-->

iklan banner

Perbedaan Baterai Lithium-Ion Dengan Lithium-Polymer

pastinya anda pernah mendengar kedua jenis baterai ini Perbedaan Baterai Lithium-ion Dengan Lithium-Polymer

Hari ini, Windowsku akan membahas apa sih perbedaan kedua jenis baterai ini. Yang pertama ialah Lithium-ion dan Lithium-Polymer. Bagi anda pencinta gadget, pastinya anda pernah mendengar kedua jenis baterai ini. Biasanya, yang kita gunakan ialah yang berjenis Li-ion. Namun, alasannya ialah perkembangan zaman, mulailah digunakan yang berjenis Li-Po.

Sebenarnya, Li-Po sudah ada semenjak tahun 1970. Dan gres digunakan secara duduk perkara dengan makin ‘ganasnya’ smartphone. Jika anda ingin membeli smartphone dan gundah menentukan smartphone antara yang menggunakan Li-ion atau Li-Po, Windowsku akan mengulasnya disini. Selamat membaca.
Lithium-Ion
 
Proyek baterai lithium dimulai pada tahun 1912 dibawah naungan G.N Lewis. Namun gres diperkenalkan secara duduk perkara pada tahun 1970. Elemen lithium ini merupakan yang paling ringan diantara jenis metal lainnya, mempunyai potensi elektrokemikal yang paling baik, dan menunjukkan  kepadatan energi yang tinggi dari beratnya sendiri.
Namun, perkembangan proyek baterai lithium gagal alasannya ialah duduk perkara keamanan. Karena tidak stabilnya lithium metal, apalagi pada ketika proses pengisian ulang. Akhirnya, para ilmuwan menggantinya dengan elemen non-metal untuk baterainya menggunakan lithium-ion. Walaupun lebih rendah dalam kepadatan energi dibandingkan lithium metal, lithium-ion lebih aman. Sony yang pertama kalinya menggunakannya secara duduk perkara lithium-ion dan kemudian perusahaan lainnya menyusul.
Kepadatan energi yang ada pada lithium-ion 2 kali lipat lebih besar dibandingkan nickel-cadmium (biasanya digunakan pada baterai AA). Karena kepadatan energi yang lebih besar, cell untuk lithium-ion yang digunakan pada umumnya lebih sedikit kalau dibandingkan nickel-cadmium. Sebagai perbandingan lainnya, smartphone ketika ini hanya membutuhkan 1 cell lithium-ion dengan voltase 3.6 saja pada baterainya. Berbeda dengan nickel yang harus membutuhkan 3 cell yang masing-masing mempunyai voltase sebesar 1.2 yang saling terkoneksi secara seri.
Baterai lithium-ion tidak memerlukan perawatan khusus biar tetap sanggup digunakan. Hal itu merupakan merupakan salah satu keunggulan dibandingkang dengan elemen lainnya. Lithium-ion tidak mempunyai memori dan juga tidak memerlukan daur ulang untuk memperpanjang masa pakai. Untuk itu, lithium-ion sangat cocok untuk digunakan aplikasi fuel gauge (digunakan biasanya di motor dan mobil).
Dari semua keunggulan tersebut, lithium-ion pastinya punya kelemahan. Lithium-ion sangat gampang rusak dan membutuhkan perlindungan circuit agar sanggup dioperasikan secara aman. Setiap bagiannya, terdapat perlindungan circuit yang membatasi voltase pada tiap cell selama isi ulang dan mencegak voltase cell jatuh terlalu rendah pada ketika proses isi ulang berhenti. Selain itu, cell akan dimonitor terus temperaturnya untuk mencegah temperatur terlalu tinggi.
Baterai lithium ion tidak akan utuh selama digunakan. Lithum ion akan terus terdegradasi. Maksud terdegradasi ialah jumlah kapasitas energi yang sanggup ditahan akan terus berkurang. Contoh simpelnya ialah ketika gres pertama kali membeli baterai, baterai tersebut sanggup menghidupkan laptop selama 3 jam. Tahun berikutnya alasannya ialah degradasi, laptop hanya sanggup bertahan selama 2 jam saja. Hal itu tidak sanggup dicegah, walaupun anda tidak memakainya.
Lithium-Polymer
 
Lithium-polymer berbeda dengan jenis baterai lainnya kalau dilihat dari segi elektrolit yang digunakan. Lithium-polymer pertama kali dikembangkan pada tahun 1970-an dengan menggunakan elektrolit polimer yang keras. Elektrolit ini ibarat sebuah plastik yang tentu saja tidak sanggup menghantarkan listrik, namun sanggup saling bertukar ion elektrik. Elektrolit polimer menggantikan porous separator traditional yang ada di jenis baterai lainnya.
Desain dari polimer kering biasanya diperuntukkan untuk keamanan dalam penggunaanya dan mempunyai ukuran cell yang kecil, yaitu 0.1 mm. Namun, polimer kering mempunyai kondaktivitas yang buruk. Resistensi internal terlalu tinggi dan tidak sanggup mentenagai aneka macam perangkat komunikasi modern ketika ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, elektrolit berbentuk gel harus ditambahkan. Cell-nya akan menggunakan sebuah separator / membran elektrolit yang disiapkan dari porous polyethylene atau polypropylene tradisional yang diisi dengan polymer.
Keuntungan dari penggunaan lithium-polymer ialah keselamatan. Ya, tidak ibarat lithium-ion, polymer lebih kondusif digunakan, alasannya ialah lebih terproteksi dari duduk perkara overcharge dan mengurangi angka kebocoran elektrolit. Selain itu, ukurannya yang lebih ringan dan lebih fleksibel, sehingga sanggup diubahsuaikan dengan kebutuhan.
Dari semua itu, tentu saja ada kekurangannya. Kepadatan energi yang rendah menyebabkan baterai jenis ini tidak sanggup menyimpan banyak energi. Selain itu, produksi yang mahal menciptakan perangkat dengan baterai ini harus dibayar lebih mahal juga.
Cara biar baterai Lithium-Ion dan Polymer tahan lama
 
Namun tidak perlu khawatir, ada beberapa cara yang sanggup anda ikuti biar baterai lithium-ion dan polymer sanggup bertahan lebih usang lagi. Berikut tipsnya untuk anda:
  1. Simpanlah ditempat yang sejuk/dingin. Jika memungkinkan, simpanlah pada suhu 15 derajat Celcius kalau anda tidak menggunakannya.
  2. Simpanlah pada ketika level baterai sebanyak 40%-50%. Jangan pernah membiarkan isi baterai 100% kalau ingin disimpan.
  3. Jangan gunakan perangkat anda di daerah yang panas. Karena elemen lithium-ion tidak menyukai panas dan sanggup terdegradasi dengan sangat cepat. Jika anda menggunakan laptop, lepaskan saja baterainya kalau anda menggunakan laptop di daerah yang tetap.
Tips diatas sudah aku bagikan di artikel Windowsku yang ini. Jadi, kalau isu lebih lanjut, silahkan baca saja artikel disana.
Kesimpulan
 
Dari ulasan diatas, sesungguhnya tidak ada perbedaan yang sangat jauh antara kedua jenis baterai tersebut. Yang membedakan ialah lithium-polymer yang lebih tipis dan fleksibel, sedangkan lithium-ion mempunyai kepadatan energi yang lebih tinggi dan dengan harga yang lebih murah dibandingkan polymer. Jadi, terserah bagi anda ingin menggunakan baterai jenis apa.
Sekian artikel hari ini, semoga bermanfaat. Terus kunjungi Windowsku, Pusat Informasi Komputer dan Windows untuk mengetahui artikel menarik lainnya.

Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perbedaan Baterai Lithium-Ion Dengan Lithium-Polymer"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel