-->

iklan banner

Tips Mengenali Gejala Persalinan

Mengenali gejala persalinan
Persepsi awam umumnya menyamakan dimulainya proses kelahiran dengan rasa sakit akan bersalin. Namun adakala rasa sakit ini tidak segera muncul meskipun proses persalinan sudah mulai, alasannya itu perlu diketahui gejala persalinan lainnya yang terutama dijumpai ialah kapiler serta pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam rahim.
  • keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, Keluarnya lendir ini terjadi akhir terlepasnya gumpalan lendir yang selama kehamilan menumpuk disekitar leher rahim, diikuti terbukanya pembuluh darah.
  • penipisan dan pendataran leher rahim, (hanya sanggup diketahui lewat investigasi dalam oleh dokter atau bidan). Leher rahim akan membuka hingga 10 cm, pada ketika itu biasanya janin sudah sanggup dilahirkan.
  • pecahnya ketuban secara spontan, diikuti keluarnya cairan ketuban yang bening dan berbau agak amis. Ibu mungkin merasa mirip tiba-tiba ngompol, kalau ketuban sudah pecah segeralah kerumah sakit/bidan. Jika dibiarkan terlalu usang dikhawatirkan sanggup terjadi infeksi yang membahayakan baik ibu maupun janin.

Pemeriksaan sebelum melahirkan[Kembali ke hidangan shortcut]
Sebelum dan selama persalinan sebaiknya ibu didampingi oleh dokter atau bidan yang berpengalaman. Dengan demikian semua tahap persalinan sanggup dilewati dengan kondusif dan segala duduk perkara yang muncul bias cepat dikenali dan ditangani.

Pada awal persalinan biasanya ibu akan dibimbing ke kamar bersalin dan disana dilakukan persiapan mirip buang air kecil/besar biar proses persalinan lebih lancar. Setelah itu dokter akan melaksanakan beberapa investigasi rutin, mirip investigasi perut sang ibu untuk menentukan letak janin, observasi kekuatan kontraksi rahim(his) dengan jalan meraba kawasan puncak rahim (kira-kira diatas pusar), serta observasi detak jantung bayi lewat alat mirip teropong yang ditempelkan di perut ibu (disebut alat laennec) atau secara elektronik memakai alat Doppler. Tidak lupa juga dokter melaksanakan periksa dalam untuk mengetahui kondisi pembukaan leher rahim, sudah pecahkah selaput ketuban, posisi jalan lahir ibu (apakah memungkinkan untuk dilakukan persalinan normal). Setelah semua investigasi dilakukan dan tidak ditemukan kelainan, ibu dibiarkan beristirahat, sanggup sambil berbaring (biasanya dianjurkan berbaring miring kesisi dimana punggung janin berada biar proses persalinan lebih cepat, serta mencegah penitikberatan pembuluh darah besar di perut ibu oleh janin yang sanggup menggangu fatwa darah) dari waktu ke waktu dokter/bidan akan mengulang investigasi diatas sehingga pembukaan lengkap dan datang saatnya melahirkan. Ingat, sebelum pembukaan lengkap (yang akan dinyatakan oleh bidan dengan memberi arahan mulai meneran) ibu DILARANG mengedan/meneran.

Tahap persalinan[Kembali ke hidangan shortcut]
Tahap 1: fase pematangan / pembukaan leher rahim
Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pambukaan leher rahim (diketahui dari investigasi dalam oleh dokter/bidan) akhir HIS. His atau nyeri bersalin ialah kontraksi rahim yang perlahan-lahan makin nyeri dan sering, serta makin lama. Sejak pembukaan 0 cm hingga 3cm, umumnya pesalinan masih berjalan lambat (bisa hingga 8 jam), sehingga masa ini disebut juga fase laten. Setelah itu hingga pembukaan lengkap biasanya berjalan lebih cepat. Keseluruhan tahap ini berlangsung hingga tercapai pembukaan lengkap (kurang lebih 10 cm), dan ketika itu persalinan memasuki tahap 2. Tahap ini biasanya berjalan lebih usang pada kelahiran anak pertama (bisa hingga 20 jam) dibanding kelahiran anak selanjutnya.

Tahap 2 : fase pengeluaran bayi
Saat ini, his sudah sangat kuat, lebih sering, dan lebih usang ketimbang sebelumnya. Ibu akan mencicipi impian mengejang yang sangat berpengaruh dan tidak lagi sanggup ditahan. Dokter atau bidan akan mulai memimpin ibu meneran. Caranya, ibu dalam posisi berbaring terlentang atu miring ke samping, kedua lengan merangkul kedua lipat lutut, kapala dan mata melihat ke arah perut. Seiring munculnya his ibu meneran/mengedan sekuat-kuatnya, dan dihentikan/istirahat ketika his berhenti. Dengan tenaga mengejang ini, janin perlahan-lahan di dorong keluar dari rahim hingga kepalanya mulai tampak di lisan jalan lahir. Kadang-kadang, biar persalinan menjadi lebih lancar, dokter perlu melaksanakan opisiotomi (memperlebar jalan lahir dengan cara digunting). Perlahan seiring tenaga mengejan ibu, kepala janin akan dilahirkan, yang segera disusul tubuh dan anggota badan. Setelah lahir seluruhnya, tali pusat akan dipotong. Setelah itu, bayi segera dikeringkan dan dihangatkan, serta diperiksa (pernapasan, warna kulit, detak jantung, tangisan dan gerakannya) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat.

Tahap 3: fase pengeluaran plasenta
5-15 menit sesudah bayi lahir, rahim akan berkontraksi (terasa sakit). Rasa sakit ini biasanya pertanda lepasnya plasenta dari perlekatannya di rahim. Perlepasan ini biasanya disertai perdarahan baru. Setelah itu, plasenta akan keluar (dilahirkan) lewat jalan lahir, baik secara otomatis maupun dengan derma dokter/bidan. Setelah itu plasenta akan diperiksa guna memastikan sudah lahir lengkap (jika masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam rahim, sanggup terjadi perdarahan).

Tahap 4: observasi sesudah persalinan
Setelah persalinan selesai dan plasenta sudah dilahirkan, ibu biasanya masih beristirahat di ruang persalinan hingga 1 jam sesudah melahirkan. Gunanya biar dokter/bidan sanggup mengawasi kondisi ibu biar tidak timbul komplikasi mirip perdarahan pasca persalinan.

Mengatasi Nyeri Persalinan[Kembali ke hidangan shortcut]
Selain mengatasi rasa nyeri yang terasa di seluruh perut bawah, seringkali ibu juga mencicipi sakit punggung. Yang terakhir ini timbul alasannya kepala bayi yang menekan tulang belakang seiring perjalananya kelur dari rahim sepanjang jalan lahir.
Setip proses bersalin sulit di lepaskan dari rasa nyeri yang selalu menyertainya. Mengapa muncul rasa nyeri ini? Ternyata, nyeri bersalin berasal dari gerakan (kontraksi) rahim yang berusaha mengeluarkan bayi keluar. Jadi, rasa nyeri ini memang harus ada biar bayi sanggup keluar dengan lancar dan selamat.

Kenapa timbul nyeri bersalin?[Kembali ke hidangan shortcut]
  • Gerakan kontraksi rahim mengakibatkan otot-otot dinding rahim mengerut, menjepit pembuluh darah.
  • ghnk (jalan lahir) dan jaringan lunak di sekitarnya meregang, sehingga terasa nyeri.
  • Keadaan mental si ibu (ketakutan, cemas, khawatir atau tegang), serta hormon prostaglandin yang meningkat sebagai respon terhadap stress.
Untuk mengatasi rasa nyeri ketika persalinan ini, coba terapkan tips berikut:
  • Selama kontraksi, coba ambil posisi mirip merangkak di atas matras. Posisi ini mengurangi tekanan kepala bayi terhadap tulang punggung anda. Dalam posisi merangkak ini. Luruskan tanggan dan punggung. Saat kontraksi selaesai, taruhlah banyak bantal-bantal untuk menyanga kepala anda. Dan ketika kontraksi mulai lagi, singkirkan bantal-bantal tersebut biar anda sanggup kembali dalam posisi merangkak lagi.
  • Mintalah pasangan anda memijat punggung bawah, atau menggompres punggung anda dengan air hangat di antara saat-saat kontraksi. Gunakanlah talk atau vaselin sebagai pelicin ketika memijat.
  • Bergeraklah terus diantara tiap kontraksi. Ini akan membantu anda untuk mengatasi rasa nyeri ketika persalinan. Saat kontraksi, pilihlah posisi yang paling nyaman.
  • Pertahankan posisi punggung yang tagak, baik ketika berdiri, duduk, maupun posisi lainnya. Gunanya biar kepala bayi tetap berada di leher rahim dengan baik, sehingga kontraksi yang terjadi semakin berpengaruh dan efektif.
  • Berkonsentrasilah pada pernafasan anda, untuk menenangkan dan mengurangi rasa sakit.
  • Bernyanyilah atau bersuaralah ketika nyeri timbul untuk melepaskan rasa sakit anda. Namun, tidak perlu terlalu keras biar tidak membuang energi yang sangat anda perlukan ketika pengeluaran nantinya.
  • Berkonsentrasilah pada tiap kontraksi. Jangan memikirkan rasa sakit atau ketakutan untuk kontraksi yang berikutnya. Cobalah untuk melihat kontraksi sebagai gelombang yang harus diikuti untuk mencapai ketika penggeluaran sang bayi.
  • Buang air kecil sesering mungkin biar kandungan kencing tidak menghalangi ketika kontraksi.
  • Jika perlu, anda sanggup minta dibius secara epidural untuk mengurangi nyeri. Epidural ialah pembiusan untuk mengurangi rasa sakit dengan menciptakan baal sementara saraf-saraf di tubuh penggalan bawah. Epidural harus diberikan secukupnya saja, sehingga pada tahap 2 persalinan (yaitu tahap pengeluaran bayi), pembiusan ini sudah menghilang. Apabila pembiusan ini tidak menghilang pada tahap 2 tersebut, maka proses pengeluaran bayi sanggup menjadi lebih usang dan mungkin harus dilakukan episotomi (pengguntingan v@gin@ biar jalan keluar bayi lebih luas) atau harus di pergunakan alat Bantu forseps untuk melahirkan bayi.

Saat diharapkan operasi sesar, vakum, atau forsep
Kadang-kadang, persalinan menemui kendala yang tak terelakkan. Sebagai contoh, ketika pangul ibu terlalu kecil untuk dilewati bayi, atau bayi terlalu besar, dsb. Saat itu, diharapkan derma supaya persalinan sanggup berlanjut dan bayi sanggup lahir dengan selamat. Yang paling sering dipakai ialah persalinan dengan vakum, forsep, atau sesar.

Forsep[Kembali ke hidangan shortcut]
Forsep berupa alat logam ibarat sendok. Bedanya dengan vakum, ekstrasi forsep sanggup dilakukan tanpa tergantung tenaga ibu, jadi sanggup dilakukan meski ibu tidak mengedan (misalnya ketika terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung). Persalinan dengan forsep relative lebih beresiko dan sulit di lakukan, namun kadang terpaksa dilakukan juga apalagi kalau kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.

Sesar[Kembali ke hidangan shortcut]
Operasi ialah persalinan dimana janin di lahirkan malalui suatu sayatan pada dinding perut dan rahim. Dewasa ini, banyak orang menentukan melahirkan lewat sesar alasannya menerka lebih gampang dan tidak nyeri. Sebenarnya tidak demikian, alasannya selain seringkali timbul nyeri mahir sesudah oprasi selesai, operasi sesar juga tidak selalu gampang dikerjakan dan bebas resiko. Komplikasi yang sanggup timbul di antaranya perlengkapan organ-organ dalam ronga pangul sesudah operasi, atau gangguan susunan saraf janin akhir pengunaan obat-obat anestasi (bius). Karena itu, sebaiknya sesar dilakukan manakala benar-benar dibutuhkan, contohnya janin benar-benar tidak sanggup lahir lewat jalan lahir biasa (misalnya pangul sempit, janin terlalu besar, plasenta letak rendah dll), atau ada keadaan gawat darurat yang butuh persalinan segera.


Vakum[Kembali ke hidangan shortcut]
Vakum ialah semacam alat pengisap (negative-pressure vacuum extractor) yang dipakai untuk membantu keluarnya bayi. Persalinan dengan mengunakan vakum biasanya disebut exstrasi vakum. Vakum membantu memberi tenaga embel-embel untuk mengeluarkan bayi, dan biasanya dipakai ketika persalinan sudah berlangsung terlalu usang dan ibu sudah terlalu capek dan tidak berpengaruh meneran lagi. Caranya, alat vakum yang berbentuk mirip pengisap dengan mangkok karet ditempelkan di kepala bayi yang sudah tampak di jalan lahir. Setelah kepala sudah melekat pada mangkuk vakum, dilakukan tarikan bersamaan dengan ketika his / gerakan mengejang. Dengan demikian perlahan-lahan bayi sanggup dilahirkan. Setelah pengunaan vakum, biasanya kepala bayi tampak agak benjol,hal ini masuk akal saja akhir isapan vakum, dan akan hilang sendiri nantinya. Karena vakum dilakukan dengan derma tenaga mengedan ibu, metode ini biasanya tidak dilakukan ketika ibu tidak diperkenankan mengedan akhir kondisi medis tertentu (misalnya menderita keracunan kehamilan atau asma berat).


Gangguan Dalam Proses Persalinan[Kembali ke hidangan shortcut]
Meskipun umumnya berjalan normal, adakala ada juga persalinan yang menemui hambatan/gangguan. Gangguan dalam proses persalinan yang sering dijumpai ialah distosia, gangguan penggeluaran plasenta,dan luka di jalan lahir.

Distosia (persalinan yang sulit)[Kembali ke hidangan shortcut]
Distosia atau persalinan yang sulit dan tidak sanggup berlanjut sanggup diakibatkan tidak memadainya tenaga his ibu, kelainan letak janin (misalnya sungsang), janin terlalu besar, atau kelainan jalan lahir ibu (misalnya panggul terlalu sempit). Biasanya dokter akan berusaha menolong dengan vakum, cunam, atau sesar.

Gangguan pengeluaran plasenta[Kembali ke hidangan shortcut]
Jika distosia terjadi pada persalinan 1 dan 2, maka gangguan pengeluaran plasenta gres terjadi tahap 3. Meskipun timbul ketika bayi sudah lahir, gangguan ini tidak sanggup dianggap sepele. Gangguan pada pengeluaran plasenta (misalnya plasenta tidak keluar sempurna, atau perdarahan sesudah plasenta keluar kelewat banyak) sanggup menimbulkan perdarahan pasca persalinan (P3) yang di kenal sebagai salah satu penyebab janjkematian ibu yang paling sering. Karena itu, para dokter dan bidan selalu mengawasi ibu yang gres melahirkan dengan cermat, biar gangguan ini tidak terjadi. Penyebab gangguan pengeluaran plasenta diantaranya kontrasi rahim yang tidak cukup baik, plasenta hanya terlepas sebagian atau tertinggal sebagian dalam rongga rahim, atau akhir kelainan pembekuaan darah ibu.

Luka di jalan lahir[Kembali ke hidangan shortcut]
Luka di jalan lahir sanggup timbul ketika proses bersalin. Misalnya v@gin@ (jalan lahir) mengalami robekan, memar atau bengkak; hematoma obstetric (gumpalan darah akhir cederanya pembuluh darah akhir gerakan kepala janin ketika bersalin, bacokan pembuluh darah selama anistesi local, dll); robekan leher rahim, dll. Jika tidak diketahui dan dibiarkan saja, luka ini juga sanggup mengakibatkan perdarahan. Sekali lagi, dokter dan bidan selalu mengecek tidaknya luka dalam tahap 3 atau 4, supaya sanggup di tangani (dijahit dsb).

Meskipun sepertinya berbahaya, sebetulnya gangguan-gangguan ini tidak selalu dijumpai. Sepanjang ibu ulet periksa hamil, menyantap masakan cukup bergizi, cukup beristirahat, tidak merokok / atau minum minuman keras / mengunakan narkoba, pasti persalinan berjalan normal dan ibu segera menimang sang buah hati dalam kondisi sehat dan bahagia.
Sumber : dari banyak sekali sumber
Sumber http://retnet-nganjuk.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tips Mengenali Gejala Persalinan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel