-->

iklan banner

Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis Dan Oogenesis

Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis – Setelah mempelajari wacana alat reproduksi manusia, maka pada halaman ini kita akan mempelajari wacana gametogenesis. Mungkin diantara kita masih ada yang belum tahu -apa itu gametogenesis?-.


Gametogenesis merupakan pembentukan sel kelamin sperma dan sel telur yang dilakukan oleh induknya masing-masing. Pada pembentukan sperma dinamakan sebagai spermatogenesis sedangkan pembentukan sel telur dinamakan oogenesis.


Nah, semoga lebih gampang untuk memahaminya, maka pada artikel berjudul Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis ini, pembahasannya kita jadikan menjadi dua yakni Spermatogenesis dan Oogenesis.


A. Spermatogenesis


Seorang pria normal, bila telah menginjak usia cukup umur akan bisa mengasilkan sel kelamin yang dinamakan sperma yang dibuat di dalam t3st1s yang lebih tepatnya dibuat oleh tubulus seminiferus.


Artikel: Alat reproduksi wanita


Adapun proses pembentukan sperma itu sendiri dinamakan sebagai spermatogenesis. Nah, sel induk sperma mempunyai jumlah kromosom sebanyak 23 pasang, sel-sel ini dinamakan sebagai spermatogonia.


Tubulus seminiferus bisa menghasilkan sperma gres setiap harinya sekitar 100 juta spermatozoa. Adapun jumlah normal produksinya sekitar 35 hingga 200 juta. Nah, bila seorang pria hanya bisa meproduksi sperma di bawah 20 juta, maka orang tersebut sanggup dimasukan dalam kategori kurang subur.


Pada seorang laki-laki, masa subur akan terjadi setiap hari namun menginjak usia di atas 50 tahun, keseburannya akan semakin berkurang. Di atas usia 90 tahun, pada umumnya pria sudah tidak subur lagi.


Pengurangan usia kesuburan bagi pria bukan hanya disebabkan oleh bertambahnya usia saja melainkan bisa disebabkan oleh penyakit, gaya hidup tak sehat atau korban kecelakaan.


Selain itu terlalu sering mengeluarkan sperma juga sanggup mengakibatkan berkurangnya tingkat kesuburan. Hal ini dikarenakan sperma belum cukup matang sehingga dalam keadaan yang menyerupai ini, belum bisa membuahi sel telur.


Artikel terkait: Alat reproduksi laki-laki


Berbeda dengan hal itu, bila sperma yang telah matang tidak dikeluarkan, maka sperma tersebut akan mati yang kemudian akan diserap kembali oleh tubuh.


Lalu, bagaimana dengan proses pembentukan sperma?


Proses pembentukan sperma dimulai dari pembelahan mitosis sel-sel spermatogonia yang kemudian seiring bertambahnya waktu akan berkembang menjadi spermatosit primer yang bersifat diploid dan mempunyai 23 pasang kromosom. Bisa kita lihat gambar di bawah ini.


 Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis  Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis

Gambar. Diagram proses spermatogenesis (Sumber: Sumber: Intisari Biologi, Hipokrates, 2003)


Pada gambar di atas diterangkan bahwa pada proses pembelahan meiosis I, spermatosit primer yang bersifat diploid akan menghasilkan spermatosid sekunder yang bersifat haploid.


Kemudian pada proses meiosis II, spermatosid sekunder akan menghasilkan empat spermatid yang bersifat haploid. Spermatid merupakan sel bulat dengan sejumlah besar protoplasma.


Nah, pada keadaan ini, maka akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang sangat rumit sehingga terbentuk spermatozoa atau sel-sel sperma. Nukleus kemudian akan berkembang menjadi kepala sperma sedangkan sejumlah besar sitoplasma akan dibuang.


Artikel terkait: Fungsi uterus atau rahim pada sistem reproduksi wanita


Spermatogenesis akan terjadi di semua cuilan tubulus seminiferus dimana di setiap satu cuilan dari tubulus, banyak sekali tahapan tersebut akan berlangsung secara berurutan. Kita bisa melihat pada gambar di bawah ini.


 Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis  Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis

Gambar. Proses spermatogenesis yang terjadi di t3st1s (Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life, 1995)


Gambar di atas menjelaskan bahwa semakin berdekatan dengan cuilan tubulus, maka kecenderungan sel akan berada dalam keadaan yang lebih muda.


Nah, pada insan pembentukan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu sekitar 16 hari.


Apa proses spermatogenesis dipengaruhi oleh tugas suatu hormon tertentu?


Iya, ada empat hormon yang mempengaruhi proses spermatogenesis ini yakni hormon gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH) dan testosteron.


1. Hormon Gonadotropin mempunyai fungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa cuilan depan (anterior) semoga mengeluarkan hormon FSH dan LH. Hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus.


2. FSH (Follicle Stimulating Hormone) mempunyai fungsi untuk mempengaruhi serta merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk sanggup menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang berperan memacu pembentukan sperma. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisa anterior.


3. LH (Luteinizing Hormone) mempunyai fungsi untuk merangsang sel-sel interstitial atau sel leydig semoga mensekresi hormon testosteron (androgen).


4. Hormon Testosteron mempunyai fungsi untuk merangsang perkembangan organ sec primer pada dikala masih embrio, membantu perkembangan otot, berperan dalam peremajaan pembuluh darah, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan mendorong proses spermatogenesis.


Pada insan normal, kadar hormon testoteron sekitar 350-400 nanograms/dl. Hormon ini dihasilkan oleh t3st1s.


B. Oogenesis


Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur di dalam ovarium. Sel telur berasal dari sel induk telur yang dinamakan oogonium. Oogenium mempunyai 23 pasang kromosom yang bersifat diploid.


Pada ovarium yang ada di dalam tubuh embrio (fetus) terdapat sekitar 600.000 buah sel induk telur. Nah, pada dikala umur fetus (embrio) lima bulan, oogonium akan memperbanyak diri secara mitosis kemudian membentuk kurang lebih sekitar 7 juta oosit primer.


Dalam produksinya, sel telur mempunyai perbedaan dengan sel sperma dimana pada laki-laki, sperma sanggup diproduksi setiap hari sedangkan sel telur pada perempuan hanya diproduksi secara terbatas.


Pada dikala lahir, dua ovarium sanggup mengandung 2 juta oosit primer namun pada usia tujuh tahun, jumlah sel telur pada perempuan bisa menyusut hingga menjadi 300.000 sel telur, jumlah ini akan berkurang seiring bertambahnya waktu. Sel telur selama masa reproduksi akan dilepas hanya sekitar 400–500 buah saja (Starr and Taggart, 1995: 780 yang dikutip oleh Fictor Ferdinand, hal. 189).


Bila kita hitung, sel telur akan mengalami ovulasi disetiap bulannya, yakni semenjak seorang perempuan telah matang atau cukup umur dan mengalami menstruasi pertama sehingga masa suburnya bisa selama sekitar 33-41 tahun. Dengan demikian, maka bila ada seorang perempuan mengalami kematangan pada usia 10 tahun, maka masa subur perempuan tersebut bisa hingga usia 43 hingga 60-an tahun.


Nah, perlu diingat juga bahwa setiap orang bisa mempunyai usia masa subur yang berbeda, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa lantaran menyerupai gaya hidup, faktor gen, obesitas atau adanya penyakit.


Saat embrio berumur enam bulan, oosit primer telah dibuat dan ini berarti telah mencapai tahap profase I. Nah, pada masa ini, oosit akan mengalami masa penantian hingga seorang perempuan datang masa subur.


Jumlah oosit primer akan semakin berkurang hingga lahir dan jumlah kromosomnya tetap (sama dengan jumlah sel induknya) yakni 23 pasang kromosom. Kita bisa melihat gambar di bawah ini.


 Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis  Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis dan Oogenesis

Gambar. Proses oogenesis pada perempuan (Sumber: stemcellthailand.org)


Pada dikala seorang perempuan mengalami masa pubertas (baligh), kelenjar hipofisis akan bisa menghasilkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan oosit primer akan melaksanakan proses pembelahan meiosis I yang menghasilkan dua sel dengan ukuran yang tidak sama.


Adapun sel yang berukuran besar dinamakan oosit sekunder dan yang berukuran kecil dinamakan badan polar pertama. Hormon FSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di dasar otak.


Hormon ini berfungsi mengatur pertumbuhan sel telur, menghasilkan hormon estrogen dan mempengaruhi sel-sel folikel yang berfungsi memperlihatkan nutrien pada sel telur. Badan polar/kutub I kemudian akan menghasilkan 1 tubuh polar lagi.


Bila terjadi penetrasi sperma, maka proses selanjutnya yakni oosit sekunder akan mengalami pembelahan lagi secara meiosis II membentuk ootid dan tubuh polar II. Nah, ootid inilah yang akan berkembang menjadi ovum. Namun bila tidak terjadi penetrasi sperma, maka oosit sekunder akan mati.


Bagaimana dengan ketiga tubuh polar tersebut?


Ketiga tubuh polar (badan polar I sebanyak 2 buah dan tubuh polar II sebanyak 1 buah) tidak berfungsi dan akan terjadi degenerasi.


Daftar Pustaka


Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media Persada.

Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.

Rachmawati, Faidah dkk.2009.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: CV Ricardo.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Gametogenesis: Pembentukan Sel Kelamin Spermatogenesis Dan Oogenesis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel