-->

iklan banner

Sungkem Dan Sosmed

 timeline twitter aku dipenuhi oleh teks Sungkem dan SosmedHari ini, timeline twitter aku dipenuhi oleh teks-teks dan gambar-gambar yang bernuansa lebaran. Sepertinya teman-teman aku di jejaring sosial berlogo burung ini mendadak jadi seci pubdok yang dengan sukarela mempublikasi suasana lebaran yang dialaminya masing-masing. Selain ucapan puitis-religius atau pantun yang pada dasarnya ‘minal aidzin wal faidzin’, ada juga foto-foto keluarga besar,  prosesi sungkeman, candaan seputar angpao dan masakan dalam toples yang disediakan. Dari teks yang paling umum menyerupai ucapan selamat lebaran, hingga hal-hal detail seputar pertanyaan personal yang diajukan oleh sanak saudaranya, dipublikasikan secara periodik. Bahkan tak hanya di twitter, saat membuka whatapp, line, facebook dan teman-temannya, teks-teks lebaran juga eksklusif bergentayangan memenuhi sudut-sudut screen mobile phone saya.


Fenomena menyerupai ini gres belakangan aku alami. Sebelumnya, teks-teks lebaran menyusup ke diri aku melalui sms. Kali ini jumlah sms lebaran yang aku terima menurun drastis. Tampak terang teks-teks itu sudah beralih ke lain tempat, yakni ke sosial media. Mungkin Don Tapscott, penulis Growing up Digital benar saat mengatakan: “text messaging is yesterday’s technology”, sms yaitu teknologi masa lalu. Bila email mulai ditinggalkan alasannya yaitu terkesan terlalu formal untuk memberikan pesan, maka sms ditinggalkan alasannya yaitu mulai terkesan kuno. Sekarang jaman telah beralih ke digital dan pemain utama dalam media digital yaitu sosial media. Lebih murah, lebih gampang dan memberi lebih banyak kesan personal dalam bertukar pesan yaitu nilai lebih sosial media.


 timeline twitter aku dipenuhi oleh teks Sungkem dan SosmedKetika publikasi menjadi semakin murah dan mudah, setiap momentum akan dipertimbangkan balasannya di ruang publik. Tak terkecuali kegiatan utama di hari lebaran ini, sungkeman. Sosial media merupakan ruang publik yang memungkinkan setiap orang sanggup bertukar pesan dan gosip secara bebas tanpa adanya intervensi dari manapun. Tentunya, tugas sosial media sebagai ruang publik berada pada ranah virtual. Ketersediaan ruang publik yang begitu gampang diakses, memungkinkan momentum penting lebaran menyerupai sungkeman untuk dipublikasi. Momentum berkumpul dengan keluarga besar yang dahulu hanya berada dalam ruang lingkup keluarga besar itu sendiri misalnya, sekarang sanggup dibawa ke ruang publik. Maka tak heran banyak foto-foto keluarga besar yang di-upload di sosial media. Apakah Anda salah satunya?



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sungkem Dan Sosmed"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel