Predator Warrior Pg Barracx, Tim Dari Warnet Yang Disegani Di Tingkat Internasional
Buat yang menggeluti DOTA 2, niscaya familiar dengan tim DOTA 2 berjulukan PG Barracx. Tapi niscaya belum banyak yang tahu hal-hal menarik di balik tim jagoan ini. Berawal dari sebuah iCafe di tempat Gambir, Jakarta Pusat, tim ini terbentuk hingga memakai nama iCafe tersebut, yaitu Pondok Gaming Barracx. Awalnya, tim ini berjulukan Supernova, namun berganti-ganti nama hingga risikonya memakai nama tetap.
Dapat predikat sebagai salah satu tim besar di Indonesia, faktanya PG Barracx divisi DOTA 2 ini diisi oleh formasi pemain yang masih muda, lho. Namun, para roster PG Barracx ini semuanya sudah menuntaskan pendidikan mereka. Seperti misalnya Dhiery ‘SPACEMAN’ yang telah menuntaskan perkuliahannya dan kini fokus untuk main di PG Barracx.
Mengenai hal ini, Manajer PG Barracx, Bonita, banyak sekali dongeng jikalau mereka mempunyai alasan kenapa tim ini hanya menarik para pemain yang sudah lulus dari sekolah atau kuliah.
“Kita nggak mau ambil yang masih sekolah, bekerjsama takut ganggu education mereka. Karena mereka kan di asrama dan diatur harus latihan dari jam berapa hingga jam berapa,” tuturnya.
Dengan anggota yang sudah lulus dari sekolah, orangtua mereka akan lebih mendukung anaknya serius di dunia eSports. Untunya, para orangtua roster ini memang mendukung, lho! Terlebih lagi, dengan segala prestasi dan mengikuti turnamen kelas internasional, pastinya orangtua semakin memahami keseriusan dan konsisten anak-anaknya menjadi gamer.
Tinggal bareng membangun kekompakan
Yang namanya tim, pastilah kekompakan menjadi pilar utama menuju keberhasilan. Maka untuk mendapat kekompakan itu, seluruh roster PG Barracx yang terdiri dari BFL, SPACEMAN, Huppey, Azura, Brishbrish, dan Ramz tinggal di dalam satu rumah yang disebut Bootcamp atau game house.
Hal ini dilakukan untuk membuat chemistry antar pemain. Bootcamp ini kini sudah berbentuk rumah, tidak bersatu lagi dengan warnet ibarat yang sebelumnya. Bahkan dibentuk juga peraturan yang berlaku biar anggotanya tetap tertib, lho, spAcer.
“Di tempat yang gres ini mereka lebih kompak, alasannya benar-benar rumah. Jadi, kini mereka makan pun harus di bawah. Kalau jamnya latihan, ya latihan, nggak ada yang naik turun ambil ini itu,” jelas Bonita.
Pentingnya skill individu dan saling mendukung
Jago bermain dengan satu tim saja tidak akan cukup untuk membawa kemenangan. Dibutuhkan juga skill individu yang tinggi biar bisa membantu rekan satu tim memenangkan pertarungan. Seperti yang dilakuan PG Barracx, biasanya mereka bermain MMR (matchmaking ration) dikala tidak latihan untuk memperkirakan kemampuan setiap pemain.
Selain memanfaatkan waktu kosong dengan MMR, mereka kerap kali membahas bagaimana keberhasilan dan tidak berhasilnya ketika memakai hero saat kompetisi atau turnamen yang berlangsung sebelumnya.
“Dengan pembahasan ibarat “ini lho, lo tuh salah di sini”. Nah, di situ mereka tuh sudah tahu jikalau maksud teman-temannya itu bukan menyalahkan, tapi lebih kayak harus memperbaiki diri,” papar sang manajer.
“So far, mereka kerja dari pembahasan dari in-game itu. Menang atau kalah, mereka niscaya bahas tanpa harus kita (manajer) suruh,” lanjutnya.
Persiapan panjang sebelum turnamen
Untuk persiapan turnamen, PG Barracx punya cara sendiri nih, spAcer. Selain latihan ibarat biasanya, dua ahad sebelumnya mereka akan melaksanakan latihan BO6 (best of 6) yang diadakan seminggu dua kali. Meskipun ada program lain ibarat pemotretan atau event, mereka tetap melaksanakan metode latihan BO6 tersebut menjadi satu kali seminggu.
“Weekend kan biasanya off, ya. Tapi jikalau mau ada turnamen, biasanya mereka (roster) mau ada latihan. Yaudah, saya sebagai manajer eksklusif mencari lawan.”
Sang manajer ini juga bercerita, jikalau biasanya tiga ahad sebelum turnamen mulai, para roster sudah mulai lebih rajin latihan, membahas kesalahan dan kekurangan hingga menganalisa gameplay mereka.
Berkat semua kerja keras dan latihan itu lah yang membuat PG Barracx bisa masuk 4 besar WESG Indonesia Qualifier, menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di South East Asia Cyber Arena, dan menjadi perwakilan Indonesia di Kontictun di Australia. Wah, hasil kerja keras memang tidak akan membohongi, ya!
Namun, di balik semua penghargaan dan pengalaman yang mereka jalani bersama, sang manajer punya dongeng ihwal pengalaman jelek selama turnamen. Tapi, ada juga hal baik yang bisa kita tiru, spAcer.
“Buruknya jikalau kebawa emosi sesudah kalah gitu ya, baper, kayak salah-salahan gitu. Good thing-nya, jikalau emosi udah pada reda, lanjut latihan dan kembangin skill individu lagi.”
Misi yang belum tersampaikan
Entah itu kelompok maupun individu, pastinya harus punya dong misi, tujuan atau mimpi untuk terus maju dan tidak membatasi diri. Seperti itulah yang dilakukan tim ini. Meski sudah memenangkan beberapa turnamen hingga ke babak qualifier, ada salah satu misi yang harus dicapai, yaitu lolos ke final di turnamen The International.
“Kita sih ingin lolos untuk The International ya, itu yang belum kesampaian. Major, Minor, tunamen-turnamen ibarat ESL,” kata Bonita.
Selain masuk ke turnamen kelas dunia, misi unik yang disampaikan manajer ialah para roster PG Barracx ini ingin banget mencari hiburan dengan pergi bareng ke Dufan, namun belum juga kesampaian alasannya padatnya jadwal latihan dan turnamen. A simple mission to find happiness!
Tips berbagi tim ibarat PG Barracx
Manager PG Barracx juga membagikan tips untuk kau yang ingin punya tim ibarat ini. Pertama, hal terpenting yang harus diperhatikan ialah berbagi skill individu dengan latihan solo rank atau nonton replay permainan dari tim profesional tingkat internasional. Kedua, tim juga harus unggul menarik perhatian para investor.
Terakhir, kata Bonita, latihan empat game setiap hari supaya biar menjadi pola yang ampuh untuk individu dan tim dalam meningkatkan kekompakan tim.
Menjadi para prajurit Predator Warrior
Selain merasa bangga, menjadi The Troopers di Predator Warrior, ternyata membuat anggota PG Barracx semakin semangat terlibat di banyak event eSports. Hal ini, juga otomatis menjadi isu baik untuk fans mereka, yaitu Barracx Army.
Dan sudah niscaya membuat roster tim ini bisa mencicipi juga bagaimana perangkat gaming mumpuni yang dimiliki Acer. Soal ini, menurut pengalaman mereka, spesifikasi desktop Predator yang baiklah digunakan game kelas berat.
“Kita sih suka desain dan speknya alasannya mereka suka main game yang butuh spek besar biar nggak lag, dan Predator tuh memadai banget,” akunya.
PB Barracx untuk eSports Indonesia
Sebagai salah satu tim gaming ternama di Indonesia, PG Barracx berharap Indonesia bisa mengundang tim internasional sekelas OG, EG, tim-tim besar China, dan Eropa.
“Mengundang tim profesional dari luar untuk menandakan skill tim Indonesia yang dipandang rendah sama negara lain itu, ternyata mereka salah. Kita bisa lebih,” ucap Bonita yakin.
Meskipun ketika ini banyak penyelenggara program eSports di Indonesia sudah semakin baik, namun masih ada yang dinilainya kurang informatif serta kemudahan dan kenyaman yang diberikan ke tim juga kurang.
Menanggapi kekurangan penyenggalara program tersebut, para manajer biasanya mencoba untuk membuat roster di tim mereka tetap damai biar performa in-game nanti ketika bertanding tidak terganggu.
“Kita selalu bilang, jikalau ada hambatan apa-apa, kita akan urus dan selama ini ya lancar-lacar aja. Kalaupun ada hambatan tetap lancar,” tutup Bonita.
So, seperti itulah dongeng PG Barracx dalam eksistensinya di kancah eSports Indonesia. Jangan lupa follow Facebook mereka PondokGaming Barracx dan Instagram @pg.barracx supaya mengenal lebih dekat, ya.
Baca juga: Dimas Dejet, Caster Senior yang Semakin Sibuk di Balik Layar
Sumber https://www.acerid.com
0 Response to "Predator Warrior Pg Barracx, Tim Dari Warnet Yang Disegani Di Tingkat Internasional"
Posting Komentar