Komponen Sistem Kekebalan Tubuh
Gambar. Sistem peredaran limfatik pada insan (Sumber: Biology, 1999)
Komponen sistem kekebalan tubuh pada insan banyak terdapat di organ-organ limfoid adalah limfa, nodus limfa, sumsum tulang belakang, timus dan tonsil.
1. Limfa
Limfa merupakan organ limfoid dengan ukuran yang besar dan terletak di belakang lambung. Adapun kalenjar yang dihasilkan leh limfa bewarna ungu bau tanah yang mempunyai fungsi antara lain membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi, membunuh basil dan menghancurkan sel darah merah yang sudah bau tanah (Endang Sri Lestari, Hal.161).
2. Nodus Limfa
Di dalam nodus limfa terdapat ruang yang lebih kecul yang dinamakan nodulus. Nah, di dalam nodulus terdapat ruangan yang lebih kecil lagi yang dinamakan sinus dimana di dalam sinus terdapat banyak makrofag dan limfosid. Nodus limfa berfungsi untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.
3. Sumsum tulang
Di sumsum tulang inilah sel-sel darah (terutama sel darah putih) dibuat oleh sel darah induk. Sel darah putih (leukosit) mempunyai fungsi yang sangat vital bagi sistem kekebaan tubuh. Kita sanggup melihat pada gambar di bawah ini.
Gambar. Diferensiasi pada sel induk darah (Sumber: Biology Concepts & Connections, 2006)
Fagosit dan limfosit mempunyai tugas yang sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh. Sel fagosit akan menghancurkan patogen yang masuk ke dalam badan dengan cara memakannya atau yang dinamakan sebagai fagositosis. Fagosit ini terdiri dari neutrofil dan monosit. Neutrofil akan beredar dalam anutan darah sedangkan monosit akan menjelma makrofag yang lalu sanggup beredar sampai masuk ke dalam rongga tubuh.
Mikrofag melaksanakan fagositosis adalah dengan cara menarik atau menempelkan kaki semunya (pseudopodia) ke sel patogen, lalu menghancurkannya dengan memakai enzim pencernaanya. Pada reaksi peradangan, proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi patogen lalu memakannya. Selain itu, pada kekebalan spesifik, makrofag juga mempunyai tugas adalah membantu menangkap dan mengantarkan mikroba patogen kepada sistem kekebalan lainnya untuk dihancurkan.
Bagaimana dengan limfosit?
Limfosit terdiri dari dua jenis adalah limfosit B dan limfosit T.
a. Limfosit B
Dalam perkembangannya limfosit B mengalami pematangan di sumsum tulang, hidup dalam jangka waktu yang sangat usang dimana lalu berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B memori. Sel plasma mempunyai fungsi mensekresikan antibodi ke dalam cairan badan sedangkan sel limfosit B memori mempunyai fungsi sebagai daerah penyimpanan segala isu terkait antigen yang pernah menyerang badan dalam bentuk DNA.
Sel limfosit B sanggup membentuk sebuah struktur protein khusus yang dinamakan Immunoglobulin atau antibodi. Nah, protein ini sanggup dipindahkan ke dalam membran sel sehingga sanggup mengenali dan membunuh mikroba patogen yang ada di dalamnya. Antibodi ini intinya terbentuk sebagai akhir atau respon masuknya patogen yang sanggup menyebabkan penyakit di dalam tubuh.
b. Limfosit T
Berbeda dengan limfosit B, limfosit T dimatangkan di kalenjar timus yang dalam perkembangannya lalu menjelma sel T sitotoksik (cytotoxic T cell), sel T penolong (helper T cell), sel T supressor (supressor T cell) dan sel Tmemori (memory T cell).
- Sel T sitotoksik (cytotoxic T cell) mempunyai fungsi membunuh sel yang telah terserang patogen.
- Sel T penolong (helper T cell) mempunyai fungsi mengaktifkan limfosit B dan limfosit T.
- Sel T supressor (supressor T cell) mempunyai fungsi sebagai penghambat kinerja Sel T penolong dan Sel T sitotoksik sehingga produksi antibodi berhenti (ibaratnya sebagai rem pada sepeda motor).
- Sel T memori (memory T cell) mempunyai fungsi untuk mengingat segala isu terkait antigen yang pernah menyerang tubuh.
4. Timus
Timus berfungsi sebagai daerah perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T yang lalu menjelma sel T sitotoksik (cytotoxic T cell), sel T penolong (helper T cell), sel T supressor (supressor T cell) dan sel Tmemori (memory T cell). Timus tidak menyerang patogen secara langsung. Timus akan mensekresikan hormon tipopoietin untuk memperlihatkan kekebalan pada Limfosit T.
5. Tonsil atau amandel
Tonsil berfungsi untuk membunuh penyakit yang terdapat pada jalan masuk pernapasan pada bab atas dan faring. Hal ini sanggup dilakukan alasannya tonsil sanggup mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit.
[color-box]Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media Persada.
Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.
Rachmawati, Faidah dkk.2009.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: CV Ricardo. [/color-box]
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Komponen Sistem Kekebalan Tubuh"
Posting Komentar