Pengertian Hipotesis
Pengertian Hipotesis - Untuk menandakan kebenaran dari sebuah hipotesis, seorang peneliti bisa saja secara sengaja membuat suatu gejala, yaitu dengan penelitian atau percobaan. Apabila suatu hipotesis kebenarannya telah teruji, maka hipotesis tersebut akan disebut dengan teori. Tahukah kau apa itu hipotesis? Diantara kita umumnya telah mengetahui kalau hipotesis itu artinya sebagai dugaan sementara. Tetapi kita tentunya berpikir apakah pengertian hipotesis semudah itu? Tentunya apabila kita berpikir lebih mendalam pengertian hipotesis tidak hanya semudah dan sebatas itu. Lalu apa yang dimaksud hipotesis itu?. Seperti apa arti hipotesis? Nah dari itulah di sini kami akan menjelaskan definisi hipotesis secara rinci. Selain itu juga kemi jelaskan wacana fungsi fungsi Hipotesis, macam macam hipotesis, ciri-ciri hipotesis yang baik, dan perumusan hipotesis.
Hipotesis ada juga yang menyebutnya dengan istilah hipotesa yang secara sederhana bisa diartikan sebagai dugaan sementara. Asal mula kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, kepastian, pendapat yang ditegakkan. Apabila diartikan secara bebas, maka hipotesis artinya yaitu pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk sanggup memastikan kebenaran dari hipotesis tersebut, maka suatu hipotesis perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya. Untuk sanggup menandakan kebenaran dari suatu hipotesis, seorang peneliti bisa secara sengaja membuat suatu tanda-tanda yaitu dengan percobaan atau penelitian. Apabila suatu hipotesis kebenarannya telah teruji, maka hipotesis bisa disebut dengan teori.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif yaitu balasan atau dugaan sementara terhadap duduk kasus deskriptif yang berkaitan dengan variabel mandiri/ tunggal.
Contoh hipotesis deskriptif:
Seorang peneliti ingin mengatahui apakah bakso yang ada di restoran bakso bola madiun mengandung boraks ataukah tidak.
Maka seorang peneliti bisa membuat rumusan duduk kasus menyerupai ini: Apakah bakso yang ada di restoran Bakso Bola Madiun mengandung boraks?
Variabel yang digunaan dalam penelitian ini yaitu variabel tunggal : bakso yang ada di restoran Bakso Bola Madiun, maka hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis deskriptif. Terdapat 2 pilihan hipotesis yang bisa dibuat oleh seorang peneliti sesuai dasar teori yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Ho: Bakso yang ada di restoran Bakso Bola Madiun mengandung boraks
H1: Bakso yang ada di restoran Bakso Idola Madiun tidak mengandung boraks
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif yakni balasan atau dugaan sementara terhadap rumusan duduk kasus yang mempertanyakan komparasi atau perbandingan antara 2 variabel penelitian.
Contoh hipotesis komparatif:
Seorang peneliti ingin tahu bagaimana perilaku loyal antara pendukung club sepakbola Chelsea jikalau dibandingkan dengan perilaku loyal pendukung club Manchester United. Apakah pendukung dari kedua club tersebut memiliki loyalitas yang sama ataukah tidak.
Maka seorang peneliti tersebut bisa membuat rumusan duduk kasus menyerupai ini: Apakah pendukung club sepakbola Chelsea dan Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang sama?
Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu variabel jamak. Variabel yang pertama yaitu loyalitas club sepakbola Chelsea, dan variabel yang kedua yaitu loyalitas club sepakbola Manchester United. Dikarenakan dalam rumusan duduk kasus ditanyakan wacana hal perbandingan antara 2 variabel, maka hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis komparatif. Terdapat 2 pilihan hipotesis yang bisa dibuat oleh seorang peneliti sesuai dengan dasar teori yang dia pakai, yaitu:
Ho: Pendukung club Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung club Manchester United.
H1: Pendukung club Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang berbeda (tidak sama) dengan pendukung club Manchester United.
3. Hipotesis Asosisatif
Hipotesis asosiatif yakni balasan atau dugaan sementara terhadap rumusan duduk kasus yang mempertanyakan asosiasi atau hubungan atara 2 variabel penelitian.
Contoh variabel asosiatif:
Seorang peneliti hendak mengetahui apakah sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” sanggup menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor.
Maka seorang peneliti bisa membuat rumusan duduk kasus sepertiini: Apakah sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” sanggup menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor?
Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu variabel jamak. Variabel yang pertama yaitu sinetron yang berjudul “Anak Jalanan”, kemudian variabel yang kedua yaitu gaya seseorang dalam mengendarai motor. Dikarenakan dalam rumusan duduk kasus ditanyakan wacana hal hubungan antara 2 variabel, maka hipotesis yang digunakan yaitu hiptesis asosiatif. Terdapat 2 pilihan hipotesis yang bisa dibuat oleh seorang peneliti sesuai dasar teori yang beliau pakai yaitu:
Ho: Sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor.
H1: Sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” tidak menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor.
Fakta ilmiah sebagai teladan perumusan hipotesis bisa didapat melalui banyak sekali macam cara, contohnya yaitu:
Selain dengan teori serta fakta ilmiah, hipotesis bisa juga dirumuskan berdasarkan beberapa sumber yang lain yaitu:
Demikian klarifikasi mengenai Pengertian Hipotesis. Smoga apa yang kami jelaskan dalam blog temukan pengertian di atas gampang dipahami.
Sumber http://temukanpengertian.blogspot.com
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi balasan dari sebuah permasalahan. Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel supaya bisa di uji secara empiris. Hipotesis merupakan identik dari asumsi atau prediksi. Dari sebuah hipotesis maka akan mengakibatkan suatu prediksi, alasannya yakni prediksi yakni hasil yang dibutuhkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis sanggup diketahui jikalau telah melaksanakan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya. Salah satu langkah dalam penelitian menggunakan metodo ilmiah yakni hipotesis. Seorang ilmuan/ peneliti haruslah memiliki kemampuan untuk memprediksi suatu permasalahan. Mungkin anda sering mendengar mengenai asumsi cuaca, asumsi iklim yang sering disiarkan di televise ataupun di radio, di internet dan lain-lain. Itu dilakukan oleh para andal meteorology, mereka sanggup memprediksi/ memperkirakan cuaca yang akan terjadi di suatu tempat pada suatu hari dengan cara melaksanakan observasi menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Maka kemampuan memprediksi merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan.Hipotesis ada juga yang menyebutnya dengan istilah hipotesa yang secara sederhana bisa diartikan sebagai dugaan sementara. Asal mula kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, kepastian, pendapat yang ditegakkan. Apabila diartikan secara bebas, maka hipotesis artinya yaitu pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk sanggup memastikan kebenaran dari hipotesis tersebut, maka suatu hipotesis perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya. Untuk sanggup menandakan kebenaran dari suatu hipotesis, seorang peneliti bisa secara sengaja membuat suatu tanda-tanda yaitu dengan percobaan atau penelitian. Apabila suatu hipotesis kebenarannya telah teruji, maka hipotesis bisa disebut dengan teori.
Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
Terdapat beberapa Pengertian hipotesis berdasarkan para ahli, diantaranya yaitu sebagai berikut ini:- Pengertian hipotesis berdasarkan Zikmund
- Pengertian hipotesis berdasarkan Prof. Dr. S. Nasution
- Pengertian hipotesis berdasarkan Mundilarso
- Pengertian hipotesis berdasarkan Erwan Agus Purwanto dan Diah Ratih Sulistyastuti
- Pengertian hipotesis berdasarkan Kerlinger
Fungsi fungsi Hipotesis
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Ary Donald, fungsi fungsi hipotesis adalahsebagai berikut ini:- Memberikan klarifikasi wacana gejala-gejala dan mempermudah ekspansi dalam ilmu pengetahuan pada suatu bisang.
- Menyampaikan pernyataan terhadap hubungan 2 konsep yang sanggup diuji secara eksklusif pada suatu penelitian.
- Memberikan arah terhadap suatu penelitian.
- Memberikan suatu kerangka dalam menyusun kesimpulan dalam sebuah penelitian.
Macam macam Hipotesis
Dalam penelitian terdapat 3 hipotesis yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Tiap-tiap hipotesis tersebut bisa digunakan sesuai dengan bentuk variabel penelitian yang dipakai. Apakah dalam penelitian menggunakan variabel mandiri/ tunggal atau kah variiabel jamak? Apabila yang digunakan variabel jamak, maka apa yang ingin diketahui oleh peneliti dalam rumusan masalah? Langsung saja berikut ini macam macam hipotesis penelitian.1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif yaitu balasan atau dugaan sementara terhadap duduk kasus deskriptif yang berkaitan dengan variabel mandiri/ tunggal.
Contoh hipotesis deskriptif:
Seorang peneliti ingin mengatahui apakah bakso yang ada di restoran bakso bola madiun mengandung boraks ataukah tidak.
Maka seorang peneliti bisa membuat rumusan duduk kasus menyerupai ini: Apakah bakso yang ada di restoran Bakso Bola Madiun mengandung boraks?
Variabel yang digunaan dalam penelitian ini yaitu variabel tunggal : bakso yang ada di restoran Bakso Bola Madiun, maka hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis deskriptif. Terdapat 2 pilihan hipotesis yang bisa dibuat oleh seorang peneliti sesuai dasar teori yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Ho: Bakso yang ada di restoran Bakso Bola Madiun mengandung boraks
H1: Bakso yang ada di restoran Bakso Idola Madiun tidak mengandung boraks
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif yakni balasan atau dugaan sementara terhadap rumusan duduk kasus yang mempertanyakan komparasi atau perbandingan antara 2 variabel penelitian.
Contoh hipotesis komparatif:
Seorang peneliti ingin tahu bagaimana perilaku loyal antara pendukung club sepakbola Chelsea jikalau dibandingkan dengan perilaku loyal pendukung club Manchester United. Apakah pendukung dari kedua club tersebut memiliki loyalitas yang sama ataukah tidak.
Maka seorang peneliti tersebut bisa membuat rumusan duduk kasus menyerupai ini: Apakah pendukung club sepakbola Chelsea dan Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang sama?
Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu variabel jamak. Variabel yang pertama yaitu loyalitas club sepakbola Chelsea, dan variabel yang kedua yaitu loyalitas club sepakbola Manchester United. Dikarenakan dalam rumusan duduk kasus ditanyakan wacana hal perbandingan antara 2 variabel, maka hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis komparatif. Terdapat 2 pilihan hipotesis yang bisa dibuat oleh seorang peneliti sesuai dengan dasar teori yang dia pakai, yaitu:
Ho: Pendukung club Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung club Manchester United.
H1: Pendukung club Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang berbeda (tidak sama) dengan pendukung club Manchester United.
3. Hipotesis Asosisatif
Hipotesis asosiatif yakni balasan atau dugaan sementara terhadap rumusan duduk kasus yang mempertanyakan asosiasi atau hubungan atara 2 variabel penelitian.
Contoh variabel asosiatif:
Seorang peneliti hendak mengetahui apakah sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” sanggup menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor.
Maka seorang peneliti bisa membuat rumusan duduk kasus sepertiini: Apakah sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” sanggup menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor?
Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu variabel jamak. Variabel yang pertama yaitu sinetron yang berjudul “Anak Jalanan”, kemudian variabel yang kedua yaitu gaya seseorang dalam mengendarai motor. Dikarenakan dalam rumusan duduk kasus ditanyakan wacana hal hubungan antara 2 variabel, maka hipotesis yang digunakan yaitu hiptesis asosiatif. Terdapat 2 pilihan hipotesis yang bisa dibuat oleh seorang peneliti sesuai dasar teori yang beliau pakai yaitu:
Ho: Sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor.
H1: Sinetron yang berjudul “Anak Jalanan” tidak menghipnotis gaya seseorang dalam mengendarai motor.
Ciri-ciri Hipotesis yang Baik
Untuk menghasilkan hipotesis yang baik, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangakan. Ciri-ciri hipotesis yang baik dalam penelitian yaitu sebagai berikut ini.- Harus menyatakan hubungan
- Harus berafiliasi dengan ilmu, dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
- Harus sederhana
- Harus bisa diuji
- Harus sesuai dengan fakta
- Harus sanggup menerangkan fakta
Perumusan Hipotesis
Untuk sanggup menghasilkan sebuah hipotesis, tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah-langkah yang baik dan benar, sebuah hipotesis yang baik sanggup mempermudah jalannya proses sebuah penelitian. Biasanya dalam sebuah penelitian awal terbentuknya hipotesis diawali dengan terkaan atau conjecture peneliti. Walaupun hipotesis bermula dari terkaan, tetapi sebuah hipotesis tetap harus dibuat atas dasar paca sebuah teladan perumusan hipotesis dalam penelitian yaitu teori dan fakta ilmiah.- Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
- Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Fakta ilmiah sebagai teladan perumusan hipotesis bisa didapat melalui banyak sekali macam cara, contohnya yaitu:
- Mendapatkan dari sumber aslinya.
- Fakta yang diidentifikasi melalui cara menggambarkan serta menafsirkannya dari sumber yang asli.
- Fakta yang didapat dari orang mengidentifikasi dengan cara menyusunnya dalam bentuk pikiran sehat abnormal (abstract reasoning)
Selain dengan teori serta fakta ilmiah, hipotesis bisa juga dirumuskan berdasarkan beberapa sumber yang lain yaitu:
- Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
- Kebudayan dimana teori atau ilmu yang relevan dibentuk.
- Reaksi dari individu pada sesuatu serta pengalaman.
- Analogi
Demikian klarifikasi mengenai Pengertian Hipotesis. Smoga apa yang kami jelaskan dalam blog temukan pengertian di atas gampang dipahami.

0 Response to "Pengertian Hipotesis"
Posting Komentar