Menikmati Wisata Reliji Di Pura Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali
Menikmati Wisata Reliji di Pura Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali – Dalam liburan singkat di hari terakhir ini, Pura Tirta Empul Tampaksiring menjadi daerah terakhir sehabis sebelumnya menyegarkan mata dengan menikmati keindahan terasering yang hijau di Tegallalang Rice Terrace, Ubud.
Lokasi Tirta Empul tidak terlalu jauh dari Tegallalang, dan kami tetapkan untuk mengunjunginya sebelum mengejar penerbangan kembali ke Jakarta pukul 18:50 WITA.
Baca Juga: Catatan Perjalanan ke Nusa Penida: The Golden Egg of Bali
Waktu sudah memperlihatkan pukul 15:00 WITA dan kami harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya disini. Waktu yang diharapkan unutk tiba di sini kurang lebih sekitar 30 menit dari Tegallalang.
Berwisata Reliji dan Membersihkan Diri di Pura Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar
Saat tiba di daerah ini, kesan pertama yang kami rasakan yaitu asri, unik, dan magis. Pura Tirta Empul Tampaksiring juga merupakan Istana Presiden Soekarno di Bali.
Untuk sanggup masuk ke daerah ini kita terlebih dahulu harus membeli tiket sebesar Rp 15.000 per orang untuk sampaumur dan Rp 10.000 per orang untuk anak-anak. Setelah membeli tiket, akan ada Bli penjaga pintu masuk yang akan mengecek tiket terlebih dahulu.
Baca Juga: Nusa Lembongan, Klungkung, Bali: Tak Hanya Menawarkan Suasana Baru
Sesudahnya, kau akan menemukan banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang sama excited-nya dengan kami. Terdapat persyaratan untuk masuk ke area kolam suci.
Demi menjaga kesopanan, kita harus memakai sarung atau pakaian tradisional. Sarung tersebut sanggup kita bawa sendiri atau meminjam dari daerah ini.
Meminjam sarung pun tidak dikenakan biaya sama sekali. Kamu akan menemukan sebuah counter untuk meminjam sarung itu sebelum masuk ke area kolam.
Setelah meminjam dan mengenakan sarung, kami pun segera dipandu oleh salah seorang Bli yang ada di situ. Seakan memperlihatkan bahwa daerah ini bukan daerah sembarangan, kita harus mengikuti hukum dan urutan yang diberlakukan di daerah ini dengan derma Bli tersebut.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Menjelajahi Nusa Ceningan, Bali
Menurutku, dengan adanya panduan menyerupai ini maka turis pun akan sangat terbantu dan sanggup bersikap tertib serta menghormati daerah wisata suci ini.
Sebelum menuju area kolam kami pun menyempatkan diri untuk berfoto di beberapa spot dengan meminta pertolongan Bli yang menemani kami itu.
Area yang kami lalui terlebih dahulu sebelum tiba di kolam yaitu area menyerupai lapangan luas yang di sebelahnya terdapat bangunan dengan dinding terbuka.
Akhirnya kami pun tiba di kolam ini. Menurut klarifikasi Bli yang menemani kami, Tampaksiring itu mempunyai artinya sendiri.
Tampak berarti Telapak sedangkan Siring berarti Miring sehingga bila digabungkan artinya menjadi Telapak Miring.
Adapun Telapak yang dimaksud di sini merupakan telapak dari seorang raja berjulukan Mayadenawa. Konon katanya, Mayadenawa merupakan seorang raja yang sangat sakti namun mempunyai sifat yang jahat dan sombong.
Baca Juga: Menikmati Hidangan Sate Plecing Arjuna di Denpasar, Bali
Karena kesaktiannya itu beliau menganggap dirinya yaitu seorang dewa. Melihat sisi jahat sang raja serta kesombongannya, Dewa Indra geram kemudian mengirimkan pasukannya untuk menghancurkan Mayadenawa.
Karena kekuatan pasukan Dewa Indra yang tak terkalahkan, Mayadenawa pun kabur ke hutan untuk menyelamatkan diri. Demi menghilangkan jejaknya, Mayadenawa berjalan menuju hutan sambil memiringkan kakinya.
Walaupun sudah berupaya untuk menghilangkan jejaknya dengan berjalan miring, Mayadenawa tetap tidak sanggup melarikan diri alasannya yaitu itu beliau membuat mata air beracun untuk menghabisi pasukan Dewa Indra sebelum kesudahannya beliau tertangkap.
Baca Juga: Memanjakan Lidah dengan Bubur Ala Hongkong di Warung Bubur Laota Tuban, Bali
Demi mengatasi mata air beracun yang diciptakan oleh Mayadenawa, Dewa Indra dengan kekuatannya membuat mata air penawar racun. Mata air inilah yang berjulukan Tirta Empul dimana Tirta berarti Air dan Empul berarti Suci.
Tirta Empul pun mempunyai arti Air Suci dalam bahasa Bali. Karena dongeng itulah Pura yang mempunyai mata air ini diberi nama Pura Tirta Empul.
Dan hutan yang menjadi daerah Mayadenawa melarikan diri dengan berjalan miring inilah yang disebut dengan nama Tampaksiring.
Setelah memahami sejarah daerah ini, kami pun masuk ke dalam area kolam dan menemukan banyaknya wisatawan yang mandi atau sekedar mengantri untuk membasuh muka mereka sambil memanjatkan doa.
Kita harus mengantri di sini dan sebisa mungkin jangan berlama-lama alasannya yaitu selalu ada orang yang berada di belakang yang menunggu untuk melaksanakan ritual yang sama.
Karena tujuan kami tiba ke sini hanya untuk membasuh wajah sekalian berdoa serta berfoto-foto maka kami harus dengan sabar menunggu semoga antrian selesai.
Sambil menunggu antrian, Bli yang ada di dekatku mengajakku ngobrol sambil menanyakan asal kami. Ketika saya menyampaikan bahwa daerah ini ramai sekali, beliau hanya tersenyum sambil membuka HP dan memperlihatkan sebuah gambar.
Baca Juga: Nikmatnya Gelato di Gusto Gelato & Caffe, Kerobokan, Bali
Dia menjelaskan bahwa salah satu hari yang paling sepi dari hari yang pernah beliau lihat yaitu hari ini. Biasanya orang yang tiba ke sini sangat ramai, bahkan space dari satu orang ke orang lain di kolam itu hampir tidak ada.
Dia memperlihatkan foto itu dan memang benar, orang-orang di dalam kolam kolam cendol yang ada di gelas, ramai sekali! Penuh dengan kesesakan.
Aku pribadi berujar dalam hati, berarti pengunjung yang seramai ini masih masuk dalam kategori sepi versi Bli ini dan untung saja saya tiba di ketika yang tepat.
Walaupun saya tidak sanggup melaksanakan aktivitas utama di sini yakni mandi di kolam alasannya yaitu waktu yang terbatas semoga sanggup menuju bandara dengan sempurna waktu.
Bagi kau yang tertarik ke daerah ini, ada baiknya kau tiba pada hari Senin siang sepertiku alasannya yaitu hari ini lebih sepi dibandingkan hari-hari biasa berdasarkan Bli tersebut.
Orang-orang yang mandi dan membersihkan diri di kolam ini terlebih dahulu diminta untuk memperlihatkan persembahan. Karena antrian ke pancuran sudah hampir habis, tibalah ketika bagi kami untuk melaksanakan ritual.
Bli tersebut mengajarkan, setidaknya walaupun tidak sempat mandi di kolam ini kita harus melaksanakan aktivitas di bersahabat pancuran menyerupai memanjatkan doa kepada Sang Pencipta sesuai kepercayaan yang dianut, dilanjutkan dengan membasuh wajah sebanyak 3 kali, meminum air dari pancuran sebanyak 3 kali, dan terakhir membasahi ubun-ubun sebanyak 3 kali.
Ketika saya membasuhkan air dari pancuran ini ke wajah, meminumnya, dan menyiramkannya sedikit ke kepalaku sungguh rasanya sangat adem dan dingin. Perasaan panas di kepala seakan sirna olehnya.
Kamu jangan heran ketika melihat ke dalam kolam alasannya yaitu terdapat ikan-ikan kecil yang berfungsi untuk menjaga kejernihan air. Di dalam kolam ini kau sanggup buang air kecil.
Pokoknya kolam ini memang daerah untuk membersihkan diri dari kotoran-kotoran dan menyegarkan pikiran. Kolam ini juga terbagi dua dan dipisahkan oleh patung gajah.
Baca Juga: Serunya Menikmati Malam di Motel Mexicola, Seminyak, Bali
Tidak ada perbedaan kok, hanya memang dibentuk berada di bab kiri dan kanan saja. Bagi masyarakat Hindu di Bali, mata air di Pura Tirta Empul ini dipakai untuk mandi dan memohon tirta suci.
Sehabis bergantian melaksanakan ritual ini dengan temanku, tibalah saatnya bagi kami untuk pergi meninggalkannya. Kami pun mengembalikan sarung tersebut ke tempatnya terlebih dahulu.
Kurang lebih satu jam kami berada di lokasi ini alasannya yaitu kami cukup usang menunggu antrian semoga suasana sepi sehingga kami sanggup mengabadikan momen kami menjalankan ritual tanpa adanya antrian dan hasil foto pun sanggup maksimal haha 😀
Banyak turis yang melanjutkan aktivitas mereka sehabis melaksanakan ritual dengan mengelilingi Pura Tirta Empul Tampaksiring ini. Sangat disayangkan kami tidak sanggup mengelilinginya alasannya yaitu waktu yang sudah mepet.
Aku berjanji akan mengunjungi daerah ini lagi ketika saya berada di Bali dan melaksanakan ritual yang lengkap dengan mandi di kolam dan mengelilingi Pura Tirta Empul Tampaksiring.
Oh iya, bagi kau yang ingin mandi atau sekedar berendam di kolamnya, kau diharuskan untuk menanggalkan semua pakaianmu, hanya pakaian dalam saja yang tertinggal dengan balutan sarung di badanmu.
Baca Juga: Menyantap Jamuan di Warung NG, Nusa Penida, Bali
Bila kau cukup percaya diri, kau sanggup menanggalkan pakaian dalammu juga alasannya yaitu itu akan lebih baik berdasarkan dongeng sang Bli. Kebanyakan bule yang mandi di kolam ini saya perhatikan hanya mengenakan sarung saja.
Saatnya keluar, kami pun terlebih dahulu melewati banyaknya toko-toko souvenir di sisi kiri dan kanan kami sebelum kesudahannya tiba di parkiran.
Bagi yang tidak sempat berbelanja buah tangan sebelumnya, kau sanggup mengandalkan daerah ini untuk melengkapi oleh-olehmu. Sangat lengkap dan cukup murah!
Cara Menuju ke Pura Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali
Bagi kau yang ingin berkunjung ke daerah ini, jarak terdekat dan termudah sanggup kau lalui dari Kintamani ataupun Ubud.
Bila kau gres tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar dan mengakibatkan daerah ini sebagai tujuan awal perjalananmu, maka kau sanggup mencapainya dengan menyewa kendaraan beroda empat alasannya yaitu tidak ada transportasi umum atau pun online taxi yang menjangkau daerah ini.
Jarak tempuhnya dari bandara ke Pura Tirta Empul Tampaksiring bila tidak macet memakan waktu sekitar 1,5 jam. Nah, tunggu apa lagi?
Peta Lokasi Pura Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali
Rute Perjalananku Menelusuri Pulau Dewata Bali
(Note: klik dot/pinpoint pada peta di atas untuk melihat detil masing-masing lokasi)
Sacred Monkey Forest Sanctuary, Ubud → Tegallalang Rice Terrace, Ubud → Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar
Baca Juga Catatan Perjalananku Lainnya:
- Batu Caves, Salah Satu Wisata Wajib di Malaysia
- Catatan Perjalanan ke Nusa Penida: The Golden Egg of Bali
- Kelingking Beach, Nusa Penida: Pesona Keindahan Tak Terlupakan
- Mengunjungi Broken Beach (Pasih Uug) di Nusa Penida
- Angel’s Billabong, Nusa Penida: Suguhan Alam yang Menakjubkan
- ‘Bertengger’ di Pohon Cinta Sembari Menikmati Alam Nusa Penida yang Mengagumkan
- Indahnya Paluang Cliff di Nusa Penida, Bali: Pemandangan Luar Biasa dari Ketinggian
- Pantai Crystal Bay di Nusa Penida, Bali: Menyimpan Keindahan Alam yang Mengagumkan
- Coco Resort Penida, Tempatku ‘Berteduh’ Selama Menjelajahi Nusa Penida
- Menyambangi Hotel Puri Maharani Boutique and Spa, Sanur, Bali
- Mengagumi Keindahan Alam Pulau Seribu Nusa Penida, Raja Ampat Ala Bali
- Atuh Beach Nusa Penida, Salah Satu Pantai Kebanggaan Bali
- Menyantap Jamuan di Warung NG, Nusa Penida, Bali
- Asiknya Nongkrong di Gusto Gelato & Caffe, Kerobokan, Bali
- Menikmati Hidangan Sate Plecing Arjuna di Denpasar, Bali
- Bukit Teletubbies Nusa Penida, Menyuguhkan Panorama yang Mengagumkan
- Meriahnya Suasana di Motel Mexicola, Kerobokan, Seminyak, Bali
- Raja Lima Nusa Penida yang Tak Kalah Indah dari Raja Ampat
- Pelabuhan Toyapakeh Nusa Penida, Bali: Menjadi ‘Perantara’ dalam Penjelajahanku
- Nyamannya The Cozy Villas Lembongan di Nusa Lembongan, Bali
Sumber https://ladypinem.com
0 Response to "Menikmati Wisata Reliji Di Pura Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali"
Posting Komentar