-->

iklan banner

Kehidupan Penduduk Di Kepulauan Salomon Like Star On Earth (Taare Zameen Par)


MAU NONTON FILM INI GAK..........????
SILAHKAN DOWNLOAD FILMNYA DI SINI  : TAARE ZAMEEN PAR

KEHIDUPAN PENDUDUK DI KEPULAUAN SALOMON




Setelah saya menonton Film India yang berjudul:

Taare Zameen Par

Dimana seeorang anak yang mengalami DISLEKSIA selalu diremehkan di sekolah,dan kedua orang tuanya tidak mengetahui sebelumnya. Ayahnya hanya sibuk mencari uang dan selalu memarahi si anak dan tidak mempercaianya. Setiap hari Ayahnya menyampaikan anknya tersebut "IDIOT". Untung Ibunya sangat menyanyanginya......klow tidak bisa dibanyangkan apa yang terjadi????

Anak tersebut berjulukan Ihsan,....
Ihsan dengan kebiasaanya berangan-angan di kelas, setiap hari guru menjelaskan di tidak pernah memperhatikan. Ketika Guru menyuruh ia menulis ia membayangkan huruf-huruf menari menyerupai dalam game....
wah.....sebenarnya ini yaitu hal yang aneh...
tapibegitulah Ihsan yang lucu...

Saya memang terpengaruh dengan sebuah dalam film India ini,

Tanpa sepengatuhan aayah dan ibunya Ihsan  yaitu anak jenius tetapi mengalami kesulitan mengingat simbol angka maupun huruf. Huruf ”b” bertukar dengan abjad ”d”, abjad ”z” dengan ”s”, angka ”6” dengan angka ”9”, dan sebagainya.

Ketika membaca buku, si anak jenius melihat huruf-huruf bergerak-gerak menyerupai menari-nari. Dia pun tertawa tanpa sepatah kata pun terucapkan.

Lalu, guru menilainya sebagai anak bodoh, anak terbelakang, dan anak nakal. Di rumah si anak mengalami kekerasan dari ayahnya dan membandingkannya dengan kakaknya yang selalu penurut dan juara pelajaran maupun olah raga.

INILAH ALASAN SEHINGGA IHSAN DI TEMPATKAN DI ASRAMA, yang menciptakan Ihsan menangis dan Ibunya juga tidak rela bepisah dengan Ihsan anak kesayangannya yang lucu dan Imut.

Awalnya di sekolah asrama itu juga selalu menjadi materi ejekan, apalagi para Guru di sekolah tersebut. Sama halnya dengan di sekolah sebelumnya di di ejek.

Dalam suatu waktu guru seni mereka digantikan oleh seorang perjaka yang mengajar juga di sekolah yang berkebutuhan khusus (kalian sudah niscaya tahu ya)
Dia mengajar di sekolah yang berjulukan TULIPS SCHOLL dan mengajar di Sekoalah New ERA School
Ihsan bertemu dengan sosok seorang guru yang humanis, sabar, empatik, menyenangkan, dan pernah mengalami kasus yang sama dengan si anak jenius. (film 3 Idiots) yang diperankan oleh Amir Khan.
Di sinilah kemudian terungkap bahwa si anak ini mengalami kelainan bawaan yang berjulukan ”disleksia”.

Disleksia yaitu suatu gangguan proses belajar, di mana seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk abjad dan kalimat, dan sebaliknya.


Ihsan anak  jenius, tapi memang butuh perlakuan khusus.

Suatu ketika gurunya meminta kepada kepala Sekolah biar ia bisa membimbing Ihsan menjadi anak yang bisa terbebas dari disleksia ini dan bisa berhitung dengan baik

ternyata ia berhasil dan sanggup membaca, menulis dan menghitung dengan baik.

Suatu hari Guru tersebut, meminta izin kepada kepala Sekolah untuk mengadakan lomba melukis untuk semua staff sekolah yaitu guru,siswa dan staff yang lain. Pada ketika itu Ihsan juga ikut melukis....

dan pada karenanya Ihsan melukis dengan baik dengan perpaduan warna yang sangat luar biasa dan Guru melukis gambar Ihsan  di kertas Lukisan yang menciptakan Ihsan terharu dan Gurunya besar hati melihat lukisan Ihsan.

Kepala Sekolah mengumumkan siap pemenang lukisan tersebut, adala 2 lukisan terbaik yang menciptakan juru resah siap yang terbaik.
alasannya yaitu lukisan tersebut yaitu lukisan Gurunya dan Muridnya yaitu Ihsan.


dan pada karenanya nama Ihsan diumumkan sebagai Pemenang dan para hadirin disana menawarkan tepuk tangan yang sangat membanggakan. Seluruh guru dan  siswa takjub dengan kemampuan Ihsan di bidang melukis...

inilah sepenggal ceritanya, untuk lebih jelasnya kalian bisa tonton filmnya:


Taare Zameen Par

PESAN  saya peroleh dari film ini yaitu satu perkataan Gurunya kepada Ayah Ihsan; Anda tahu dengan Pulau Salomon katanya, kemudian di bercerita:
Penduduk di Pulau Solomon, ketika akan membuka lahan bercocok tanam di dalam hutan, konon tidak perlu menebang dan memperabukan hutan. Mereka cukup beramai-ramai mengitari tiap pohon sambil berteriak-teriak jorok, membentak dan berkata kasar. Dengan cara ini, ternyata selang beberapa hari sesudahnya pohon-pohonan layu, kering, mati, dan karenanya tumbang.

Selama ini tanpa sadar kita mungkin telah ”membunuh” anak, baik anak kita sendiri maupun anak didik kita, dengan cara yang hampir sama dengan cara orang Solomon: membentak keras ketika anak melaksanakan kesalahan, mengucapkan kata-kata kasar, dan memberi stigma jelek dengan kata bodoh, ceroboh, malas, dan sebagainya. Maka jadilah belum dewasa yang benar-benar bodoh, ceroboh, malas, dan lain-lain sebagaimana kita ucapkan.

Berhati-hatilah! Sebab rasanya mustahil kita berniat ”membunuh” anak kita atau murid kita. Kita ingin mereka berubah menjadi insan remaja yang mandiri, terampil, berkepribadian luhur, dan mempunyai tanggung jawab. Tak mungkinlah kita berharap biar belum dewasa kita menjadi ”layu”, dan karenanya ”mati”.



Guru ini berhasil menolong anak jenius berkembang dengan kecerdasan melebihi belum dewasa cerdik di kelasnya, pada ketika hampir saja anak itu mengalami depresi, frustasi dan ”mati”.

Ternyata, Albert Einstein, Leonardo da Vinci, Bill Gates, James Watt, Thomas Alfa Edison, Agatha Christie dan tokoh-tokoh lain dalam sejarah dunia yaitu belum dewasa ”dislexia”.

Alangkah sayangnya jikalau tokoh-tokoh yang banyak mengubah dunia ini tak tertolong ketika kecilnya. Dan mungkin banyak belum dewasa menyerupai ini ada di sekitar kita.

suatu pesan yang sangat penting bagi kita semua,
Terimalah belum dewasa kita apa adanya. Bantulah mereka ketika mengalami kesulitan, sugestilah dengan kata-kata positif, dan biarlah mereka berkembang sesuai jati dirinya. Tanpa kekerasan, tanpa kata-kata kotor, dan tanpa stigma buruk. Hentikan memvonis anak kita dengan kata ”dasar bodoh”, ”dasar malas”, ”dasar bandel”, dan sejenisnya!

inilah hal yang baik yang perlu saya lakukan untuk ke depannya...



Sumber http://ruangparabintang.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kehidupan Penduduk Di Kepulauan Salomon Like Star On Earth (Taare Zameen Par)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel