√ Bentuk Bentuk Perilaku Antisosial
Versi bahan oleh Bondet Wrahatnala
Dalam masyarakat ada beberapa bentuk perilaku antisosial yang pada tingkatan tertentu sanggup menjadikan keresahan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Sikap Antisosial yang Muncul lantaran Deviasi Individual
Deviasi individual bersumber pada faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang, contohnya pembawaan, penyakit kecelakaan yang dialami oleh seseorang, atau lantaran dampak sosiokultural yang bersifat unik terhadap individu.
Adapun bentuk-bentuk perilaku antisosial tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Pembandel,
yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada nasihat-nasihat orang yang ada di sekelilingnya semoga mau merubah pendiriannya.
2) Pembangkang,
yaitu orang yang tidak mau tunduk kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungan tersebut.
3) Pelanggar,
yaitu orang yang melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku.
4) Penjahat,
yaitu orang yang mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat, berbuat sekehendak hati yang sanggup menjadikan kerugian-kerugian harta atau jiwa di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya, sehingga para anggota masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan selalu berkemas-kemas untuk menghadapinya.
b. Sikap Antisosial yang Muncul lantaran Deviasi Situasional
Deviasi situasional merupakan fungsi dampak kekuatankekuatan situasi di luar individu atau dalam situasi di mana individu merupakan bab yang integral di dalamnya. Situasi sosial yaitu keadaan yang bekerjasama dengan tingkah laku seseorang di mana tekanan, pembatasan, dan rangsangan-rangsangan yang tiba dari orang atau kelompok di luar diri orang itu relatif lebih dinamik daripada faktor-faktor internal yang menjadikan respon terhadap hal-hal tersebut. Deviasi situasional akan selalu kembali apabila situasinya berulang. Dalam hal itu deviasi sanggup menjadi kumulatif.
Bentuk perilaku antisosial yang muncul yaitu sebagai berikut.
1) Degradasi etika atau demoralisasi lantaran kata-kata keras dan radikal yang keluar dari verbal pekerja-pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan di tempat kerjanya.
2) Tingkah laku bernafsu pada golongan remaja.
3) Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami masa menopause.
4) Deviasi secual yang terjadi lantaran seseorang menunda perkawinan.
5) Homosecualitas yang terjadi pada narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
c. Sikap Antisosial yang Muncul lantaran Deviasi Biologis
Deviasi biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan memperlihatkan persepsi atau menjadikan respon-respon tertentu. Gangguan terjadi apabila individu tidak sanggup melaksanakan peranan sosial tertentu yang sangat perlu. Pembatasan lantaran gangguan-gangguan itu bersifat transkultural (menyeluruh di seluruh dunia).
Beberapa bentuk deferensiasi biologis yang sanggup menjadikan deviasi biologis yaitu sebagai berikut.
1) Ciri-ciri ras, ibarat tinggi badan, roman muka, bentuk badan, dan lain-lain.
2) Ciri-ciri biologis yang aneh, cacat lantaran luka, cacat lantaran kelahiran, anak kembar, dan lain sebagainya.
3) Ciri-ciri lantaran gangguan fisik, ibarat kehilangan anggota tubuh, gangguan sensorik, dan lain sebagainya.
4) Disfungsi tubuh yang tidak sanggup dikontrol lagi, ibarat epilepsi, tremor, dan sebagainya.
Adapun bentuk perilaku antisosial yang muncul yaitu egoisme, rasisme, rasialisme, dan stereotip.
1) Egoisme,
yaitu suatu bentuk perilaku di mana seseorang merasa dirinya yaitu yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang bisa menjadi pesaingnya.
2) Rasisme,
yaitu suatu perilaku yang didasarkan pada iktikad bahwa suatu ciri yang sanggup diamati dan dianggap diwarisi ibarat warna kulit merupakan suatu tanda wacana inferioritas yang membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciriciri tersebut.
3) Rasialisme,
yaitu suatu penerapan perilaku diskriminasi terhadap kelompok ras lain. Misalnya diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
4) Stereotip,
yaitu gambaran kaku mengenai suatu ras atau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran gambaran tersebut. Misalnya stereotip masyarakat Jawa yaitu lemah lembut dan lamban dalam melaksanakan sesuatu. Stereotip tersebut tidak selalu benar, lantaran tidak semua orang Jawa mempunyai sifat tersebut.
d. Sikap Antisosial yang Bersifat Sosiokultural
Beberapa bentuk perilaku antisosial yang bersifat sosiokultural, yaitu primordialisme, etnosentrisme, sekulerisme, hedonisme, fanatisme, dan diskriminasi.
1) Primordialisme,
yaitu suatu perilaku atau pandangan yang memperlihatkan perilaku berpegang teguh kepada hal-hal yang semenjak semula menempel pada diri individu ibarat suku bangsa, ras, agama ataupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluas dan berkembang.
Primordialisme ini muncul lantaran halhal berikut.
a) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial.
b) Adanya suatu perilaku untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, ibarat nilai-nilai keagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya.
2) Etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa,
yaitu suatu perilaku menilai kebudayaan masyarakat lain dengan memakai ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya.
3) Sekularisme,
yaitu suatu perilaku yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat nonagamis, ibarat teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seakanakan dikesampingkan. Mereka yang mempunyai perilaku ibarat ini cenderung lebih mempercayai kebenaran yang sifatnya duniawi.
4) Hedonisme,
yaitu suatu perilaku insan yang mendasarkan diri pada teladan kehidupan yang serba mewah, glamour, dan menempatkan kesenangan materiil di atas segalagalanya. Tindakan yang baik berdasarkan hedonisme yaitu tindakan yang menghasilkan kenikmatan. Orang yang mempunyai sifat ibarat ini biasanya kurang peduli dengan keadaan sekitarnya, lantaran yang diburu yaitu kesenangan pribadi.
5) Fanatisme,
yaitu suatu perilaku yang menyayangi atau menyukai suatu hal secara berlebihan. Mereka tidak mempedulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut. Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya lantaran sanggup berujung pada perpecahan atau konflik. Misalnya fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis idola tertentu atau lainnya.
6) Diskriminasi,
yaitu suatu perilaku yang merupakan perjuangan untuk membedakan secara sengaja terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingankepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dengan golongangolongan lain.
Pembedaan itu sanggup didasarkan pada suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat. Misalnya diskriminasi ras yang dulu pernah terjadi di Afrika Selatan yang dikenal dengan politik apartheid, di mana golongan orang-orang kulit putih menduduki lapisan sosial yang lebih tinggi daripada golongan orang-orang kulit hitam.
Sumber http://www.ssbelajar.net/
0 Response to "√ Bentuk Bentuk Perilaku Antisosial"
Posting Komentar