-->

iklan banner

Penggunaan Cocopeat Sebagai Media Tanam

Media untuk pertumbuhan tumbuhan dalam budidaya hortikultura tersedia dalam aneka macam jenis pilihan. Salah satu media tanam yang sering dipakai yakni ‘Cocopeat’. Cocopeat (coconut: kelapa, peat: gambut atau sabut) sering pula disebut coco fiber (serat sabut) atau coco coir (serbuk sabut). Bahan ini terbuat dari kulit aria atau sekam buah kelapa. Umumnya diperoleh dari limbah industri yang memakai materi baku kelapa dalam produk mereka.


Media untuk pertumbuhan tumbuhan dalam budidaya hortikultura tersedia dalam aneka macam jenis  Penggunaan Cocopeat sebagai Media Tanam


Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus sebagai penghubung antar serat. Setiap butir kelapa mengandung 75% serat. Sabut kelapa mengandung senyawa kimia menyerupai selulosa, lignin, arang, tannin, dan potasium. Rata-rata 1 butir kelapa bisa menghasilkan sabut seberat 0,4 kg dengan kandungan serat sebesar 30%.


Pengolahan sabut kelapa menghasilkan produk-produk primer yaitu (1) Serat panjang (serat), (2) Serat halus atau serat pendek (Bristle), dan (3) Debu atau serbuk sabut. Serat sanggup diproses menjadi matras, karpet, geotextile, dan lain-lain, sedangkan debu / serbuk sabut diproses lebih lanjut menjadi kompos, partikel papan untuk mebel, atau cocopeat.


Berbagai Variasi Bentuk Cocopeat


Limbah serbuk sabut kelapa yang berasal dari industri kemudian masuk dalam proses pencucian, pemanasan, penyaringan kemudian investigasi teliti sebelum diproses menjadi  cocopeat. Cocopeat yang dihasilkan akan dibagi ke dalam aneka macam tingkat butiran dan kepadatan kemudian masuk dalam tahap pengemasan.


Cocopeat umumnya dikemas dalam bentuk kemasan serbuk curah atau dalam kemasan kompres (mampat dan padat) berbentuk balok (briket), lempengan papan, dan lempengan cakram. Penggunaan cocopeat sebagai media tanam biasanya dengan cara menambahkan air untuk menguraikan, mengembangkan, dan menganginkannya.


Cocopeat seberat 1 kg bisa terurai menjadi 15 liter cocopeat basah. Struktur cocopeat yang dikemas dalam bentuk kompres tersebut bisa menciptakan cocopeat terurai dalam jangka waktu 10 tahun pemakaian. Hal ini sangat menguntungkan sebab pemanfaatan cocopeat sanggup berlangsung lebih lama.


Manfaat Penggunaan Cocopeat


Cocopeat umum dipakai dalam bidang pertanian dan hortikultura serta absorben pada industri. Dalam bidang pertanian dan hortikultura, cocopeat dimanfaatkan sebagai media tanam budidaya termasuk media tanam hidroponik sebagai pengganti media tanah. Sayangnya, kandungan nutrien di dalam cocopeat rendah, sehingga perlu ditambahkan komponen lain sebagai media tanam pengganti tanah. Penambahan kompos atau pupuk organik lain serta sekam akan menjadi alternatif adonan media tanam yang baik. Cocopeat alami mempunyai kadar pH pada kisaran 5,8-6 yang berarti sedikit asam. Namun, pada beberapa tumbuhan budidaya yang populer, kisaran pH ini merupakan kisaran pH optimal mereka untuk tumbuh dengan baik (kebutuhan pH tumbuhan umumnya 5,5-6,5).


Media untuk pertumbuhan tumbuhan dalam budidaya hortikultura tersedia dalam aneka macam jenis  Penggunaan Cocopeat sebagai Media Tanam


Cocopeat secara alami masih mengandung fungi yaitu Trichoderma sp yang bersimbiosis dengan cocopeat melawan fungi patogen Pythium sp. Pada cocopeat steril, Trichoderma sp sudah tidak ada. Salah satu cara sterilisasi cocopeat dari Trichoderma sp yakni dengan memakai hidrogen peroksida. Beberapa cocopeat tidak seluruhnya terurai tepat (dari kulit ari kelapa) sehingga masih bisa memakai nitrogen yang tersedia di udara. Kondisi ini memicu kompetisi antara cocopeat dengan tumbuhan yang menumpangnya, jikalau kandungan nitrogen tidak mencukupi.


Ada pula cocopeat berkualitas jelek yang masih mengandung sisa-sisa garam atau tannin sehingga perlu dibersihkan berkali-kali semoga garam dan tannin hilang. Cocopeat tidak cocok dipakai sebagai materi bakar sebab menghasilkan banyak asap dan hanya menghasilkan sedikit panas. Kandungan klor (Cl) pada cocopeat masih tinggi sehingga bila bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam klorida (HCl) yang membawa sifat asam. Pencucian tepat cocopeat akan menciptakan kandungan klor hilang.


Tren Penggunaan Cocopeat


Selain sebagai media tanam, cocopeat mempunyai manfaat yang lain, salah satunya sebagai pengganti sabut kelapa yang berkualitas lebih baik sebab bebas kuman dan sebagian besar spora fungi. Cocopeat yakni materi yang ramah lingkungan. Pada budidaya jamur, cocopeat sangat cocok dipakai sebagai substrat. Substrat cocopeat menyediakan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan jamur sebab cocopeat mengandung selulosa dan lignin yang tinggi. Cocopeat merupakan materi absorben yang baik. Cocopeat kering sanggup menyerap minyak pada lantai yang licin. Bahan ini juga sanggup dipakai sebagai bantalan tidur binatang ternak dan binatang peliharaan sebab sanggup menyerap kotoran binatang dengan baik. Cocopeat sanggup dipakai ulang (re-used) sampai 3 kali pemakaian.


Penggunaan Cocopeat dalam Dunia Hidroponik


Cocopeat berfungsi sebagai penahan air yang baik. Bahan ini bisa kembali berair dengan cepat jikalau ditambah air meskipun telah mengalami kekeringan. Cocopeat bisa menahan udara (oksigen) kurang lebih 1000 kali daripada media tanah. Kemampuan cocopeat ini sangat anggun bagi metode hidroponik yang memakai air sebagai media tanam utama.


Media untuk pertumbuhan tumbuhan dalam budidaya hortikultura tersedia dalam aneka macam jenis  Penggunaan Cocopeat sebagai Media Tanam


Sifat cocopeat yang hidrofilik (suka air), menciptakan materi ini mempunyai daya serap 8-9 kali beratnya dan bisa menahan air sekitar 73% dari air yang diberikan. Lebih baik dari kemampuan media sphagnum yang hanya sanggup menahan 41% air. Cocopeat juga bisa mengikat dan menyimpan oksigen di udara sampai 50%, lebih baik daripada tanah yang hanya 2-3%. Namun, hindari pemberian air berlebih sebab jikalau cocopeat terlalu lembab sanggup menimbulkan kedaluwarsa akar.


Campuran cocopeat dengan pasir atau sekam sangat disarankan (karena daya ikat keduanya (sekam dan pasir) tidak terlalu tinggi). Pemberian air juga sebaiknya dilakukan secara bertahap tapi terus menerus denga cara irigasi tetes atau pengabutan (hidroponik dengan metode drip dan metode aeroponik). Pada proses pemupukan, penggunaan pupuk slow release menyerupai dekastar sangat dianjurkan jikalau ingin memakai cocopeat sebagai media budidaya.


Cocopeat curah dijual seharga Rp.900,- sampai Rp.1.200,- per kilogram di pasaran. Sedangkan cocopeat balok berkisar Rp.2000,- sampai 3000,- per kilogram (berat balok kurang lebih 5kg dengan ukuran 30 cm x 30 cm x (15-20) cm). Harga sanggup berubah-ubah mengikuti pasar. Sebagai aksesori informasi, 1 kg cocopeat dalam bentuk balok setara dengan 1,5 kg cocopeat curah (butiran). Semuanya tergantung pada Anda akan memakai bentuk yang mana. Selamat bercocok tanam.


Kami menjual produk cocopeat mulai dari yang bernafsu sampai halus silahkan klik disini.



Sumber https://bibitbunga.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Penggunaan Cocopeat Sebagai Media Tanam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel