Teori Untuk Tesis : Mobilitas Sosial
sebenarnya ada waktu 15 hari yang tersedia yang bisa saya gunakan menyusun proposal tesis. tapi, sebab sesuatu lain hal, yang tidak bisa saya jelaskan kenapa-kenapa nya, penyusunan proposal tesis gres bisa saya selesaikan dengan tuntas hanya dalam waktu tidak lebih dari tiga jam dari jam dua dinihari hingga jam 5 subuh. Salah satu yang menciptakan kepala saya pusing dalam penyusunan proposal tesis ini ialah mencari dan mengolah teori mobilitas sosial. Hampir satu jam lebih hanya untuk mengubek-ubek laman mbah google mencari teori tersebut, tapi balasannya alhamdulillah sanggup juga teori mobilitas sosial dan bisa saya jadikan sebagai salah satu landasan teori dalam proposal saya.
setelah proses atm (amati, tiru dan modifikasi) atau editing… terpikir untuk memposting-nya dalam blog… nah, jadilah ibarat yang saya sajikan dibawah ini ; teori mobilitas social untuk penyusunan proposal tesis :
Mobilitas social ialah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan tugas anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti gampang dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial ialah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Perubahan dalam mobilitas ditandai oleh perubahan struktur sosial yang mencakup hubungan antarindividu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Mobilitas sosial terkait bersahabat dengan stratifikasi sosial sebab mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang lain.
Menurut para mahir mobiltas ialah perpindahan individu dari satu status sosial ke status sosial lainnya. perpindahan tersebut bisa naik bisa juga turun dan bisa juga tetap. para mahir sosiologi mengidentifikasikan bahwa naik turunya kedudukan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor ibarat pendidikan, kelas sosial dari orang tua, ras, pekerjaan, usia, dan jender (Bruce J. Cohen). Sedangkan berdasarkan Paul B. Horton, mobilitas sosial ialah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial ialah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Sedangkan Soerjono Soekanto, mobilitas sosial ialah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertikal sanggup dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
Mobilitas Vertikal ialah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama : mobilitas vertikal keatas dan mobilitas vertikal ke bawah. Sosial climbing ialah mobilitas yang terjadi sebab adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing mempunyai dua bentuk, yaitu : pertama, naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Kedua, terbentuknya suatu kelompok gres yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Adapun penyebab sosial climbing ialah sebagai berikut : (a) Melakukan peningkatan prestasi kerja (b) Menggantikan kedudukan yang kosong tanggapan adanya proses peralihan generasi.
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang sebab ada perubahan pada hak dan kewajibannya. Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk : pertama, turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Kedua, tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Penyebab sosial sinking ialah sebagai berikut.: (a) berhalangan tetap atau sementara. (b) memasuki masa pensiun. (c) berbuat kesalahan fatal yang mengakibatkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
Mobilitas Horizontal ialah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Ciri utama mobilitas horizontal ialah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk : pertama, mobilitas sosial antar wilayah/ geografis.
Gerak sosial ini ialah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain ibarat transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Kedua, mobilitas antargenerasi. Secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial.
a. Faktor Struktural, yaitu jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta fasilitas untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural ialah sebagai berikut :
b. Faktor individu yaitu ialah seseorang, baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu mencakup :
c. Faktor status sosial. setiap insan dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, sebab ketika ia dilahirkan tidak ada satu insan pun yang mempunyai statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia sanggup mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
d. Faktor keadaan ekonomi. Faktor ini sanggup menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, contohnya kawasan tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
e. Faktor situasi politik. Faktor ini sanggup mengakibatkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa menjadikan terjadinya mobilitas insan ke kawasan yang lebih aman.
f. Faktor kependudukan biasanya mengakibatkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa menjadikan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang menciptakan sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
g. Keinginan Melihat Daerah Lain. Adanya cita-cita melihat kawasan lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
h. Perubahan kondisi social. Struktur kasta dan kelas sanggup berubah dengan sendirinya sebab adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi sanggup menimbilkan stratifikasi baru.
i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat mengambarkan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
j. Komunikasi yang bebas. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
k. Pembagian kerja. Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain sebab spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih berpengaruh berusaha supaya sanggup menempati status tersebut.
l. Kemudahan dalam susukan pendidikan. Jika pendidikan berkualitas gampang didapat, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh ketika menjadi akseptor didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, tanggapan dari kurangnya pengetahuan.
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik. Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat konkret maupun negatif antara lain sebagai berikut.
Pertama, dampak positif, yaitu :
Kedua, dampak negatif, yaitu :
setelah proses atm (amati, tiru dan modifikasi) atau editing… terpikir untuk memposting-nya dalam blog… nah, jadilah ibarat yang saya sajikan dibawah ini ; teori mobilitas social untuk penyusunan proposal tesis :
Mobilitas social ialah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan tugas anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti gampang dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial ialah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Perubahan dalam mobilitas ditandai oleh perubahan struktur sosial yang mencakup hubungan antarindividu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok. Mobilitas sosial terkait bersahabat dengan stratifikasi sosial sebab mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang lain.
Menurut para mahir mobiltas ialah perpindahan individu dari satu status sosial ke status sosial lainnya. perpindahan tersebut bisa naik bisa juga turun dan bisa juga tetap. para mahir sosiologi mengidentifikasikan bahwa naik turunya kedudukan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor ibarat pendidikan, kelas sosial dari orang tua, ras, pekerjaan, usia, dan jender (Bruce J. Cohen). Sedangkan berdasarkan Paul B. Horton, mobilitas sosial ialah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial ialah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Sedangkan Soerjono Soekanto, mobilitas sosial ialah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertikal sanggup dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
Mobilitas Vertikal ialah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama : mobilitas vertikal keatas dan mobilitas vertikal ke bawah. Sosial climbing ialah mobilitas yang terjadi sebab adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing mempunyai dua bentuk, yaitu : pertama, naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Kedua, terbentuknya suatu kelompok gres yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Adapun penyebab sosial climbing ialah sebagai berikut : (a) Melakukan peningkatan prestasi kerja (b) Menggantikan kedudukan yang kosong tanggapan adanya proses peralihan generasi.
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang sebab ada perubahan pada hak dan kewajibannya. Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk : pertama, turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Kedua, tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Penyebab sosial sinking ialah sebagai berikut.: (a) berhalangan tetap atau sementara. (b) memasuki masa pensiun. (c) berbuat kesalahan fatal yang mengakibatkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
Mobilitas Horizontal ialah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Ciri utama mobilitas horizontal ialah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk : pertama, mobilitas sosial antar wilayah/ geografis.
Gerak sosial ini ialah perpindahan individu atau kelompok dari satu kawasan ke kawasan lain ibarat transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Kedua, mobilitas antargenerasi. Secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial.
a. Faktor Struktural, yaitu jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta fasilitas untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural ialah sebagai berikut :
- Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
- Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat mempunyai tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan bekerjasama bersahabat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
- Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), pola nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
b. Faktor individu yaitu ialah seseorang, baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu mencakup :
- Perbedaan Kemampauan Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
- Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
- Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi adakala mengalami kegagalan.
c. Faktor status sosial. setiap insan dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, sebab ketika ia dilahirkan tidak ada satu insan pun yang mempunyai statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia sanggup mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
d. Faktor keadaan ekonomi. Faktor ini sanggup menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, contohnya kawasan tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
e. Faktor situasi politik. Faktor ini sanggup mengakibatkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa menjadikan terjadinya mobilitas insan ke kawasan yang lebih aman.
f. Faktor kependudukan biasanya mengakibatkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa menjadikan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang menciptakan sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
g. Keinginan Melihat Daerah Lain. Adanya cita-cita melihat kawasan lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
h. Perubahan kondisi social. Struktur kasta dan kelas sanggup berubah dengan sendirinya sebab adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi sanggup menimbilkan stratifikasi baru.
i. Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat mengambarkan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
j. Komunikasi yang bebas. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
k. Pembagian kerja. Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain sebab spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih berpengaruh berusaha supaya sanggup menempati status tersebut.
l. Kemudahan dalam susukan pendidikan. Jika pendidikan berkualitas gampang didapat, tentu mempermudah orang untuk melaksanakan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh ketika menjadi akseptor didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, tanggapan dari kurangnya pengetahuan.
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan Faktor ekonomi sanggup membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi Kelas Sistem kelas tertutup sanggup menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan banyak sekali syarat dan ketentuan.
- Perbedaan Ras dan Agama dalam sistem kelas tertutup sanggup memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
- Perbedaan jenis kelamin (Gender). Dalam masyarakat, laki-laki di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih kendaraan beroda empat daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
- Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat berpengaruh Sosialisasi yang sangat atau terlampau berpengaruh dalam suatu masyarakat sanggup menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan sopan santun yang berlaku.
- Perbedaan kepentingan. Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi mengakibatkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik. Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
- Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
- Timbulnya ketegangan dalam mempelajari tugas gres dari status jabatan yang meningkat.
- Keterangan hubungan antar anggota kelompok primer, yang semula sebab seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat konkret maupun negatif antara lain sebagai berikut.
Pertama, dampak positif, yaitu :
- Mendorong seseorang untuk lebih maju. Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi supaya memperoleh status yang lebih tinggi.
- Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi kalau didukung oleh sumber daya yang mempunyai kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
- Meningkatkan intergrasi social. mobilitas sosial dalam suatu masyarakat sanggup meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan beradaptasi dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang gres sehingga tercipta intergrasi sosial.
Kedua, dampak negatif, yaitu :
- Timbulnya Konflik. Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial sanggup dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : (a) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. (b) Konflik antar kelompok social. Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. (c) Konflik Antargenerasi. Konflik yang terjadi sebab adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai gres yang ingin mengadakan perubahan.
- Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang gres merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan supaya mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang gres dan bisa menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya gangguan psikologis mobilitas sosial sanggup pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain ; menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya. Mengalami putus asa atau putus asa dan aib bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak sanggup mencapainya.
0 Response to "Teori Untuk Tesis : Mobilitas Sosial"
Posting Komentar