Nilai-Nilai Pancasila: Ulasan Lengkap
Nilai-nilai Pancasila menjadi inti dari pedoman masyarakat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala keputusan, tindakan, dan sikap pemerintah sebagai penyelenggara negara harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Sedemikian pentingnya nilai-nilai Pancasila bagi Indonesia, maka tanpanya negara ini akan kehilangan ruh dan bahkan eksistensinya.
Postingan blog ini akan mengulas ihwal nilai-nilai Pancasila secara ringkas. Ulasan diupayakan selengkap mungkin. Saya sebagai penulis akan memaparkan beberapa poin turunan nilai kelima sila Pancasila semoga pembaca gampang memahami apa saja nilai-nilai Pancasila di tiap silanya. Perbedaan antara nilai objektif dan subjektif Pancasila juga menjadi bab dari ulasan.
Jika bicara ihwal Pancasila, maka kita tidak sanggup lepas dari membahas nilai-nilainya. Pancasila mengandung nilai yang menjadi esensi dari dirinya sebagai dasar negara dan ideologi negara. Sebagaimana sudah disinggung sedikit tadi, Pancasila mempunyai nilai objektif dan nilai subjektif. Kita akan bahas keduanya sebagai berikut.
Nilai objektif dan subjektif Pancasila
Nilai objektif Pancasila
Nilai Pancasila yang bersifat objektif artinya Pancasila mempunyai nilai universal atau umum yang relevan dengan kenyataan sosial. Beberapa poin yang sanggup dipaparkan unutuk menjeaskan bahwa Pancasila mempunyai nilai objektif antara lain:
Sila-sila Pancasila mengatakan kenyataan adanya sifat-sifat yang abstrak, umum dan universal. Kita sanggup melihat nilai keadilan sosial, misalnya, ialah suatu konsep yang memerlukan abstraksi untuk memahaminya.
Inti sila-sila Pancasila selalu ada dalam adat, kebiasaan, budaya, agama, dan tradisi yang dianut masyarakat Indonesia. Artinya ada kaitan antara hidup insan Indonesia dengan sila-sila Pancasila. Misalnya, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, mengatakan kaitan bersahabat antara keyakinan insan Indonesia dengan apa yang dikandung oleh sila pertama.
Pancasila berdasarkan ilmu aturan memenuhi kaidah negara yang fundamental, tidak sanggup diubah oleh siapapun. Oleh karenanya, keberadaannya secara konstitusional kekal, kecuali kekuatan aturan yang mendasarinya dihapus.
Pancasila juga akan tetap ada alasannya ialah dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang dihentikan diubah oleh siapapun. Bila diubah, maka konsekuensinya negara Indonesia bubar. Di tegaskan pula di alenia ke-3 Pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan merupakan karunia Tuhan dan insan tidak sanggup mengubahnya. Penjelasan ini mengatakan bahwa Pancasila mempunyai nilai yang objektif.
Namun demikian, nilai Pancasila juga bersifat subjektif. Artinya, Pancasila merupakan produk pemikiran manusia, bukan wahyu yang turun dari langit.
Baca juga: Pancasila Sebagai Dasar Negara
Nilai subjektif Pancasila
Beberapa poin yang sanggup menjelaskan Pancasila mempunyai sifat subjektif diantaranya:
Nilai-nilai Pancasila berasal dari hasil ide, gagasan, pikiran, dan evaluasi falsafah bangsa Indonesia. Dengan menilai dari sudut pandang aktivis Pancasila, sanggup dilihat adanya nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif.
Nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai falsafah hidup yang sesuai dengan insan Indonesia. Kesesuaian ini menyiratkan sifat subjektifitas dari insan Indonesia untuk masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila mengandung empat nilai kerohanian yang terdiri atas kenyataan atau kebenaran, estetis, etis, dan religius. Hal ini merupakan wujud dari hati nurani insan Indonesia, jadi bersifat subjektif.
Baca juga: Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Penjelasan selanjunya ialah uraian ihwal nilai-nilai Pancasila yang dikandung di tiap sila Pancasila. Kita akan lakukan pembahasan ini secara berurutan dimulai dari sila pertama semoga pembaca gampang menyerap pelajaran ini.
Nilai-nilai Pancasila
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini mengandung nilai religius atau keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan ketaqwaan kepada-Nya. Seseorang sanggup dikatakan menjunjung tinggi nilai ketuhanan kalau bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianutnya, saling menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda, memberi kebebasan pada orang lain untuk beribadah sesuai agamanya, dan tidak memaksakan agama atau kepercayaan yang dianutnya kepada orang lain.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila kedua ini mengandung nilai moral kemanusiaan atau humanitarian. Seseorang sanggup dikatakan memegang teguh nilai kemanusiaan apabila setiap tindakan dan perbuatannya selalu menjaga martabat orang lain. Perilaku yang adil terhadap sesama insan juga merupakan wujud adanya sifat kemanusiaan. Orang yang berpedoman pada nilai ini selalu menghormati, menghargai sesama insan beradab yang mempunyai cipta, rasa karsa, dan keyakinan.
Sila ketiga, persatuan Indonesia
Sila ketiga ini mengandung nilai moral persatuan bangsa. Artinya, setiap warga negara Indonesia dimanapun berada selalu berbuat dan bertindak tanpa adanya niatan untuk memecah belah bangsa. Secara tersirat, nilai persatuan ini juga menuntut legalisasi adanya perbedaan dan keanekaragaman suku, bahasa, adat, agama, dan sebagainya yang menjadi kekuatan pemersatu bangsa Indonesia. Seseorang sanggup diatakan memegang nilai persatuan kalau sikapnya mau mengenal perbedaan, cinta tanah air, rela berkorban demi bangsa, dan menyukai produk dalam negeri.
Baca juga: Fungsi Pancasila
Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat budi dalam permusyawaratan perwakilan
Sila keempat ini mengandung nilai moral kerakyatan dan musyawarah atau demokrasi. Nilai sila keempat ini mengatakan adanya kedaulatan rakyat dan kekuasaan berada di tangan rakyat. Segala keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak diambil melalui musayawarah mufakat atau demokratis. Seseorang sanggup dikatakan memegang teguh nilai kerakyatan dan demokrasi apabila menuntaskan duduk kasus melalui musyawarah, anti-kekerasan, mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan partai atau golongan, menghargai perbedaan pendapat.
Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila kelima ini mengandung nilai keadilan sosial. Wujud keadilan sosial yang dimaksud meliputi seluruh aspek kehidupan, tidak hanya ekonomi, namun juga politik dan kebudayaan. Seseorang sanggup dikatakan memegang teguh nilai keadilan sosial apabila bersikap adil terhadap diri sendiri dan orang lain, menunaikan kewajiban sebelum menuntut hak, menghargai hasil kerja orang lain, bekerja keras, irit dan tidak boros, mengutamakan pemerataan ketimbang pertumbuhan, mendistribusikan kekayaan pada rakyat banyak secara adil, dan menghindari segala perbuatan yang sanggup memperdalam jurang kesenjangan sosial.
Baca juga Kesenjangan Sosial: Pengertian dan Contohnya
Sebagai individu dan bab dari masyarakat Indonesia, sudah selayaknya kita memahami nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikannya dalam hidup kita. Pancasila ialah panduan hidup yang berasal dari ilham dan disepakati oleh pendiri bangsa ini. Artinya nilai-nilai Pancasila harus diinternalisasi ke dalam setiap jiwa insan Indonesia. Sebagai ilham yang berasal dari manusia, Pancasila bukan Tuhan, namun nilai-nilai ketuhanan terkandung di dalamnya. Memahami Pancasila secaca jernih sanggup dilakukan dengan memahami nilai-nilainya.
Baca juga: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Nilai-Nilai Pancasila: Ulasan Lengkap"
Posting Komentar