cirinya?.
Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab yakni ‘alama yang mempunyai arti pengetahuan. Kata pengetahuan disejajarkan dengan kata science dalam bahasa Inggris. Kata science sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno dari kata scio atau scire yang mempunyai arti pengetahuan. Berbicara terkait ilmu, pada hakekatnya suatu pengetahuan sanggup dikatakan sebagai ilmu apabila tersusun secara sistematis dari suatu subjek yang pasti. Oleh lantaran itulah suatu pengetahuan belum tentu bisa dikatakan sebagai ilmu namun suatu ilmu sudah barang tentu mengandung suatu pengetahuan.
Ada enam ciri-ciri ilmu pengetahuan antara lain mempunyai seperangkat pengetahuan yang sistematis, mempunyai metode penelitian yang efektif, mempunyai objek kajian, mempunyai rumusan kebenaran secara umum, bersifat objektif serta sanggup memperlihatkan sebuah perkiraan.
Ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis niscaya mempunyai metode yang efektif. Metode ini secara umum sanggup dianggap sebagai sebuah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengambarkan objek-objek yang menjadi materi kajiannya. Begitu pun dalam sejarah.
Di dalam ilmu pengetahuan sejarah, sebuah langkah-langkah penelitian sejarah harus dilakukan untuk mengambarkan sebuah fakta penting yang menyangkut kehidupan insan di masa lampau. Dari fakta-fakta masa lampau ini bila saling dihubungkan akan menghasilkan rumusan kebenaran secara umum atau yang kita sebut sebagai teori. Kebenaran ini yaitu kebenaran berdasarkan ilmu pengetahuan yakni kebenaran yang bersifat rasional, empiris dan sementara. Rasional itu berarti harus sesuai dengan logika ilmu pengetahuan. Empiris itu berarti bahwa kebenaran harus bersifat fakta, bukan opini. Sedangkan sementara berarti bahwa kebenaran ilmu pengetahuan ini tidaklah bersifat mutlak. Jika suatu dikala suatu teori sanggup dibantah dengan bukti dan teori yang lebih kuat, maka perubahan teori yang selama ini dipakai bisa saja terjadi. Inilah yang mengakibatkan ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.
Lalu, apa sajakah langkah-langkah penelitian sejarah itu?
Langkah-langkah penelitian sejarah antara lain sebagai berikut:
1. Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata heurishein yang artinya memperoleh atau menemukan. G.J. Reiner (1997) beropini bahwa heuristik merupakan suatu teknik untuk mencari dan mengumpulkan sumber. Nah, dalam hal ini seorang sejarawan yang sedang melaksanakan penelitian akan berusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berupa jejak-jejak insiden sejarah.
Sebelum mengumpulkan jejak-jejak sejarah seorang peneliti diharuskan telah memilih dan memahami atau menguasai topik penelitiannya. Dengan kata lain, seorang peneliti harus mempunyai pengetahuan yang cukup wacana informasi insiden yang tengah diselidiki. Hal ini dikarenakan jejak-jejak sejarah sangatlah beragam. Kita ingat bahwa sejarah terdiri dari begitu banyak periode yang terbagi-bagi atas begitu banyak bidang menyerupai politik, sosial, ekonomi, militer, budaya dan sebagainya. Nah, untuk mempermudah dalam penelitian, maka dilakukan upaya penggolongan atau pembagian terstruktur mengenai terhadap sumber sejarah yang dikumpulkan.
Sumber sejarah secara umum sanggup dibedakan menjadi sumber sejarah primer (dibuat oleh tangan pertama) dan sekunder (dibuat berdasarkan sumber tangan pertama). Sumber primer harus ditentukan lebih dahulu (diutamakan). Kita bisa mencari sumber ini dengan mengumpulkan keterangan para saksi mata sejarah yang ada dalam dokumen, catatan rapat, arsip organisasi dan sebagainya. Selain itu kita juga bisa mengambil sumber primer dengan cara meng-interview atau mewawancarai pribadi si pelaku atau saksi sejarah yang masih hidup. Nah, bila hal ini dirasa cukup sulit, maka pengumpulan sumber sejarah sekunder bisa dilakukan. Sumber ini bisa di sanggup dari majalah, buku-buku, koran dan sebagainya.
2. Verifikasi atau Kritik Sumber
Nah, sehabis semua sumber sejarah terkumpul langkah penelitian sejarah selanjutnya yakni proses verifikasi atau kritik sumber. Pada proses ini semua sumber sejarah akan diuji wacana keasliannya dan kredibilitasnya.
a. Keaslian Sumber atau Otentisitas (kritik ekstern)
Seorang sejarawan atau peneliti sanggup mengecek keaslian sumber sejarah dari segi fisiknya. Misalnya bila sumber sejarah tersebut berupa tulisan, maka bisa dilakukan pengecekan usia kertas atau tinta yang digunakan, materi kertas, bahasa yang digunakan, gaya goresan pena yang dipakai dll. Hasil pengecekan akan dicocokkan dengan keadaan sesuai masa tejadinya insiden sejarah yang sedang diteliti -apakah sama atau tidak?-.
b. Kesahihan Sumber atau Kredibilitas (kritik intern)
Kesaksian tokoh atau pelaku sejarah atau saksi sejarah merupakan hal pokok atau primer untuk sebuah sumber sejarah namun bisa saja sumber sejarah yang satu ini mengalami kesalahan atau kekeliruan. Gilbert J. Garraghan (Tahun 1957) beropini bahwa kekeliruan saksi ini sanggup disebabkan oleh dua hal yakni:
1) Kekeliruan saksi dalam menjelaskan, menginterpretasikan serta menarik kesimpulan dari suatu sumber sejarah.
2) Kekeliruan dalam sumber formal yang digunakan.
Kekeliruan ini sanggup disebabkan lantaran disengaja, keterangan saksi yang tidak bisa dipercaya atau para saksi yang secara terbukti tidak jujur, tidak cermat atau tidak bisa menjelaskan kesaksiannya dengan benar dan baik. Nah, untuk meminimalisir kekeliruan ini, maka seorang peneliti harus menelusuri dapat dipercaya sumber berdasarkan proses-proses dalam kesaksian.
3. Interpretasi atau penafsiran
Interpretasi dalam sejarah merupakan penafsiran kembali terhadap suatu insiden sejarah yang kemudian akan memperlihatkan pandangan atau pendapat teoritis yang ilmiah. Interpretasi atau penafsiran sanggup dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi sehingga nantinya akan diperoleh makna dan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Hasil dari interperetasi yaitu sejarah sebagai kisah yang isinya bisa saja bersifat subjektif antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya meskipun topik yang diteliti sama.
4. Historiografi
Sebuah insiden sejarah itu berjalan secara berkesinambungan yang berarti bahwa bisa jadi pada sebuah insiden akan bisa disusul dengan terjadinya insiden lainnya dan begitu seterusnya sehingga membentuk semacam dongeng yang tak terputus. Nah, di historiografi ini, kisah yang panjang tersebut akan dipisahkan dalam beberapa periode dimana setiap periode akan mengisahkan suatu insiden yang khas.
Historiografi merupakan puncak dari sebuah penelitian sejarah dimana pada belahan final dari ini, seorang peneliti atau sejahrawan akan menyusun suatu kisah sejarah sesuai kaedah keilmuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni kecermatan dalam penyusunan kronologis, penafsiran sejarah harus seobjektif mungkin (walaupun sulit untuk dihindari), penulisan sejarah harus gampang dimengerti dan sesuai dengan kaidah bahasa, insiden sejarah mana sajakah yang dianggap patut untuk dicatat, menghubungkan peristiwa- insiden tersebut satu sama lain dan penggunaan sumber-sumber.
Pemahaman wacana langkah-langkah penelitian sejarah ini sangat diharapkan oleh seseorang yang hendak melaksanakan penelitian terhadap penelitian sejarah.
[color-box]Hendrayana.2009.Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1. Solo: PT. Titian Ilmu. Listiyani,Dwi Ari.2009.Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X .Jakarta: Grahadi. Tarunasena.2009. Memahami Sejarah. Bandung:CV. Armico. Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah. Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.[/color-box]
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Langkah-Langkah Penelitian Sejarah"
Posting Komentar