-->

iklan banner

Dampak Negatif Internet: Eksplorasi Sosial

Dampak negatif internet menjadi sisi gelap dibalik euforia masyarakat terbuka di era informasi. Internet memang membuat ribuan manfaat dan medorong terjadinya perubahan sosial kontemporer. Namun, menyerupai dua sisi mata uang, pengaruh negatif internet memunculkan ironi yang sekarang menemani keseharian kita. Tulisan ini akan mengeksplorasi pengaruh negatif internet secara sosiologis. Beberapa fakta di lapangan telah menunjukkan sisi kelam penemuan produk era digital yang berjulukan internet, khususnya pengaruh media umum pada masyarakat yang berkembang ketika ini. Generasi millenial boleh saja merayakan kehadiran internet. Tapi fakta bahwa kehadiran internet membawa serta potensi pengaruh negatifnya tidak bisa diabaikan begitu saja.


Beberapa pengaruh negatif internet


Dampak negatif internet menjadi sisi gelap dibalik euforia masyarakat terbuka di era infor Dampak Negatif Internet: Eksplorasi Sosial


Masyarakat Panoptikon


Panoptikon bisa dipahami sebagai bentuk biro belakang layar yang tujuannya untuk mengontrol sikap individu. Masyarakat panoptikon ialah kemampuan aparatus negara, termasuk pemerintah dan kroninya, untuk memata-matai, mengatur, dan mengontrol sikap masyarakat secara ketat. Istilah panoptikon lahir dari citra sebuah sistem penjara, dimana sipir mempunyai kuasa untuk mengontrol sikap tahanannya. Sipir berada di menara, mengawasi para tahanan yang beredar dibawahnya. Ketika para tahanan berperilaku tidak sesuai aturan atau mencoba kabur, sipir atau petugas tahanan lainnya yang mengawasi bisa dengan gampang melihat dan mengambil tindakan. Internet menyerupai panoptikon merupakan salah satu pengaruh negatif internet yang nyata. Korporasi atau negara bisa menjadi sipirnya. Pengguna internet kebanyakan ialah para tahanannya. Perilaku netizen berada di bawah pengawasan mereka yang mempunyai kuasa untuk mengontrol dan mengawasi. Ketika kita melalukan pendaftaran diri di Gmail, Google memegang identitas diri kita. Ketika kita buat akun Facebook, Zukebeg, simbol Facebook mempunyai kuasa untuk menelusuri data langsung akun Facebook kita. Akhirnya kita sanggup diidentifikasi, diawasi, dan dikontrol. Masyarakat panoptikon ialah masyarakat yang kehilangan kebebasan secara utuh sebab berada dalam pengawasan pihak lain. Korporasi raksasa mirip Google dan Facebook dalam konteks masyarakat panoptikon mempunyai kemampuan untuk tak hanya mengawasi tapi juga menjual data langsung kita pada pihak-pihak yang ingin membelinya. Untuk apa data langsung kita dijual? Berbagai macam kepentingan, dari riset hingga sasaran iklan.






Korban Berita Hoax


Ironi era ini ialah banyak beredar informasi tapi palsu. Istilah ’berita’ telah lepas dari fakta, dari kebenaran. Berita ada yang asli, ada yang palsu ialah ironi era internet. Dampak negatif internet yang seringkali tidak sedikit dari kita menjadi korbannya ialah informasi hoax. Berita hoax gampang memakan korban sebab tidak semua pengguna internet melek literasi digital. Banyak pengguna internet menjadi korban hoax sebab tergoda kebencian sebelum sanggup berpikir secara jernih informasi yang dikonsumsinya. Poduser hoax mempunyai banyak motif, dari mencari sensasi hingga memecah belah, dari kampanye politik, hingga mendulang uang. Belakangan ini kita sering saksikan media umum sebagai ladang informasi hoax. Banyak kalangan, tak peduli tingkat pendidikannya, memanen hoax tanpa menyadari bahwa itu informasi hoax. Celakanya, informasi palsu tak sekadar jadi materi perdebatan, tapi sumber informasi yang dijadikan keyakinan atas kebenaran. Jika demikian jadinya, wacana ruang publik yang beredar baik online maupun offline tidak lagi sehat. Internet, faktanya, telah membuka potensi munculnya para korban informasi palsu yang jumlahnya ribuan atau bahkan jutaan. Munculnya para korban informasi hoax ialah pengaruh negatif internet yang aktual dan bisa kita saksikan dimana-mana.


Target Cybercrime


Bila kita telaah kehadiran polisi cyber, maka secara intuitif kita bisa memahami bahwa cybercrime atau kriminalitas online benar-benar ada. Pencurian uang digital, pembunuhan karakter, dan kriminalisasi lainnya lewat media online beredar di sekitar kita. Bahkan kriminalitas umum mirip penculikan dan pembunuhan, bisa terjadi melalui perencanaan atau pertikaian yang diawali di dunia maya. Tidak sekali dua kali kita mendengar kasus penculikan yang dimulai dari perkenalan di Facebook. Pelaku menarget korbannya lewat media online, dengan membaca postingannya, siapa teman-temannya, hingga merayu dan menjebak korban sehingga berhasil diculik. Internet memfasilitasi rangkaian perbuatan kriminal yang mungkin terjadi. Pencurian uang digital juga banyak dilakukan oleh para h4ck3r tak bermoral. Pembobolan akun bank dan akun finansial lainnya melibatkan para pengguna internet sebagai pelaku atau korbannya. Para kriminal yang piawai melaksanakan tindakan cybercrime tak menutup kemungkinan menarget kita sebagai korbannya. Beberapa data langsung kita beredar online dan bisa diakses siapa saja. Data ini bisa mengundang laba atau bahaya. Salah satu bahayanya tentu saja jikalau dimanfaatkan oleh orang yang jahat untuk tindak kriminal.






Produksi dan konsumsi p0rn*grafi


dsfkjdggrafi sebagai pengaruh negatif internet sudah jamak ditelinga publik. Dilema era informasi yang identik dengan keterbukaan informasi menghasilkan fenomena p0rn*grafi online sebagai salah satu konsekuensi kebebasan yang harus dibayar. Akses terhadap konten p0rn*grafi bisa dimiliki oleh siapa saja pengguna internet. Di beberapa negara, blokir konten p0rn*grafi dilakukan, namun upaya itu tidak mudah. Produksi konten p0rn*grafi di internet meningkat pesat, diikuti oleh konsumsinya. dsfkjdggrafi berdampak negatif, selain mengundang problem moral, juga mengakibatkan masalah-masalah dari yang personal hingga sosial. Industri p0rn*grafi tidak akan memikirkan konsekuensi moral. Paling mentok yang dipikirkan ialah konsekuensi hukum. Misalnya, suatu negara yang mempunyai aturan legal ihwal p0rn*grafi online akan menghasilkan industri p0rn*grafi yang pesat. Negara yang menilai p0rn*grafi sebagai tindakan ilegal akan melarangnya. Namun, terusan internet melampaui batas negara. Siapa saja, selama mempunyai terusan internet, dan situs penyedia konten p0rn*grafi tidak diblokir bisa mengonsumsi konten p0rn*grafi secara bebas. dsfkjdggrafi online layak ditempatkan sebagai pengaruh negatif sebab tak jarang memantik perlaku keriminalitas lainnya, mirip perkosaan dan kekerasan terutama terhadap perempuan.








Ada pandangan klasik yang menyampaikan bahwa internet sebagaimana teknologi pada umumnya, bersifat netral. Dampak positif atau negatif akhir internet sangat tergantung pada penggunanya. Anggapan bahwa internet itu netral bersama-sama problematis dan cukup usang. Faktanya, sebagaimana teknologi lainnya, internet selalu berpihak, setidaknya berpihak pada penggunanya. Teknologi hanya netral ketika tak digunakan. Disini, aspek relasional teknologi sangat relevan. Teknologi sangat tergantung pada kekerabatan dengan penggunanya. Internet mempunyai pengaruh negatif sebab berpihak pada pengguna yang memaanfaatkannya untuk kepentingan negatif.


Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Media Sosial



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Dampak Negatif Internet: Eksplorasi Sosial"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel