-->

iklan banner

Zat Kimia Dalam Pemutih Dan Pembersih

Salamat tiba sobat, salam bangkusekolah.com. pada kali ini kita akan membahas zat kimia yang ada dalam pembersih dan pemutih, maka yang harus sahabat bangkusekolah.com pelajari atau pahami terlebih dahulu ialah senyawa kimia dan larutan kimia.


A. Zat Kimia Dalam Pemutih


Sudah kebiasaan kita semua bahkan sahabat sekalian bila pakaian kita terkena noda yang sangat keras dan untuk menghilangkan noda pakaian tersebut ialah dengan menggunakan pemutih pakaian. Akan tetapi sahabat perlu ketahui Sekarang ini sudah banyak materi kimia dijadikan materi dalam pemutih yang beredar di pasaran pada zaman ini. Pemutih yang sering beredar di pasaran ialah jenis natrium hipoklorit dan kalsium hipoklorit. Ternyata Natrium hipoklorit dan kalsium hipoklorit mempunyai sifat yang multifungsi. Selain hanya sebagai pemutih, senyawa natrium hipoklorit dan kalsium hipoklorit juga sanggup berfungsi sebagai penghilang noda dan desinfektan atau sanitizer. Fungsi ganda unsur NaOCl tersebut sebagai penghilang noda maupun desinfektan, sanggup menjadi keunggulan ekonomis. Makara unsur NaOCl selain sebagai pemutih, zat kimia ini ternyata juga berfungsi sebagai pembersih.


Ada dua macam Pemutih yang sanggup ditemukan dalam dua wujud, yaitu padat dan cair. Pemutih padat/bubuk putih ialah kalsium hipoklorit dengan unsur kimia Ca(OCl)2. Secara umum masyarakat mengenal senyawa tersebut sebagai kaporit. Kaporit lazim ini digunakan untuk menghilangkan hama air ledeng dan juga bak renang. Pemutih cair ialah natrium hipoklorit dengan unsur (NaOCl).


Mari kita pelajari Bahan pemutih umumnya dibentuk dari bahan-bahan menyerupai Natrium hipoklorit, NaOCl (12,5%), Emal-70, Parfum, dan Air. secara umum, produk pemutih dipasaran ternyata mengandung NaOCl dengan konsentrasi 12% hingga dengan 13%. Nah banyak yang berfikir kenapa tidak disediakan konsentrasi yang lebih tinggi?


Nah untuk hal Ini semata-mata demi pertimbangan keselamatan dan teknis perusahaan. Emal-70 sebuah nama perusahaan dari jenis surfaktan berbahan aktif alkyl sulphate. Penambahan materi tersebut hanya sebagai alternatif bila kita ingin menambahkan fungsi pemutih sebagai penghilang noda atau stain remover. Seperti juga Emal-70, parfum merupakan materi perhiasan (tidak harus ada) sehingga Kebanyakan produk pemutih yang ada di pasar tidak menggunakan parfum.


B. Zat Kimia Dalam Pembersih


Nah sahabat bila tangan atau baju terkena kotoran berupa minyak atau materi lainnya, maka sahabat dapatkah menghilangkannya dengan cara menggosok-gosok dan membilas dengan air saja? Kemungkinan Usaha itu tidak akan menunjukkan hasil yang memuaskan tentunya, sebab tidak akan berhasil menghilangkan minyak yang melekat di tangan atau di baju dengan cara menggosok-gosok dan membilas dengan air saja. pencucian dengan air saja, bahkan dengan penggosokan atau putaran mesin sekeras apapun, tentunya hanya akan menghilangkan sebagian saja bercak dan kotoran di pakaian sobat, oleh sebab itu kotoran dipakaian tidak larut dalam air. Karena Air juga tidak mempunyai kemampuan menahan kotoran yang telah lepas dari kain semoga tetap berada di air (tersuspensi) dan tidak melekat lagi ke kain. Makara apa yang harus sahabat lakukan semoga kotoran itu mau lepas dari pakaian?


Maka dari itu sahabat niscaya akan membutuhkan materi kimia sebagai pembersih yang sanggup membantu melepas kotoran dari tempatnya melekat dan kemudian untuk menahan semoga kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Bahan kimia yang sudah ada dan sanggup membantu proses pembersih atau pencucian ialah sabun dan deterjen.


Inilah beberapa pola materi kimia sebagai pembersih serta kandungan materi kimia dari pembersih tersebut.



  1. Sabun : Natrium palmilat, Natrium palm stearat, air, Natrium palm kernelate, gliserin, Natrium klorida, dan parfum

  2. Deterjen : Alkil benzen Sulfonat, materi pencemerlang, penguat, anti redeposisi dan pewangi

  3. Sampo : Air, Natrium lauril eter sulfat, glikol distearat, kokomidopropil betain dimetiko, Natrium klorida, karbomer dan fragrans.

  4. Pasta gigi : Natrium monoflouroposfat, kalsium gliseroposfat


Bahan kimia penyusun materi pembersih dibedakan yaitu bahan utama (bahan aktif) dan bahan tambahan (bahan aditif). Bahan aditif ini ditambahkan ke dalam materi pembersih untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai penguat/builder, pelembut, pewarnaan, pemberiaroma/pewangi, pengawet, pengental, dan medium/pelarut. Bahan aktif pada materi pembersih berfungsi sebagai surfaktan.


Surfaktan mempunyai kemampuan mengikat dan mengangkat kotoran. Dengan adanya surfaktan ini, maka lemak atau kotoran yang tadinya tidak sanggup bercampur dengan air, sekarang sanggup bercampur dengan air Dengan demikian lemak atau kotoran sanggup dilepaskan atau dihilangkan dari tempatnya menempel, begitu sobat.


Ketika kita menggunakan sabun untuk mencuci, sabun tersebut akan menghasilkan busa kan sobat. Menurut sahabat apakah jumlah busa menghipnotis kualitas sabun? Sobat Banyaknya busa tidak berkaitan secara signifikan dengan daya higienis deterjen. Untuk kebanyakan kegunaan di rumah tangga, contohnya pencucian dengan jumlah air yang berlimpah, busa tidak mempunyai tugas yang penting. Keberadaan busa yang banyak merupakan faktor penting pada pembersih dengan jumlah air yang sedikit (misalkan pada pembersih karpet). Dalam pembersih dengan sedikit air, busa akan berperan untuk tetap “mengikat” partikel yang telah lepas dari kain yang dicuci, sehingga mencegah pengendapan kembali kotoran.


Sekian untuk materi zat kimia dalam pemutih dan pembersih, semoga bermanfaat untuk kalian dan jangan bosan untuk selalu mengunjungi bangkusekolah.com dan kami ucapkan terimakasih atas kunjungan sahabat sekalian.



Sumber https://bangkusekolah.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Zat Kimia Dalam Pemutih Dan Pembersih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel