√ Proses Perubahan Sosial
Proses Perubahan Sosial - Dalam sosiologi, perubahan sosial merupakan konsep yang sangat penting, mengingat sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perihal masyarakat, sementara masyarakat selalu berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan, setiap masyarakat betapapun tingkat peradabannya, ia selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh lantaran itu, dalam sosiologi kita mengenal sebuah anutan “tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri”.
Lalu bagaimanakah proses perubahan sosial itu? Proses perubahan sosial sanggup terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.
1. Difusi
Difusi yakni suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang mencakup ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
a. Difusi intramasyarakat
(intrasociety diffusion) yakni difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.
Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1) Adanya suatu legalisasi bahwa unsur gres tersebut mempunyai banyak kegunaan.
2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.
3) Unsur gres yang berlawanan dengan unsur usang kemungkinan besar tidak akan diterima.
4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang gres tadi akan dengan gampang diterima atau tidak.
5) Pemimpin atau penguasa sanggup membatasi proses difusi tersebut.
b. Difusi antarmasyarakat
(intersociety diffusion) yakni difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat yakni sebagai berikut.
1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat inovasi gres tersebut.
3) Pengakuan akan kegunaan inovasi gres tersebut.
4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur inovasi gres tersebut.
5) Peranan masyarakat dalam mengembangkan inovasi gres tersebut.
6) Paksaan untuk mendapatkan unsur gres tersebut. Sementara itu, masuknya unsur-unsur gres ke dalam suatu masyarakat melalui difusi sanggup dilakukan dengan cara peresapan damai, peresapan dengan kekerasan, dan simbiotik.
a. Perembesan hening (penetration passifique) yakni masuknya unsur gres ke dalam suatu masyarakat tanpa memakai kekerasan dan paksaan. Namun demikian, cara ini justru menjadikan masyarakat yang mendapatkan semakin maju.
Contohnya pengenalan internet sebagai alat komunikasi dan info yang disambut baik oleh masyarakat
b. Perembesan dengan kekerasan (penetration violente) yakni masuknya unsur gres ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan penggunaan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima.
Contohnya penaklukan bangsa lain melalui penjajahan.
c. Simbiotik yakni proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan.
Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik.
1) Mutualistik yakni simbiose yang saling menguntungkan.
2) Komensalistik yakni simbiose di mana satu pihak merasa diuntungkan dan pihak lain merasa tidak diuntungkan, namun juga tidak dirugikan.
3) Parasitistik yakni simbiose di mana satu pihak mendapatkan laba dan pihak lain menderita kerugian.
Ada tiga bentuk difusi, yaitu difusi ekspansi, difusi relokasi, dan difusi bertingkat (cascade).
– Difusi perluasan yakni suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana info atau materi menjalar dari satu kawasan ke kawasan lain yang semakin usang semakin meluas.
– Difusi relokasi yakni suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana info atau materi pindah meninggalkan kawasan asal menuju ke kawasan baru.
– Difusi bertingkat (cascade) yakni suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana penjalaran info atau materi melalui tingkatan dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
2. Akulturasi
Istilah akulturasi sanggup diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan gila sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan gila itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya gila yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
Di samping pengertian di atas, ada beberapa pandangan dari para mahir mengenai akulturasi, di antaranya yakni sebagai berikut.
a. Redfield, Linton, dan Herskovits,
merumuskan bahwa akulturasi mencakup suatu fenomena yang timbul sebagai akhir adanya kontak secara eksklusif dan terus-menerus antara kelompok-kelompok insan yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan adanya perubahan kebudayaan orisinil dari kedua masyarakat yang bersangkutan.
b. A.L. Kroeber,
mendefinisikan akulturasi sebagai salah satu bentuk perubahan kebudayaan yang disebabkan imbas dari luar. Pengaruh itu bisa berjalan secara timbal balik atau hanya satu pihak saja. Suatu akulturasi sanggup terjadi apabila di antara keduanya mempunyai kekerabatan yang sangat erat, serta menawarkan adanya saling membutuhkan untuk kemudian dijadikan pecahan dari kebudayaan masing-masing.
c. J.L. Gillin dan J.P. Gillin,
menjelaskan bahwa akulturasi yakni suatu proses di mana masyarakat yang berbeda-beda dalam kebudayaannya itu mengalami perubahan dengan adanya kontak eksklusif dan lama, akan tetapi tidak hingga pada percampuran yang menyeluruh dari dua kebudayaan tersebut.
d. Koentjaraningrat,
menyampaikan bahwa proses akulturasi itu timbul apabila suatu kelompok insan dengan kebudayaannya dihadapkan dengan unsur kebudayaan gila yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan gila itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan sendiri.
Akulturasi sanggup terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, di antaranya yakni sebagai berikut.
a. Kontak budaya bisa terjadi antara seluruh anggota masyarakat atau sebagian saja, bahkan hanya individu-individu dari dua masyarakat. Adapun unsur kebudayaan yang dijadikan materi akulturasi berbeda-beda bentuknya. Contohnya kontak budaya dalam bidang keagamaan.
b. Kontak budaya sanggup berjalan melalui perdamaian antara dua kelompok masyarakat yang bersahabat, maupun melalui permusuhan antarkelompok.
c. Kontak budaya sanggup timbul di antara masyarakat yang mempunyai kekuasaan, baik dalam bidang politik maupun ekonomi pada masyarakat yang dikuasai.
d. Kontak kebudayaan antara dua masyarakat sanggup berlangsung dalam kadar keterpengaruhan yang sama besar, maupun berbeda besarnya. Hal itu disebabkan lantaran kedua budaya itu mempunyai perbedaan dalam kekuatannya.
e. Kontak budaya sanggup terjadi melalui aspek-aspek materiil maupun nonmateriil dari suatu kebudayaan yang sederhana kepada kebudayaan yang lebih kompleks yang satu dengan kebudayaan yang kompleks lainnya.
3. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan insan yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara eksklusif dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan dari golongangolongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya. Dengan demikian akan muncul kebudayaan gres yang merupakan kebudayaan adonan di antara golongan-golongan yang saling bertemu itu.
Pada dasarnya asimilasi dilakukan sebagai perjuangan untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu janji menurut kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Sementara itu Koentjaraningrat beropini bahwa proses asimilasi akan timbul jikalau ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara eksklusif dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
4. Akomodasi
Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin, fasilitas diartikan sebagai suatu pengertian yang dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubunganhubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian pembiasaan yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana makhluk hidup beradaptasi dengan alam sekitarnya. Dengan demikian fasilitas merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompokkelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilainilai yang berlaku di masyarakat.
Versi materi oleh Bondet Wrahatnala
0 Response to "√ Proses Perubahan Sosial"
Posting Komentar