-->

iklan banner

Other Planet: Prolog


Pintu terbuka. Anak kecil keluar dari rumah dan mengambil koran yang tergelatak beberapa meter di depan pintu. Di halam depan koran tersebut tertulis sebuah judul besar "Misi Stasiun Luar Angkasa Mir Dimulai". Penasaran dengan informasi tersebut, koran yang terlipat itu dibentangkan dan terlihat isi informasi headline tersebut.

MISI STASIUN LUAR ANGKASA MIR DIMULAI

Minggu lalu, Modul inti stasiun luar angkasa Mir berhasil mengorbit Bumi. Ini mengambarkan dimulainya misi stasiun luar angkasa tersebut. Peluncuran aktivitas ini didorong oleh kesuksesan Uni Soviet dalam aktivitas Salyut. Modul inti ini diluncurkan tanggal 19 Februari 1986 kemudian di Baikonur Cosmodrome dengan memakai roket Proton-K. Roket tersebut meluncur ke angkasa tanpa ada masalah. Nantinya, Mir akan menjadi laboratorium luar angkasa yang mendukung eksperimen dalam biologi dalam mikrogravitasi, fisika, astronomi dan meteorologi. Soviet akan merencakan pelunucuran modul yang berisi peralatan sains yang bekerjasama dengan eksperimen sinar UV dan sinar-X tahun depan. Pelunucran astronot ke Mir juga telah direncanakan.....

Baca Juga

"Henry, sarapan sudah siap," bunyi memanggil dari dalam rumah.

"Ya, Ibu. Aku akan segera masuk," sahut Henry.

Henry melipat koran itu dan membawanya masuk kedalam rumah. Ia segera duduk di kursi. Di depan matanya sudah tersedia sapi panggang dan telur mata sapi. Ibu Henry menuangkan teh di gelas kemudian memberikannya kepada Henry. Henry sibuk membaca informasi headline tersebut. Henry sangat bahagia dengan informasi tersebut alasannya ia sangat menyukai astronomi. Pemicu dari kesukaannya ini ialah teleskop yang dibelikan oleh ayahnya ketika kembali dari Amerika. Ayah Henry bekerja sebagai astronom dan ketika ini sedang bekerja dengan NASA. Ayahnya selalu kembali ke Inggris untuk bertemu istri dan anak-anaknya pada ketika liburan animo panas.

"Kau terlihat sangat gembira. Ada apa? Apa alasannya ayahmu akan kembali bulan depan?" tanya sang ibu dengan rasa heran.

"Betul! Tapi ada alasan lain," kata Henry. "Kata informasi di koran, misi stasiun luar angkasa sudah dimulai!"

"Oh, yang punya Uni Soviet itu," kata ibu Henry.

"Keren kan? Ibu, suatu ketika saya ingin jadi astronot. Aku ingin pergi ke stasiun luar angkasa itu. Aku akan pergi ke Bulan menyerupai Neil Armstrong!"

"Impianmu besar juga. Ibu harap impianmu itu tercapai suatu ketika nanti," kata ibu Henry sambil mengelus rambut anaknya. "Habiskan sarapanmu, nanti akan dingin."

Henry menuruti kata ibunya dan segera memakan sarapannya. Sapi panggang itu terasa sangat enak. Ibunya memang sangat handal dalam hal memasak. Ini menciptakan Henry lebih menentukan makan kuliner rumah daripada kuliner restoran. Baginya rasa kuliner ibunya ialah yang terbaik di dunia ini. Seperti kata ibunya, kuliner jangan dibiarkan cuek alasannya rasanya akan agak hambar. Dingin dan hambar. Seperti melepaskan baju luar angkasa di luar angkasa.
-----------------------------------------------------

Ting, ting. Suara bel berbunyi, tanda waktu sekolah telah usai. Guru pun telah keluar dari kelas. Dengan cepat, siswa-siswa sekolah dasar keluar dari gerbang sekolah. Henry merupakan salah satu siswa yang masih belum keluar dari kelas. Ia hanya membaca informasi demi informasi di koran tersebut. Ia akan bahagia kalau ia menemukan informasi perihal luar angkasa. Setelah mencapai halaman terakhir, Henry gres sadar semua temannya sudah tidak ada di kelas. Ia pun berlari keluar kelas.

Saat melewati gerbang sekolah, Henry melipat kembali koran pagi yang ia bawa. Ia membayangkan dirinya terbang dengan roket menuju luar angkasa. Melayang-layang di luar angkasa tanpa ada efek gravitasi. Berjalan di Bulan dan melompat-lompat di sana. Tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkannya dari belakang. Spontan, Henry melihat kebelakang. Ternyata ada temannya yang berjulukan Rake tersenyum lebar. Rake memang anak yang terbilang agak nakal. Rake juga sangat gampang bergaul dan akhir-akhir ini sangat bersahabat dengan Henry.

"Dari tadi bengong. Khayalanmu sudah terlalu jauh tuh!" kata Rake.

"Selalu begitu. Ngagetin orang mulu," kata Henry dengan kesal.

"Ya begitulah kebiasaan---susah hilang. Tadi ketika menghayal, kok mukanya bangga begitu? Ada apa nih?"

"Itu loh, saya lihat informasi di koran yang katanya misi stasiun luar angkasa Mir sudah dimulai," 

"Stasiun luar angkasa? Apa itu?" tanya Rake.

"Stasiun luar angkasa itu semacam laboratorium di luar angkasa. Astronot akan pergi ke sana untuk penelitian," terang Henry.

"Kita sudah punya laboratorium di luar angkasa? Wow!" kata Rake "Aku jadi mengerti informasi yang saya baca dua hari lalu."

"Berita apa?" tanya Henry.

"Katanya bulan depan beberapa orang akan dikirim ke stasiun luar angkasa."

Henry belum pernah tahu ada informasi semacam itu di koran dua hari lalu. Mungkin informasi itu ada di koran selain koran langganan Henry. "Beneran? Kalau begitu saya bakal ketinggalan. Cita-citaku kan ingin pergi kesana.

"Hahahaha, benar tuh. Tapi, kalau impian jangan ditaruh terlalu tinggi," kata Rake.

Kata itu segera membekas di hati Henry. Setelah dipikir kembali, memang impian Henry untuk pergi ke Mir atau pergi ke Bulan agak sedikit berlebihan. Henry jadi ingat kata-kata ayahnya ketika animo panas tahun lalu, "Impian jangan digantung terlalu tinggi. Gantungkanlah cita-citamu di ketinggian yang paling mungkin kamu sanggup capai." Kata bijak lainnya yang diucapkan ayahnya juga teringat di benaknya, "Bayangkan dirimu sukses dan mencapai impianmu. Membayangkan hal tersebut sanggup meningkatkan semangat kita yang berujung dengan terkabulnya impianmu. Namun jangan terlalu tinggi berharap alasannya sangat sakit kalau kita jatuh." Kata-kata tersebut bergema dalam dirinya dan tak mau hilang.

Henry pun membalas perkataan Rake, "Setidaknya semangatku besar demi mencapai cita-cita."

Mereka berdua berpisah di perempatan jalan. 


6 hari kemudian. Cahaya malam telah menyelimuti langit. Bulan bersinar di tengah kegelapan malam dan Henry sedang menyembunyikan kaki sampai hidungnya di balik selimut. Matanya terus mengawasi anak wanita yang berwajah pucat di balik jendela. Mata anak wanita itu balik mengawasi tanpa berkedip sekalipun. Sesekali terdengar bunyi ketukan di atap. Henry tidak takut dengan semua itu alasannya insiden menyerupai ini sudah ia alami setiap malam di hari Rabu.

Anak wanita itu mengeluarkan bunyi bisikan yang tak jelas. Bisikan tersebut terdengar menyerupai lagu tidur bagi Henry. Ia pun tertidur beberapa menit kemudian, kesadarannya meninggalkan dunia yang ia ketahui.


Matahari mulai terbit. Sebuah koran tergeletak di depan rumah. Terlihat sebuah informasi di koran tersebut.

ANOMALI LUAR ANGKASA TERDETEKSI?

Baru-baru ini, salah satu satelit milik NASA mendeteksi adanya contoh asing pada data dari sebuah bintang. Gambar bintang itu pun segera dipotret oleh satelit tersebut. Gambar tersebut menunjukkan bab luar angkasa yang terdistorsi. Kebanyakan himpunan astronom amatir di Amerika Serikat menjelaskan bahwa itu ialah sebuah anomali ruang-waktu di luar angkasa. Ada juga yang menyampaikan bahwa itu ialah lubang hitam atau lubang cacing. Sejauh ini, NASA menyampaikan bahwa distorsi tersebut ialah error pada satelit.



Tambahan:
Ini ialah sebuah dongeng yang muncul di pikiran admin semenjak beberapa tahun. Namun admin belum pernah menulisnya dalam kertas atau komputer. Jadi, ini pertama kalinya admin menulis dongeng ini dan ingin para pembaca blog menikmatinya.

Maaf kalau ada kesalahan dan ada kata yang kurang berkenan. Admin sendiri masih amatir dalam menulis cerita. 

Akan ada beberapa episode dalam seri dongeng pendek ini. Makara tetap setia membaca blog ini untuk membaca episode berikutnya dari 'Other Planet'

Sumber http://astro-event.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Other Planet: Prolog"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel